Venezuela Ingin Tarik Kembali Emas USD550 Juta dari Bank of England
A
A
A
CARACAS - Krisis ekonomi parah di Venezuela membuat pemerintah mereka ingin menarik kembali cadangan emasnya senilai USD550 juta dari Bank of England, demi pemulihan. Jika dikonversi ke rupiah, dengan estimasi kurs Rp14.803 per USD, jumlah tersebut setara Rp8,14 triliun.
Mengutip dari Business Insider, Selasa (6/11/2018), pihak berwenang Venezuela sudah menghubungi Bank of England dalam upaya mendapatkan kembali cadangan emas sebesar 14 ton yang disimpan di brankas bank sentral Inggris.
Dan sudah menjadi praktik umum bagi pemerintah negara-negara berkembang untuk menyimpan cadangan emasnya di bank-bank sentral negara ekonomi yang lebih maju.
Keinginan pejabat Venzuela tersebut, menurut Reuters, karena terkait sanksi yang baru-baru ini diumumkan oleh Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu, meneken sebuah perintah eksekutif yang melarang warga AS berurusan dengan entitas dan individu yang terlibat dengan penjualan emas "hasil korupsi" dari Venezuela.
Namun, sejauh ini tidak jelas jumlah cadangan emas Venezuela yang disimpan di Bank of England. Pihak bank sentral Inggris pun menolak berkomentar kepada media massa.
Selama beberapa tahun terakhir, Venezuela telah menjadi penjual utama emas dan pada tahun ini, mereka telah menjual sekitar 24 ton emas senilai hampir USD900 juta ke Turki. Menurut kabar, dalam empat tahun terakhir, cadangan emas negara itu telah menurun dari sekitar 360 ton menjadi 160 ton.
Jumlah cadangan emas Venezuela yang cukup besar dibangun di era kepemimpinan mendiang Hugo Chavez. Tetapi kini, Venezuela kerap menjual beberapa cadangan emas sebagai sarana untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda.
Krisis ekonomi membuat hiperinflasi di Venezuela, sehingga harga kebutuhan pokok menjadi sulit terjangkau bagi banyak masyarakat di negara itu. Menambah kemiskinan dan tingkat kriminalitas pun meluas.
Pada Agustus, laporan Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut ekonomi Venezuela diperkirakan mengalami kontraksi sekitar 18% di tahun ini. Sementara inflasi diperkirakan mencapai 1 juta persen.
Mengutip dari Business Insider, Selasa (6/11/2018), pihak berwenang Venezuela sudah menghubungi Bank of England dalam upaya mendapatkan kembali cadangan emas sebesar 14 ton yang disimpan di brankas bank sentral Inggris.
Dan sudah menjadi praktik umum bagi pemerintah negara-negara berkembang untuk menyimpan cadangan emasnya di bank-bank sentral negara ekonomi yang lebih maju.
Keinginan pejabat Venzuela tersebut, menurut Reuters, karena terkait sanksi yang baru-baru ini diumumkan oleh Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu, meneken sebuah perintah eksekutif yang melarang warga AS berurusan dengan entitas dan individu yang terlibat dengan penjualan emas "hasil korupsi" dari Venezuela.
Namun, sejauh ini tidak jelas jumlah cadangan emas Venezuela yang disimpan di Bank of England. Pihak bank sentral Inggris pun menolak berkomentar kepada media massa.
Selama beberapa tahun terakhir, Venezuela telah menjadi penjual utama emas dan pada tahun ini, mereka telah menjual sekitar 24 ton emas senilai hampir USD900 juta ke Turki. Menurut kabar, dalam empat tahun terakhir, cadangan emas negara itu telah menurun dari sekitar 360 ton menjadi 160 ton.
Jumlah cadangan emas Venezuela yang cukup besar dibangun di era kepemimpinan mendiang Hugo Chavez. Tetapi kini, Venezuela kerap menjual beberapa cadangan emas sebagai sarana untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda.
Krisis ekonomi membuat hiperinflasi di Venezuela, sehingga harga kebutuhan pokok menjadi sulit terjangkau bagi banyak masyarakat di negara itu. Menambah kemiskinan dan tingkat kriminalitas pun meluas.
Pada Agustus, laporan Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut ekonomi Venezuela diperkirakan mengalami kontraksi sekitar 18% di tahun ini. Sementara inflasi diperkirakan mencapai 1 juta persen.
(ven)