Pertumbuhan Ekonomi RI Berpotensi Paling Cepat di Dunia Tahun Depan

Jum'at, 07 Desember 2018 - 02:14 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI Berpotensi Paling Cepat di Dunia Tahun Depan
Pertumbuhan Ekonomi RI Berpotensi Paling Cepat di Dunia Tahun Depan
A A A
NUSA DUA - Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi yang kuat di tahun 2019. Hal diungkapkan oleh The Future of Global Economic Landscape and the Implication for Emerging Countries, John Hawksworth (PWC UK) saat mempresentasikan tentang perkiraan ekonomi global yang akan naik dua kali lipat

Menurutnya Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Pasalnya, perekonomian negara berkembang masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global.

"Perekonomian negara berkembang masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global. Vietnam, India dan Indonesia akan menjadi tiga negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia," ujar John di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12).

Meski begitu, terang dia pemerintah Indonesia perlu melakukan reformasi struktural untuk memperbaiki stabilitas makro ekonomi, untuk beradaptasi dengan teknologi baru, mendiversifikasi ekonomi serta mengurangi kesenjangan. Salah satunya peralihan pekerjaan di sektor pertanian dan sebagian sektor manufaktur.

"Ini harus diimbangi dengan penciptaan pekerjaan di sektor jasa dan manufaktur teknologi tinggi bila negara berinvestasi di artificial intelligence (AI) dan robotika," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suhasil mengaku, optimistis Indonesia bisa menjadi negara maju dengan ditopang keuntungan bonus demografi, usia produktif, urbanisasi, jumlah kelas menengah, dan sektor jasa yang lebih produktif. Namun demikian, Indonesia membutuhkan infrastruktur, sumber daya manusia, teknologi, perencanaan wilayah, sumber daya ekonomi dan keuangan, stabilitas makro dan politik, serta kepastian hukum.

"Selama ini Indonesia telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di atas 5% dengan kualitas pertumbuhan yang semakin membaik, hal ini ditunjukkan oleh turunnya kemiskinan, rasio gini, dan pengangguran. Namun demikian, masih terdapat sejumlah tantangan antara lain gejala deindustrialisasi, ketergantungan pada komoditas, industri yang terkonsentrasi di Jawa, masalah kualitas tenaga kerja, dan kemampuan adaptasi teknologi," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6191 seconds (0.1#10.140)