Faktor-Faktor Ini yang Dorong Penguatan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Setelah beberapa lama tinggal di angka Rp15.000-an per dolar AS (USD), rupiah akhirnya kembali digdaya. Hingga siang ini, rupiah menguat ke level Rp14.660/USD.
Pengamat ekonomi dari Indef Bhima Yudisthira mengatakan, penguatan rupiah utamanya dikarenakan faktor eksternal. Salah satunya adalah adanya pemilu sela yang terjadi di Amerika Serikat (AS) yang membuat mata uang Negeri Paman Sam itu melemah terhadap mata uang lainnya.
"Dolar AS memang tengah melemah terhadap mata uang lainnya. US dollar index tertahan di 96,3 akibat pemilu sela. Efek pemilu menimbulkan spekulasi para investor terkait kemenangan partai demokrat. Hal ini berimbas pada prospek stimulus fiskal pajak Trump yang terhambat," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Sebelumnya, kepada media Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa penguatan rupiah merupakan hal yang wajar karena mata uang Garuda ini sudah terlalu murah (under value).
"Market melihat bahwa rupiah kita itu sudah under value, sehingga sebagian mulai masuk lagi," katanya. Masuknya modal asing melalui pembelian rupiah akhirnya mendorong rupiah menguat terhadap USD.
Terlepas dari iu, Darmin mengaku belum dapat memastikan apakah penguatan rupiah bersifat sementara atau jangka panjang. Nilai tukar rupiah diakuinya akan dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global.
Pengamat ekonomi dari Indef Bhima Yudisthira mengatakan, penguatan rupiah utamanya dikarenakan faktor eksternal. Salah satunya adalah adanya pemilu sela yang terjadi di Amerika Serikat (AS) yang membuat mata uang Negeri Paman Sam itu melemah terhadap mata uang lainnya.
"Dolar AS memang tengah melemah terhadap mata uang lainnya. US dollar index tertahan di 96,3 akibat pemilu sela. Efek pemilu menimbulkan spekulasi para investor terkait kemenangan partai demokrat. Hal ini berimbas pada prospek stimulus fiskal pajak Trump yang terhambat," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Sebelumnya, kepada media Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa penguatan rupiah merupakan hal yang wajar karena mata uang Garuda ini sudah terlalu murah (under value).
"Market melihat bahwa rupiah kita itu sudah under value, sehingga sebagian mulai masuk lagi," katanya. Masuknya modal asing melalui pembelian rupiah akhirnya mendorong rupiah menguat terhadap USD.
Terlepas dari iu, Darmin mengaku belum dapat memastikan apakah penguatan rupiah bersifat sementara atau jangka panjang. Nilai tukar rupiah diakuinya akan dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global.
(fjo)