MNC Sekuritas Kembali Buka Galeri Investasi di Bali
A
A
A
BADUNG - Pulau Dewata yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, juga menyimpan potensi pengembangan investasi di bidang pasar modal. Menyasar pada mahasiswa dan dosen di wilayah Badung, Bali, PT MNC Sekuritas meresmikan Galeri Investasi di STIE Triatma Mulya, Jumat (2/11/ 2018).
Direktur Utama MNC Sekuritas meyakini potensi yang dapat dikembangkan dari Bali bukan hanya bidang pariwisata, tetapi juga bidang pasar modal. Pasalnya investasi saham dapat tetap berjalan dengan kondisi apa pun secara real time. Dengan demikian, masyarakat Bali dapat memperoleh pemasukan dari sumber pendapatan lain yaitu investasi saham, selain dari sektor pariwisata, jelas Susy.
“Kejelian melihat peluang pengembangan pasar modal di Bali kami wujudkan melalui Galeri Investasi di STIE Triatma Mulya, sehingga dosen dan mahasiswanya dapat belajar mengenai investasi saham,” kata Susy.
Sebelumnya, MNC Sekuritas telah memiliki kantor cabang di kota Denpasar dan Galeri Investasi di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Singaraja. Kehadiran Galeri Investasi STIE Triatma Mulya melengkapi point of sales MNC Sekuritas sehingga menjadi 118 poin, termasuk di dalamnya 81 poin Galeri Investasi di berbagai wilayah Indonesia.
Peresmian Galeri Investasi BEI STIE Triatma Mulya ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ketua STIE Triatma Mulya I Ketut Putra Suarthana, Kepala Divisi Pengembangan Wilayah Bursa Efek Indonesia Kadhafi Mukrom, dan Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina. Seremoni tersebut disaksikan oleh Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan II dan Perizinan Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali & Nusa Tenggara Rochman Pamungkas dan Ketua Yayasan Triatma Surya Jaya Jimmy Harry Putu Suarthana.
Susy yakin warga Bali sudah mulai terbuka dengan investasi, apalagi bulan Oktober lalu ada pertemuan IMF – Bank Dunia di Bali. Bursa Efek Indonesia bahkan meresmikan Kantor Perwakilan yang baru di Denpasar, Bali pada bulan April 2018. “Saya berharap ke depannya Bali dapat menghadirkan investor-investor baru. Tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan lokal Bali melantai di Bursa,” jelasnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar, investasi saham di Bali bertumbuh secara positif hingga 31 Juli 2017. Jumlah sub-rekening efek (SRE) meningkat 13 persen menjadi 11.524 rekening, dari sebelumnya 10.158 rekening. Sementara itu, jumlah investor (SID) meningkat 15,7 persen dari 8.499 menjadi 9.837 investor.
Dari jumlah investor tersebut tertinggi dari pegawai swasta mencapai 3.497 orang, pelajar 1.726 orang, pengusaha 1.279 orang, pegawai negeri 466 orang, pensiunan 145 orang, guru 61 orang, TNI/Polri 21 orang dan berdasarkan pekerjaan lainnya 627 orang.
“Pelajar menempati urutan kedua investor Bali dengan peringkat teratas diduduki oleh pegawai swasta. Itulah sebabnya langkah kami masuk ke Perguruan Tinggi diharapkan memberikan pengetahuan dasar pasar modal, sehingga meningkatkan jumlah investor yang ada di kalangan mahasiswa, serta pegawai swasta nantinya setelah mereka lulus kuliah,” tutup Susy.
BEI Bali juga mencatat sepanjang 2017 pertumbuhan jumlah investor aktif baru didominasi oleh masyarakat dengan usia antara 41-100 tahun mencapai 4.042 orang. Minat generasi muda untuk berinvestasi juga makin tinggi dengan usia 18-25 tahun yang mencapai 2.327 orang, usia 26-30 tahun mencapai 1.278 orang dan usia 31-40 tahun mencapai 2.166 orang.
Direktur Utama MNC Sekuritas meyakini potensi yang dapat dikembangkan dari Bali bukan hanya bidang pariwisata, tetapi juga bidang pasar modal. Pasalnya investasi saham dapat tetap berjalan dengan kondisi apa pun secara real time. Dengan demikian, masyarakat Bali dapat memperoleh pemasukan dari sumber pendapatan lain yaitu investasi saham, selain dari sektor pariwisata, jelas Susy.
“Kejelian melihat peluang pengembangan pasar modal di Bali kami wujudkan melalui Galeri Investasi di STIE Triatma Mulya, sehingga dosen dan mahasiswanya dapat belajar mengenai investasi saham,” kata Susy.
Sebelumnya, MNC Sekuritas telah memiliki kantor cabang di kota Denpasar dan Galeri Investasi di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Singaraja. Kehadiran Galeri Investasi STIE Triatma Mulya melengkapi point of sales MNC Sekuritas sehingga menjadi 118 poin, termasuk di dalamnya 81 poin Galeri Investasi di berbagai wilayah Indonesia.
Peresmian Galeri Investasi BEI STIE Triatma Mulya ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ketua STIE Triatma Mulya I Ketut Putra Suarthana, Kepala Divisi Pengembangan Wilayah Bursa Efek Indonesia Kadhafi Mukrom, dan Direktur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina. Seremoni tersebut disaksikan oleh Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan II dan Perizinan Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali & Nusa Tenggara Rochman Pamungkas dan Ketua Yayasan Triatma Surya Jaya Jimmy Harry Putu Suarthana.
Susy yakin warga Bali sudah mulai terbuka dengan investasi, apalagi bulan Oktober lalu ada pertemuan IMF – Bank Dunia di Bali. Bursa Efek Indonesia bahkan meresmikan Kantor Perwakilan yang baru di Denpasar, Bali pada bulan April 2018. “Saya berharap ke depannya Bali dapat menghadirkan investor-investor baru. Tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan lokal Bali melantai di Bursa,” jelasnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar, investasi saham di Bali bertumbuh secara positif hingga 31 Juli 2017. Jumlah sub-rekening efek (SRE) meningkat 13 persen menjadi 11.524 rekening, dari sebelumnya 10.158 rekening. Sementara itu, jumlah investor (SID) meningkat 15,7 persen dari 8.499 menjadi 9.837 investor.
Dari jumlah investor tersebut tertinggi dari pegawai swasta mencapai 3.497 orang, pelajar 1.726 orang, pengusaha 1.279 orang, pegawai negeri 466 orang, pensiunan 145 orang, guru 61 orang, TNI/Polri 21 orang dan berdasarkan pekerjaan lainnya 627 orang.
“Pelajar menempati urutan kedua investor Bali dengan peringkat teratas diduduki oleh pegawai swasta. Itulah sebabnya langkah kami masuk ke Perguruan Tinggi diharapkan memberikan pengetahuan dasar pasar modal, sehingga meningkatkan jumlah investor yang ada di kalangan mahasiswa, serta pegawai swasta nantinya setelah mereka lulus kuliah,” tutup Susy.
BEI Bali juga mencatat sepanjang 2017 pertumbuhan jumlah investor aktif baru didominasi oleh masyarakat dengan usia antara 41-100 tahun mencapai 4.042 orang. Minat generasi muda untuk berinvestasi juga makin tinggi dengan usia 18-25 tahun yang mencapai 2.327 orang, usia 26-30 tahun mencapai 1.278 orang dan usia 31-40 tahun mencapai 2.166 orang.
(akr)