Ini Penyebab Anjloknya Hasil Investasi Industri Asuransi Jiwa
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengemukakan bahwa hasil investasi industri asuransi jiwa periode kuartal III/2018 merosot tajam. Pada periode tersebut, hasil investasi turun 96,1% dari Rp32,53 triliun pada kuartal III/2017 menjadi Rp1,28 triliun pada kuartal III/2018.
Ketua Bersama AAJI Wiroyo Karsono mengungkapkan, penurunan hasil investasi industri asuransi jiwa yang sangat tajam tersebut disebabkan karena pasar investasi yang masih kurang baik. Sehingga, hal tersebut berdampak terhadap kinerja investasi industri asuransi jiwa pada periode tersebut.
"Kondisi ini disebabkan oleh pasar investasi yang masih kurang stabil dan kurang baik sehingga berdampak signifikan terhadap investasi yang dilakukan," katanya di Rumah AAJI, Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Namun sejatinya, kata dia, periode ini trennya sudah cukup membaik. Sebab, pada kuartal II/2018 penurunan hasil investasi industri asuransi jiwa tercatat lebih dari 100%.
"Tapi kuartal III trennya sudah membaik, karena kuartal II turunnya di atas 100% atau 135%. Walaupun masih turun tapi turunnya berkurang. Sekarang ini IHSG sudah berada di atas level 6.000 itu level psikologis yang membuat kita semakin positif. Semoga terus berlanjut sehingga investasi sudah bisa naik lagi," imbuh dia.
Sementara itu, jumlah investasi industri asuransi jiwa mengalami perlambatan 0,02% dibanding periode sama tahun lalu. Pada tahun lalu, jumlah investasi Rp457,64 triliun dan periode ini Rp457,55 triliun.
"Reksa dana tetap jadi kontributor terbesar atau 33,3% dari total asuransi jiwa di Indonesia. Reksa dana mengalami kenaikan 0,4% dibanding kondisi sama periode sebelumnya. Kedua, dari saham kontribusinya 32,4% mengalami kenaikan 11,5%. Ketiga, SBN sebesar 14% atau turun 7,1% dibanding kuartal III tahun lalu, dan terakhir deposito 9,3% atau turun 18%," tandasnya.
Ketua Bersama AAJI Wiroyo Karsono mengungkapkan, penurunan hasil investasi industri asuransi jiwa yang sangat tajam tersebut disebabkan karena pasar investasi yang masih kurang baik. Sehingga, hal tersebut berdampak terhadap kinerja investasi industri asuransi jiwa pada periode tersebut.
"Kondisi ini disebabkan oleh pasar investasi yang masih kurang stabil dan kurang baik sehingga berdampak signifikan terhadap investasi yang dilakukan," katanya di Rumah AAJI, Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Namun sejatinya, kata dia, periode ini trennya sudah cukup membaik. Sebab, pada kuartal II/2018 penurunan hasil investasi industri asuransi jiwa tercatat lebih dari 100%.
"Tapi kuartal III trennya sudah membaik, karena kuartal II turunnya di atas 100% atau 135%. Walaupun masih turun tapi turunnya berkurang. Sekarang ini IHSG sudah berada di atas level 6.000 itu level psikologis yang membuat kita semakin positif. Semoga terus berlanjut sehingga investasi sudah bisa naik lagi," imbuh dia.
Sementara itu, jumlah investasi industri asuransi jiwa mengalami perlambatan 0,02% dibanding periode sama tahun lalu. Pada tahun lalu, jumlah investasi Rp457,64 triliun dan periode ini Rp457,55 triliun.
"Reksa dana tetap jadi kontributor terbesar atau 33,3% dari total asuransi jiwa di Indonesia. Reksa dana mengalami kenaikan 0,4% dibanding kondisi sama periode sebelumnya. Kedua, dari saham kontribusinya 32,4% mengalami kenaikan 11,5%. Ketiga, SBN sebesar 14% atau turun 7,1% dibanding kuartal III tahun lalu, dan terakhir deposito 9,3% atau turun 18%," tandasnya.
(fjo)