Faisal Basri Sebut Keperkasaan Rupiah Ditopang Utang

Rabu, 28 November 2018 - 17:10 WIB
Faisal Basri Sebut Keperkasaan...
Faisal Basri Sebut Keperkasaan Rupiah Ditopang Utang
A A A
JAKARTA - Ekonom Institute for Development Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menilai menguatnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) belakangan ini, bukan karena kebijakan yang ditempuh pemerintah dan Bank Indonesia. Faisal menyatakan rupiah menguat ditopang oleh utang yang dilakukan pemerintah.

Menurut dia, rupiah menguat karena aliran modal yang masuk ke Indonesia. Diantaranya melaluai investasi langsung, portofolio dan investasi lainnya. Ndilalahnya, cermat Faisal, sejak 2014, investasi di portofolio (pembelian aset-aset finansial seperti saham, surat utang atau commercial papers) selalu lebih besar ketimbang investasi langsung.

Namun, aliran modal yang masuk dari portfolio investment tidak bisa dikendalikan masuk dan keluarnya. Seperti pada medio 2018, banyak aliran modal yang lari dari Indonesia karena kondisi perekonomian global.

"Uang yang masuk itu ada direct investment, portfolio. Tapi Portfolio sejak 2014 lebih besar dari FDI. Tapi kan portfolio itu anak macan. Pertengahan 2018 anak macan itu lari, jadi kita minus," katanya dalam acara Seminar Nasional Prospek Ekonomi Indonesia 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Sementara investasi yang berasal dari other investment adalah utang atau kenaikan utang baru. Pada 2017, lalu lintas aliran modal yang masuk cukup banyak sehingga pemerintah membayar utang lebih cepat dan kenaikan utang baru minim.

"Tapi tahun ini, pemerintah mengantisipasi dengan menarik utang lebih banyak. Palu itu rekonstruksinya pakai utang, karena uangnya habis untuk infrastruktur. Jadi fisik lebih berharga dari manusia," imbuh dia.

Tahun 2018, utang pemerintah mengalami kenaikan yang cukup cepat. Hal inilah yang sejatinya membantu menguatkan nilai tukar mata uang Garuda. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga memang membantu mengembalikan aliran modal masuk, namun keperkasaan rupiah dinilai lebih karena utang pemerintah yang naik.

"Kelihatan utang pemerintah itu naik, narik utangnya lebih banyak sehingga ikut membantu nilai tukar rupiah. Jadi rupiah membaik bukan karena darah keringat kita tapi utang. Dan FDI naiknya cuma sedikit," tandasnya.
(ven)
Berita Terkait
Rupiah Tembus Rp16.250,...
Rupiah Tembus Rp16.250, Cemas Kondisi Utang Pemerintah Rp8.353 Triliun
Utang Pemerintah Tahun...
Utang Pemerintah Tahun Depan Bisa Tembus Rp7.555 Triliun
Rupiah Loyo, Terseret...
Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Rasio Utang Semakin...
Rasio Utang Semakin Bengkak, Indef: Ini Bahaya!
Pelemahan Rupiah Jadi...
Pelemahan Rupiah Jadi Bumerang terhadap Utang Pemerintah
Utang Luar Negeri Membengkak,...
Utang Luar Negeri Membengkak, Awas Tekanan Hebat ke Nilai Tukar Rupiah
Berita Terkini
Senator AS Minta Trump...
Senator AS Minta Trump Diselidiki Atas Dugaan Insider Trading
49 menit yang lalu
Penjualan Emas Melesat,...
Penjualan Emas Melesat, Hartadinata Abadi Cetak Kenaikan Laba 44,60% di 2024
1 jam yang lalu
AS-China Perang Dagang,...
AS-China Perang Dagang, Prabowo: Indonesia Netral dan Siap Jadi Jembatan
2 jam yang lalu
Jumlah Pemudik Lebaran...
Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Turun, AHY Sebut Dinamika Wajar
3 jam yang lalu
Inspiratif! UMKM Songket...
Inspiratif! UMKM Songket Binaan BRI Ukir Prestasi di Pasar Global
4 jam yang lalu
Jumlah Pemudik Tahun...
Jumlah Pemudik Tahun Ini Hanya 154 Juta, Turun 4,69 Persen dari 2024
4 jam yang lalu
Infografis
Miliarder Elon Musk...
Miliarder Elon Musk Sebut Amerika Serikat sedang Menuju Bangkrut
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved