Program Serasi Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani Sumsel

Kamis, 06 Desember 2018 - 17:01 WIB
Program Serasi Selamatkan...
Program Serasi Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani Sumsel
A A A
PALEMBANG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus merealisasikan arahan Presiden Joko Widodo guna membangunan sumber daya manusia (SDM) pertanian dengan pendekatan kesejahteraan.

Hal itu antara lain dilakukan melalui Program Serasi yang mengembangkan lahan rawa menjadi pertanian produktif yang dapat mencapai peningkatan produktivitas padi dari yang biasanya 2,7-3 ton/ha menjadi 5-6,5 ton/ha.

"Program Serasi juga ditargetkan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 1 kali tanam menjadi 2-3 kali tanam (IP300) yaitu menanam padi, padi, jagung atau padi, padi, kedelai dalam satu tahun," ungkap Mentan dalam Rapat Koordinasi Program Selamatkan Lahan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Palembang, Kamis (6/12/2018).

Total lahan rawa yang dioptimalisasikan dalam Program Serasi mencapai 274.000 ha terdiri dari lahan lebak dan pasang surut yang tersebar di 8 kabupaten/kota. Kabupaten Banyuasin memiliki lahan rawa pasang surut terluas hingga 130.000 ha, kemudian disusul oleh OKI dengan 65.000 ha, Musi Banyuasin 33.000 ha, Ogan ilir 20.000 ha, OKU Timur 10.000 ha, Muara enim 10.000ha, PALI 5.000 ha, dan Muratara 1.000 ha.

"Contoh keberhasilan pengelolaan lahan rawa lebak sudah ditunjukkan di Kabupaten Ogan Ilir. Produktivitas dapat mencapai 6,5/ha yang tadinya tidak bisa dikelola masyarakat karena selalu tergenang dan kemasaman tanah yang tinggi. Faktor kuncinya adalah pengelola sistem pengairan dengan membuat saluran drainase," beber Amran.

Lebih lanjut Amran menegaskan masalah utama pengembangan lahan rawa lebak untuk pertanian adalah air tergenang, banjir, kandungan pirit yang menyebabkan air dan tanah sangat masam dan kadang bergambut. Karena kelebihan atau kekurangan air merupakan kendala utama di lahan rawa, maka pengelolaan air yang baik merupakan kunci keberhasilan pertanian di lahan rawa.

"Bentuk pengelolaan air dapat berupa sistem aliran satu arah dan sistem tabat," pungkasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8445 seconds (0.1#10.140)