Program Arboretum Gambut Pertamina Disambut Positif
A
A
A
RIAU - Upaya PT Pertamina melestarikan lahan gambut yang berbasis pemberdayaan masyarakat, dinilai sangat positif. Pasalnya secara ekosistem, gambut memang unik sehingga perlu dijaga.
“Positif. Apalagi semangatnya dalam perlindungan dan pemulihan gambutnya. Dan upaya-upaya seperti ini harus didorong serta diapresiasi. Kalau bisa menjadi contoh bagi pelaku bisnis lain,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau Riko Kurniawan, Selasa (13/11/2018).
Menurutnya lahan gambut memang memiliki peran penting dalam mendukung ekosistem. Hal ini terjadi, karena sifat gambut yang memang unik. Di dalam konteks perubahan iklim, misalnya, gambut merupakan penyimpan karbon terbesar. Tetapi di sisi lain, gambut juga rapuh dan mudah sekali rusak jika dialihfungsikan.
“Dalam konteks inilah, gambut memang ekosistem unik yang rapuh sehingga harus dijaga dan dilindungi. Dia punya kepentingan aspek ekonomi, sosial, dan budaya,” lanjut Riko.
Dalam konteks perlindungan gambut, Ia menilai bahwa pengolahan gambut melalui kegiatan-kegiatan positif seperti itulah yang memang harus dilakukan. Yaitu, bagaimana beraktivitas di lahan gambut yang tidak hanya menguntungkan masyarakat, namun sekaligus tidak merusak gambut itu sendiri.
Untuk itu pula, Riko berharap, bahwa berbagai upaya positif Pertamina tersebut, juga meliputi upaya pemulihan gambut. Terlebih lagi gambut di daerah Sungai Pakning Bengkalis, sebelumnya memang banyak yang rusak. Kalau pun upaya pemulihan sudah dilakukan, maka harus terus ditingkatkan.
Apalagi konteks program adalah untuk pemberdayaan sebagai area wisata, maka gambut harus dipulihkan sehingga bagus. Tetapi kalau gambutnya rusak, maka percuma karena ancaman kebakaran bisa terjadi lagi.
Seperti diketahui, salah satu program CSR Pertamina memang menyasar ke area gambut. Di antaranya menjadikan Arboretum Gambut di Kelurahan Sungai Pakning Bengkalis sebagai destinasi wisata alam satu-satunya di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Melalui program tersebut, Arboretum Gambut yang merupakan area konservasi dan eduwisata lahan gambut akan menjadi sarana pendidikan dan wisata terutama bagi generasi muda untuk memperkenalkan fungsi lahan gambut sebagai penyangga utama ekosistem di Provinsi Riau.
Ahli Biologi Tanah Institut Pertanian Bogor (IPB) Gunawan Djajakirana juga menyambut positif upaya Pertamina melalui Program Arboretum Gambut di Sungai Pakning Bengkalis. Lebih lanjut, terang dia bahwa konservasi dan eduwisata lahan gambut dengan memberdayakan masyarakat, memang harus dilakukan.
“Kalau kegiatannya memang begitu, secara general memang baguslah. Artinya, gambutnya dikonservasi, dimanfaatkan sebaik-baiknya bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, daripada dibiarkan begitu saja, kalau dimanfaatkan lebih baik kan. Kan lahan kalau diberikan Tuhan kan memang lebih baik dimanfaatkan,” kata Gunawan dalam keterangannya hari ini.
Ia juga mengatakan, bahwa gambut memang termasuk tanah yang unik, namun kondisinya berbeda dari satu tempat dan tempat lain. Sebagai tanah organik, gambut berasal dari tumbuhan di wilayah tersebut. Karena Indonesia merupakan wilayah mega biodiversity, dengan aneka ragam tumbuhan, maka antara satu wilayah dan wilayah bisa sangat beragam.
“Tumbuhan di hutan di Sumatera dan di Kalimantan beda. Begitu juga hutan di Jambi dan di Riau juga beda. Populasi tumbuhannya berbeda, meski sama-sama hutan tropis. Kalau tumbuhan berbeda, maka hasil gambutnya juga beda-beda, makanya tiap daerah gambutnya beda-beda, perlakuannya juga berbeda,” urai Gunawan.
Begitupun Gunawan tetap menilai baik berbagai upaya Pertamina tersebut, termasuk di antaranya melalui integrasi dengan pembinaan masyarakat peduli api. Karena menurutnya, meski gambut secara sebenarnya tidak mudah terbakar, namun jika mengalami over drying, yaitu dikeringkan dengan terlalu kering, maka memang menjadi mudah terbakar.
“Membina masyarakat peduli api, bagaimana juga tetap bagus. Dan ini seharusnya tidak hanya dilakukan di daerah gambut, namun juga di semua jenis lahan, karena kebakaran bisa terjadi dimana saja,” paparnya.
“Positif. Apalagi semangatnya dalam perlindungan dan pemulihan gambutnya. Dan upaya-upaya seperti ini harus didorong serta diapresiasi. Kalau bisa menjadi contoh bagi pelaku bisnis lain,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau Riko Kurniawan, Selasa (13/11/2018).
Menurutnya lahan gambut memang memiliki peran penting dalam mendukung ekosistem. Hal ini terjadi, karena sifat gambut yang memang unik. Di dalam konteks perubahan iklim, misalnya, gambut merupakan penyimpan karbon terbesar. Tetapi di sisi lain, gambut juga rapuh dan mudah sekali rusak jika dialihfungsikan.
“Dalam konteks inilah, gambut memang ekosistem unik yang rapuh sehingga harus dijaga dan dilindungi. Dia punya kepentingan aspek ekonomi, sosial, dan budaya,” lanjut Riko.
Dalam konteks perlindungan gambut, Ia menilai bahwa pengolahan gambut melalui kegiatan-kegiatan positif seperti itulah yang memang harus dilakukan. Yaitu, bagaimana beraktivitas di lahan gambut yang tidak hanya menguntungkan masyarakat, namun sekaligus tidak merusak gambut itu sendiri.
Untuk itu pula, Riko berharap, bahwa berbagai upaya positif Pertamina tersebut, juga meliputi upaya pemulihan gambut. Terlebih lagi gambut di daerah Sungai Pakning Bengkalis, sebelumnya memang banyak yang rusak. Kalau pun upaya pemulihan sudah dilakukan, maka harus terus ditingkatkan.
Apalagi konteks program adalah untuk pemberdayaan sebagai area wisata, maka gambut harus dipulihkan sehingga bagus. Tetapi kalau gambutnya rusak, maka percuma karena ancaman kebakaran bisa terjadi lagi.
Seperti diketahui, salah satu program CSR Pertamina memang menyasar ke area gambut. Di antaranya menjadikan Arboretum Gambut di Kelurahan Sungai Pakning Bengkalis sebagai destinasi wisata alam satu-satunya di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Melalui program tersebut, Arboretum Gambut yang merupakan area konservasi dan eduwisata lahan gambut akan menjadi sarana pendidikan dan wisata terutama bagi generasi muda untuk memperkenalkan fungsi lahan gambut sebagai penyangga utama ekosistem di Provinsi Riau.
Ahli Biologi Tanah Institut Pertanian Bogor (IPB) Gunawan Djajakirana juga menyambut positif upaya Pertamina melalui Program Arboretum Gambut di Sungai Pakning Bengkalis. Lebih lanjut, terang dia bahwa konservasi dan eduwisata lahan gambut dengan memberdayakan masyarakat, memang harus dilakukan.
“Kalau kegiatannya memang begitu, secara general memang baguslah. Artinya, gambutnya dikonservasi, dimanfaatkan sebaik-baiknya bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, daripada dibiarkan begitu saja, kalau dimanfaatkan lebih baik kan. Kan lahan kalau diberikan Tuhan kan memang lebih baik dimanfaatkan,” kata Gunawan dalam keterangannya hari ini.
Ia juga mengatakan, bahwa gambut memang termasuk tanah yang unik, namun kondisinya berbeda dari satu tempat dan tempat lain. Sebagai tanah organik, gambut berasal dari tumbuhan di wilayah tersebut. Karena Indonesia merupakan wilayah mega biodiversity, dengan aneka ragam tumbuhan, maka antara satu wilayah dan wilayah bisa sangat beragam.
“Tumbuhan di hutan di Sumatera dan di Kalimantan beda. Begitu juga hutan di Jambi dan di Riau juga beda. Populasi tumbuhannya berbeda, meski sama-sama hutan tropis. Kalau tumbuhan berbeda, maka hasil gambutnya juga beda-beda, makanya tiap daerah gambutnya beda-beda, perlakuannya juga berbeda,” urai Gunawan.
Begitupun Gunawan tetap menilai baik berbagai upaya Pertamina tersebut, termasuk di antaranya melalui integrasi dengan pembinaan masyarakat peduli api. Karena menurutnya, meski gambut secara sebenarnya tidak mudah terbakar, namun jika mengalami over drying, yaitu dikeringkan dengan terlalu kering, maka memang menjadi mudah terbakar.
“Membina masyarakat peduli api, bagaimana juga tetap bagus. Dan ini seharusnya tidak hanya dilakukan di daerah gambut, namun juga di semua jenis lahan, karena kebakaran bisa terjadi dimana saja,” paparnya.
(akr)