PLTU Sintang 21 MW di Kalimantan Barat Resmi Beroperasi
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang berkapasitas total 21 megawatt (MW). PLTU Sintang merupakan bagian dari proyek pembangunan PLTU berskala kecil yang dilaksanakan oleh PLN di kawasan Kalimantan.
"Kami berharap keberadaan PLTU ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Kabupaten Sintang dan sekitarnya, meningkatkan rasio elektrifikasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," ungkap Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri
dalam keterangan tertulis, Kamis (22/11/2018).
Machnizon mengatakan, sebelum Sintang, PLN telah membangun PLTU skala kecil di Ketapang dan Sanggau di Provinsi Kalbar dan telah beroperasi penuh.
Pembangunan PLTU Sintang menghabiskan biaya sebesar Rp357 miliar dan dalam masa pekerjaan konstruksi, PLN melibatkan sekitar 500 lebih tenaga kerja lokal di sekitar PLTU. Sementara selama beroperasi, lanjut Machnizon, terdapat 114 tenaga kerja lokal yang dipekerjakan.
PLTU Sintang yang memiliki tiga unit pembangkitan berkapasitas masing-masing 7 MW ini telah menyalurkan listrik secara komersial untuk masyarakat sejak 4 Oktober 2018. Saat ini, daya listrik yang dihasilkan PLTU dapat secara langsung didistribusikan ke pelanggan di Kabupaten Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu melalui jaringan 20 kilovolt (kV).
"PLTU yang berdiri di lahan seluas 12 hektare (ha) ini juga ditargetkan untuk dapat terhubung ke Sistem Kelistrikan Khatulistiwa melalui gardu-gardu induk dan jaringan transmisi 150 kV yang kini tengah dalam proses pembangunan," imbuhnya.
Bupati Sintang Jarot Winarno menambahkan, keberadaan PLTU Sintang ini pastinya akan semakin memperkuat kelistrikan di Sintang yang sebenarnya sudah dalam kondisi surplus. Dengan makin membaiknya kondisi kelistrikan di Sintang, imbuh Jarot, diharapkan pada tahun-tahun mendatang akan semakin banyak desa yang dapat teraliri listrik.
Dengan beroperasinya PLTU Sintang ini, maka daya sebesar 21 MW yang dihasilkannya dapat mengaliri sekitar 16.153 pelanggan dengan asumsi daya tersambung sebesar 1.300 volt ampere (VA) per pelanggan.
Selain itu, rasio elektrifikasi Kabupaten Sintang meningkat menjadi 80,73% di mana sebelumnya hanya sebesar 64,76% di Oktober. Hal tersebut juga mampu mendongkrak rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Barat dari 85,49% menjadi 86,88%.
"Kami berharap keberadaan PLTU ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Kabupaten Sintang dan sekitarnya, meningkatkan rasio elektrifikasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," ungkap Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri
dalam keterangan tertulis, Kamis (22/11/2018).
Machnizon mengatakan, sebelum Sintang, PLN telah membangun PLTU skala kecil di Ketapang dan Sanggau di Provinsi Kalbar dan telah beroperasi penuh.
Pembangunan PLTU Sintang menghabiskan biaya sebesar Rp357 miliar dan dalam masa pekerjaan konstruksi, PLN melibatkan sekitar 500 lebih tenaga kerja lokal di sekitar PLTU. Sementara selama beroperasi, lanjut Machnizon, terdapat 114 tenaga kerja lokal yang dipekerjakan.
PLTU Sintang yang memiliki tiga unit pembangkitan berkapasitas masing-masing 7 MW ini telah menyalurkan listrik secara komersial untuk masyarakat sejak 4 Oktober 2018. Saat ini, daya listrik yang dihasilkan PLTU dapat secara langsung didistribusikan ke pelanggan di Kabupaten Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu melalui jaringan 20 kilovolt (kV).
"PLTU yang berdiri di lahan seluas 12 hektare (ha) ini juga ditargetkan untuk dapat terhubung ke Sistem Kelistrikan Khatulistiwa melalui gardu-gardu induk dan jaringan transmisi 150 kV yang kini tengah dalam proses pembangunan," imbuhnya.
Bupati Sintang Jarot Winarno menambahkan, keberadaan PLTU Sintang ini pastinya akan semakin memperkuat kelistrikan di Sintang yang sebenarnya sudah dalam kondisi surplus. Dengan makin membaiknya kondisi kelistrikan di Sintang, imbuh Jarot, diharapkan pada tahun-tahun mendatang akan semakin banyak desa yang dapat teraliri listrik.
Dengan beroperasinya PLTU Sintang ini, maka daya sebesar 21 MW yang dihasilkannya dapat mengaliri sekitar 16.153 pelanggan dengan asumsi daya tersambung sebesar 1.300 volt ampere (VA) per pelanggan.
Selain itu, rasio elektrifikasi Kabupaten Sintang meningkat menjadi 80,73% di mana sebelumnya hanya sebesar 64,76% di Oktober. Hal tersebut juga mampu mendongkrak rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Barat dari 85,49% menjadi 86,88%.
(fjo)