Properti Kelas Menengah Diyakini Tetap Laris di Tahun Politik
A
A
A
JAKARTA - PT Cowell Development Tbk (COWL) meyakini penjualan properti kelas menengah akan tetap laris di tahun politik. Perkiraan itu mengacu pada pengalaman di tahun-tahun politik sebelumnya.
Presiden Direktur Cowell Development Darwin Fernandes Manurung mengatakan, beberapa kali melewati tahun politik, segmen properti kelas menengah tidak terdampak sama sekali.
"Sudah beberapa kali ganti presiden baik-baik saja menurut saya. Apalagi segmen menengah tidak berdampak dengan market," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Namun, lanjut Darwin, segmen menengah atas memang terkena dampak karena para investor umumnya menahan investasi. Sementara, untuk kelas menengah pembelian tetap terjadi karena besarnya kebutuhan tempat tinggal.
"Jadi, jika tidak ada kerusuhan ya lancar saja. Setelah pemilihan presiden, baru main lagi di segmen menengah atas saat ekonomi mulai menggeliat lagi," katanya.
Di bagian lain, Darwin mengatakan bahwa para pengembang saat ini memikirkan upaya menggapai generasi milenial. Segmen potensial ini menjadi pekerjaan rumah semua pengembang karena mereka lebih cenderung mengutamakan kesenangan dibanding mempunyai rumah.
"Maunya have fun semuanya, mereka kadang tidak mau punya rumah dan cenderung jalan-jalan, pelesiran. Segmen kita segmen menengah menyasar kaum milenial yang butuh rumah untuk tempat tinggal mereka sendiri dengan harga Rp500 jutaan," ujarnya.
Presiden Direktur Cowell Development Darwin Fernandes Manurung mengatakan, beberapa kali melewati tahun politik, segmen properti kelas menengah tidak terdampak sama sekali.
"Sudah beberapa kali ganti presiden baik-baik saja menurut saya. Apalagi segmen menengah tidak berdampak dengan market," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Namun, lanjut Darwin, segmen menengah atas memang terkena dampak karena para investor umumnya menahan investasi. Sementara, untuk kelas menengah pembelian tetap terjadi karena besarnya kebutuhan tempat tinggal.
"Jadi, jika tidak ada kerusuhan ya lancar saja. Setelah pemilihan presiden, baru main lagi di segmen menengah atas saat ekonomi mulai menggeliat lagi," katanya.
Di bagian lain, Darwin mengatakan bahwa para pengembang saat ini memikirkan upaya menggapai generasi milenial. Segmen potensial ini menjadi pekerjaan rumah semua pengembang karena mereka lebih cenderung mengutamakan kesenangan dibanding mempunyai rumah.
"Maunya have fun semuanya, mereka kadang tidak mau punya rumah dan cenderung jalan-jalan, pelesiran. Segmen kita segmen menengah menyasar kaum milenial yang butuh rumah untuk tempat tinggal mereka sendiri dengan harga Rp500 jutaan," ujarnya.
(fjo)