Sinergi, Kolaborasi dan Inovasi Perkuat Posisi Pertamina
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengimbangi pertumbuhan sektor energi yang pesat. Tak hanya di sektor energi fosil saja, tapi kolaborasi tersebut mencakup energi non fosil dan pelayanan pelanggan.
"Langkah melakukan kolaborasi dan sinergi ini penting untuk memperkuat posisi Pertamina kedepan. Sebab, tantangan industri energi akan semakin besar," ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan di Jakarta Selasa (6/11/2018).
Menurut Mamit, untuk bisa menjadi perusahaan kelas dunia, Pertamina juga harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang inovatif. "Pertamina harus siapkan SDM inovatif yang kreatif dan berani berpikir out of the box sehingga mampu menghadapi tantangan yang mucul di masa depan," paparnya.
Inovasi, lanjut dia, merupakan salah satu kunci agar sebuah perusahaan bisa berkembang menjadi perusahaan yang besar. "Inovasi, sinergi dan kolaborasi dengan pihak lain harus memberikan manfaat yang maksimal bagi Pertamina," paparnya. Pertamina sendiri, sejak beberapa tahun terakhir mulai melakukan transformasi. Tak hanya sekadar perusahaan migas, tapi menjadi perusahaan energi.
Di sektor automotif misalnya, Pertamina melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka menyongsong era kendaraan ramah lingkungan yakni kendaraan listrik. Diantaraya dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Kami mendukung pengembangan batre listrik oleh UNS dan sudah di ujicobakan di motor listrik milik ITS," tegas Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito.
Dari hasil uji coba, motor bisa menempuh jarak 80 kilometer sekali isi. Dengan pengisian ekuivalen Rp5.000 sesuai dengan tarif listrik saat ini, bisa menempuh 80 kilometer. "Itu luar biasa hemat," tegasnya.
Kedepan, lanjut Adiatma, Pertamina akan semakin serius dalam pengembangan bisnis energi non fosil. Saat ini, Pertamina sudah memiliki road map yang berisi rencana-rencana ke pengembangan bisnis energi di masa depan. Termasuk menyediakan charger yang bisa digunakan untuk mengisi batre di rumah atau kantor, seperti charger handphone.
Adiatma mengungkapkan, kolaborasi Pertamina dengan produsen mobil BMW untuk pengembangan Green Energy Station (GES) merupakan langkah awal dalam melakukan persiapan menyongsong era energi non fosil. "Di tahun 2040 yang akan datang, energi fosil sudah tidak digunakan lagi," tegasnya.
Teknologi GES terdiri 3 konsep utama yakni Konsep Green yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area SPBU, kedua Konsep Future yang memiliki EV Charging Station, dan yang ketiga Konsep Digital dimana pembayaran di SPBU cashless dengan MyPertamina serta dilengkapi dengan self-service.
Selain itu, kata dia, Pertamina juga bersiap menyongsong era revolusi industri keempat atau yang dikenal dengan industri 4.0. Salah satu langkah yang sudah dilakukan yakni menghadirkan digitalisasi layanan. Untuk saat ini, digitalisasi yang dilakukan Pertamina sudah dilakukan di SPBU dengan menggandeng PT Telkom.
Proses digitalisasi yang meliputi penyediaan infrastruktur digital SPBU, Data Center dan Connectivity di 5.518 SPBU atau 75.000 nozzle di seluruh Indonesia, hingga pemeliharaan (maintenance). Melalui Digitalisasi SPBU, Pertamina dan Telkom juga sepakat mengembangkan platform penyaluran BBM untuk memantau stok BBM di tangki penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM.
Sebelumnya, Pertamina juga bekerjasama Telkomsel menghadirkan layanan transaksi digital TCASH di SPBU. Melalui kolaborasi digitalisasi ini, bisa mempercepat transaksi di SPBU dan berdampak pada berkurangnya antrean kendaraan.
Layanan TCASH dikembangkan upaya mempercepat pengembangan konsep Smart Payment sekaligus merupakan wujud dukungan dalam membangun Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan pemerintah. Pertamina juga berkolaborasi dengan PT Visa Worldwide Indonesia (Visa) dalam sistem pembayaran menggunakan kartu Visa di SPBU Pertamina di seluruh Indonesia.
Digitalisasi tidak hanya dilakukan di SPBU tapi juga sektor bisnis lainnya. Di sektor pelumas, melalui anak usahanya PT Pertamia Lubricants, Pertamina meluncurkan POWER (Pertamina Owner danMechanic Reward), sebuah aplikasi berbasis android yang dapat digunakan oleh pemilik oulet dan mekanik sebagai medium untuk mendapatkan seluruh informasi program promo yang di tawarkan Pertamina Lubricants.
Direktur Sales & Marketing PT Pertamina Lubricants, Andria Nusa, menjelaskan PT Pertamina Lubricants terus melakukan akselerasi bisnis melalui transformasi digital sebagai upaya untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan perkembangan teknologi.
Saat ini, outlet, baik pemilik maupun mekanik dituntut untuk menjadi tech atau digital savvy dalam membangun bisnis agar semakin maju. "POWER adalah salah satu bentuk digitalisasi proses bisnis untuk memperkuat engagement dengan bengkel secara real time," ungkap Andria.
Dengan aplikasi POWER, proses komunikasi antara Pertamina Lubricants dan para mekanik dan pemilik bengkel menjadi lebih cepat dan tepat. POWER mempermudah perusahaan untuk mengetahui Outlet Profile dan mendapatkan laporan serta history penjualan secara rinci.
Selain itu, pemilik bengkel dan mekanik juga dapat mengetahui seluruh program-program partnership promo internal yang menguntungkan outlet, contohnya program cutting label botol pelumas yang biasa dilakukan secara manual procedure kini menggunakan system digital poin collecting melalui scan QR code botol pelumas.
Nantinya setelah poin tercukupi, para mekanik berkesempatan untuk mendapatkan reward berupa hadiah menarik seperti sepeda motor, perlengkapan elektronik, voucher belanja dan masih banyak lagi.
"Dengan adanya POWER, diharapkan mekanik dan pemilik bengkel dapat lebih mudah mendapatkan benefit terkait penjualan produk pelumas Pertamina yang selama ini dilakukan secara prosedur manual claim," katanya.
POWER juga dapat menjadi tools bagi pemiliki bengkel dan mekanik untuk menjalankan program-program partnership promo dengan berbagai partner seperti e-commerce, market place, transportasi online, dan perusahaan Fintech.
Tak hanya itu, PT Pertamina Lubricants juga berkolaborasi dengan PT NTG Indonesia melakukan joint study untuk mengembangkan rantai bisnis pelumas specialties grease (gemuk).
Kolaborasi studi pengembangan rantai bisnis grease ini bertujuan untuk menyatukan keahlian masing-masing korporasi dalam menjalankan studi kelayakan bisnis grease di Indonesia dan mengembangkan serta membuka kesempatan-kesempatan yang ada dalam bisnis terkait.
Diharapkan joint study ini akan mengembangkan rantai bisnis grease di Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti kelayakan teknis dan ekonomi bisnis terkait, aspek penjualan dan pemasaran, serta mematuhi peraturan pemerintah yang ada. Saat ini, PT Pertamina Lubricants sudah mengoperasikan Grease Plant di Production Unit Jakarta dengan kapasitas sebesar 8.000 MT per tahun.
"Langkah melakukan kolaborasi dan sinergi ini penting untuk memperkuat posisi Pertamina kedepan. Sebab, tantangan industri energi akan semakin besar," ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan di Jakarta Selasa (6/11/2018).
Menurut Mamit, untuk bisa menjadi perusahaan kelas dunia, Pertamina juga harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang inovatif. "Pertamina harus siapkan SDM inovatif yang kreatif dan berani berpikir out of the box sehingga mampu menghadapi tantangan yang mucul di masa depan," paparnya.
Inovasi, lanjut dia, merupakan salah satu kunci agar sebuah perusahaan bisa berkembang menjadi perusahaan yang besar. "Inovasi, sinergi dan kolaborasi dengan pihak lain harus memberikan manfaat yang maksimal bagi Pertamina," paparnya. Pertamina sendiri, sejak beberapa tahun terakhir mulai melakukan transformasi. Tak hanya sekadar perusahaan migas, tapi menjadi perusahaan energi.
Di sektor automotif misalnya, Pertamina melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka menyongsong era kendaraan ramah lingkungan yakni kendaraan listrik. Diantaraya dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Kami mendukung pengembangan batre listrik oleh UNS dan sudah di ujicobakan di motor listrik milik ITS," tegas Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito.
Dari hasil uji coba, motor bisa menempuh jarak 80 kilometer sekali isi. Dengan pengisian ekuivalen Rp5.000 sesuai dengan tarif listrik saat ini, bisa menempuh 80 kilometer. "Itu luar biasa hemat," tegasnya.
Kedepan, lanjut Adiatma, Pertamina akan semakin serius dalam pengembangan bisnis energi non fosil. Saat ini, Pertamina sudah memiliki road map yang berisi rencana-rencana ke pengembangan bisnis energi di masa depan. Termasuk menyediakan charger yang bisa digunakan untuk mengisi batre di rumah atau kantor, seperti charger handphone.
Adiatma mengungkapkan, kolaborasi Pertamina dengan produsen mobil BMW untuk pengembangan Green Energy Station (GES) merupakan langkah awal dalam melakukan persiapan menyongsong era energi non fosil. "Di tahun 2040 yang akan datang, energi fosil sudah tidak digunakan lagi," tegasnya.
Teknologi GES terdiri 3 konsep utama yakni Konsep Green yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area SPBU, kedua Konsep Future yang memiliki EV Charging Station, dan yang ketiga Konsep Digital dimana pembayaran di SPBU cashless dengan MyPertamina serta dilengkapi dengan self-service.
Selain itu, kata dia, Pertamina juga bersiap menyongsong era revolusi industri keempat atau yang dikenal dengan industri 4.0. Salah satu langkah yang sudah dilakukan yakni menghadirkan digitalisasi layanan. Untuk saat ini, digitalisasi yang dilakukan Pertamina sudah dilakukan di SPBU dengan menggandeng PT Telkom.
Proses digitalisasi yang meliputi penyediaan infrastruktur digital SPBU, Data Center dan Connectivity di 5.518 SPBU atau 75.000 nozzle di seluruh Indonesia, hingga pemeliharaan (maintenance). Melalui Digitalisasi SPBU, Pertamina dan Telkom juga sepakat mengembangkan platform penyaluran BBM untuk memantau stok BBM di tangki penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM.
Sebelumnya, Pertamina juga bekerjasama Telkomsel menghadirkan layanan transaksi digital TCASH di SPBU. Melalui kolaborasi digitalisasi ini, bisa mempercepat transaksi di SPBU dan berdampak pada berkurangnya antrean kendaraan.
Layanan TCASH dikembangkan upaya mempercepat pengembangan konsep Smart Payment sekaligus merupakan wujud dukungan dalam membangun Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan pemerintah. Pertamina juga berkolaborasi dengan PT Visa Worldwide Indonesia (Visa) dalam sistem pembayaran menggunakan kartu Visa di SPBU Pertamina di seluruh Indonesia.
Digitalisasi tidak hanya dilakukan di SPBU tapi juga sektor bisnis lainnya. Di sektor pelumas, melalui anak usahanya PT Pertamia Lubricants, Pertamina meluncurkan POWER (Pertamina Owner danMechanic Reward), sebuah aplikasi berbasis android yang dapat digunakan oleh pemilik oulet dan mekanik sebagai medium untuk mendapatkan seluruh informasi program promo yang di tawarkan Pertamina Lubricants.
Direktur Sales & Marketing PT Pertamina Lubricants, Andria Nusa, menjelaskan PT Pertamina Lubricants terus melakukan akselerasi bisnis melalui transformasi digital sebagai upaya untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan perkembangan teknologi.
Saat ini, outlet, baik pemilik maupun mekanik dituntut untuk menjadi tech atau digital savvy dalam membangun bisnis agar semakin maju. "POWER adalah salah satu bentuk digitalisasi proses bisnis untuk memperkuat engagement dengan bengkel secara real time," ungkap Andria.
Dengan aplikasi POWER, proses komunikasi antara Pertamina Lubricants dan para mekanik dan pemilik bengkel menjadi lebih cepat dan tepat. POWER mempermudah perusahaan untuk mengetahui Outlet Profile dan mendapatkan laporan serta history penjualan secara rinci.
Selain itu, pemilik bengkel dan mekanik juga dapat mengetahui seluruh program-program partnership promo internal yang menguntungkan outlet, contohnya program cutting label botol pelumas yang biasa dilakukan secara manual procedure kini menggunakan system digital poin collecting melalui scan QR code botol pelumas.
Nantinya setelah poin tercukupi, para mekanik berkesempatan untuk mendapatkan reward berupa hadiah menarik seperti sepeda motor, perlengkapan elektronik, voucher belanja dan masih banyak lagi.
"Dengan adanya POWER, diharapkan mekanik dan pemilik bengkel dapat lebih mudah mendapatkan benefit terkait penjualan produk pelumas Pertamina yang selama ini dilakukan secara prosedur manual claim," katanya.
POWER juga dapat menjadi tools bagi pemiliki bengkel dan mekanik untuk menjalankan program-program partnership promo dengan berbagai partner seperti e-commerce, market place, transportasi online, dan perusahaan Fintech.
Tak hanya itu, PT Pertamina Lubricants juga berkolaborasi dengan PT NTG Indonesia melakukan joint study untuk mengembangkan rantai bisnis pelumas specialties grease (gemuk).
Kolaborasi studi pengembangan rantai bisnis grease ini bertujuan untuk menyatukan keahlian masing-masing korporasi dalam menjalankan studi kelayakan bisnis grease di Indonesia dan mengembangkan serta membuka kesempatan-kesempatan yang ada dalam bisnis terkait.
Diharapkan joint study ini akan mengembangkan rantai bisnis grease di Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti kelayakan teknis dan ekonomi bisnis terkait, aspek penjualan dan pemasaran, serta mematuhi peraturan pemerintah yang ada. Saat ini, PT Pertamina Lubricants sudah mengoperasikan Grease Plant di Production Unit Jakarta dengan kapasitas sebesar 8.000 MT per tahun.
(ven)