IHSG Sesi Pagi Dibuka Meningkat 21,81 Poin, Bursa Asia Mixed

Senin, 19 November 2018 - 09:37 WIB
IHSG Sesi Pagi Dibuka...
IHSG Sesi Pagi Dibuka Meningkat 21,81 Poin, Bursa Asia Mixed
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (19/11/2018) dibuka menguat untuk masih bertahan di level 6.000. Di sesi pagi, IHSG menguat ke posisi 6.034,16 dengan tambahan 21,810 poin atau setara 0,363%.

Raihan bursa saham Tanah Air lebih baik pada hari ini dibandingkan Jumat, kemarin yang parkir di posisi 6.012,35 usai meningkat 56,61 alias 0,95%. Menjelang siang, sektor bergerak variatif ketika perkebunan meningkat 0.43% sedangkan Infrastruktur jatuh cukup dalam 0.95%.

Peningkatan IHSG pagi ini didorong antara lain oleh kenaikan harga saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).

Hingga pukul 09.15 WIB, harga saham emiten berkapitalisasi pasar di atas Rp300 triliun, yaitu BBCA naik 0,91% jadi Rp25.050 per unit. Adapun harga saham BMRI naik 1,34% ke Rp7.550, HMSP naik 0,88% jadi Rp3.450, UNVR naik 0,12% ke Rp41.525, dan BBRI naik 0,86% jadi Rp3.520 per saham.

Pasar saham wilayah Asia diperdagangkan mixed pada perdagangan Senin pagi, ketika investor cenderung berhati-hati menyusul perkembangan baru dalam ketegangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China. Bursa saham China telah diawasi secara ketat karena perang perdagangan yang sedang berlangsung antara Washington dan Beijing.

Pada awal sesi pertengahan November, tercatat komposit Shanghai mencetak kenaikan 0,25% sedangkan komposit Shenzhen tergelincir 0,19%. Selanjutnya indeks Hang Seng, Hong Kong terpantau naik lebih tinggi 0,5% pada awal perdagangan. Lompatan juga terlihat pada indeks Nikkei Jepang mencapai sebesar 0,44% dalam sesi pagi untuk mengiringi Topix yang mencetak keuntungan 0,14%.

Pergerakan positif mengikuti data perdagangan yang menunjukkan peningkatan ekspor 8,2% pada Oktober dari tahun sebelumnya. Hal ini membalikkan penurunan yang terlihat pada bulan September, meski begitu angka Oktober masih di bawah ekspektasi kenaikan 9% dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Sementara itu, indeks Kospi di Korea Selatan meningkat 0,34%. Berbanding terbalik dengan indeks patokan Australia ASX 200 justru tergelincir 0,68% dengan sebagian besar sektor mengalami kerugian. Sektor energi mengalami penurunan terbesar 1,34% diikuti subindeks keuangan yang tertekan cukup dalam hingga turun lebih dari 1%.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0905 seconds (0.1#10.140)