Surplus Beras Disebut Ekonom Tak Jadi Jaminan Bikin Harga Stabil

Kamis, 15 November 2018 - 19:31 WIB
Surplus Beras Disebut...
Surplus Beras Disebut Ekonom Tak Jadi Jaminan Bikin Harga Stabil
A A A
JAKARTA - Surplus beras menurut Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto tidak jadi jaminan membuat harga beras stabil. Pasalnya impor beras yang dilakukan pemerintah bisa membuat harga tinggi, karena meningkatnya permintaan konsumsi.

"Surplus beras bukan jaminan harga beras stabil. Meski diprediksi surplus, ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama aksesibilitas. Pasokan ada, namun tidak tersedia di pasaran. Tren harga tinggi di akhir tahun menjadi moral hazard oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mencari rente dengan penimbunan," ujar Eko di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Sambung dia, menerangkan sehingga dibutuhkan ketegasan satgas pangan diperlukan untuk antisipasi moral hazard yang bisa muncul. Kedua pasokan ada, tapi Bulog terkendala melakukan penyerapan gabah/beras di masyarakat.

"Bulog memiliki ketentuan dalam menyerap beras seperti kadar air dan harga. Tidak semua beras yang ada di masyarakat bisa diserap Bulog. Pemerintah perlu mengupayakan langkah strategis mitigasi kenaikan harga," paparnya.

Tidak hanya itu, pemerintah juga harus waspada terhadap laju inflasi akhir tahun yang dipicu gejolak harga pangan (volatile food). Pemerintah harus memastikan bisa mengendalikan laju inflasi dari lonjakan harga pangan yang kerap terjadi di akhir tahun.

"Volatile food memang sebagian besar problemnya berkaitan dengan bahan pangan sehingga kita coba early warning, jangan kita menanggapi isu saja. Tapi kita coba untuk melemparkan satu isu yang kemungkinan ini akan menjadi hal yang harus menjadi concern pemerintah untuk ke depannya," jelas dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0045 seconds (0.1#10.140)