Tembus USD1,8 Miliar, Udang Masih Primadona Ekspor Sektor Perikanan

Selasa, 11 Desember 2018 - 12:35 WIB
Tembus USD1,8 Miliar,...
Tembus USD1,8 Miliar, Udang Masih Primadona Ekspor Sektor Perikanan
A A A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga akhir tahun ekspor hasil perikanan jelang akhir tahun 2018 mencapi USD5 miliar atau naik 10% dari tahun 2017 yang sebesar USD4,52 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor udang masih menjadi primadona ekspor hasil perikanan hingga akhir tahun ini, yang mencapai USD1,8 miliar, dengan volume 180.000 ton.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan perikanan (PDSPKP) KKP Rifky Effendi Hardijantomengatakan, dalam dua hingga tiga tahun mendatang pihaknya akan terus berupaya mendongkar peningkatan ekspor udang nasional. “Target kami bisa meningkatkan ekspor udang iagar nilainya bisa mencapai USD2,8 miliar untuk dua atau tiga tahun ke depan,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Untuk bisa mencapai nilai ekspor udang sebesar USD2,8 miliar, tambah dia, maka dibutuhkan tambahan volume ekspor udang sebesar 100.000 ton. Untuk itu, PDSPKP tengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP untuk bisa meningkatkan produksi udang budidaya dalam negeri. "Selama ini produksi udang budidaya merupakan penyumbang terbesar ekspor udang nasional yang mencapai 80% dari sisanya dari perikanan tangkap," imbuhnya.

Selain menggenjot produksi udang, Rifky mengatakan, KKP juga menggenjot produksi ikan lainnya seperti tuna yang berada di urutan kedua terbesar penyumbang ekspor. Kemudian untuk cakalang dan tongkol di urutan kelima dan rumput laut di urutan keenam dari segi nilai ekspor tapi kedua dari segi volume.

Adapun untuk pangsa pasar, Amerika Serikat (AS) masih menjadi pasar tujuan ekspor udang terbesar Indonesia. Menurutnya, ekspor udang dari Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah India di Negeri Paman Sam.

Selain AS, Eropa juga masuk dalam pangsa pasar udang Indonesia. Saat ini, Indonesia berada di urutan ke-16 pengekspor udang ke benua biru tersebut. “Selain AS, Eropa sangat besar peluangnya, makanya harus kita garap maksimal mulai tahun depan,” tutur dia.

Tak hanya mendongkrak ekspor, lanjut Riffky, yang tidak kalah penting adalah peningkatan konsumsi ikan dalam negeri. “Kalau kita bicara sejarah, kenapa Jepan orangnya pintar-pintar karena memang dulu setelah Jepang di bom sama sekutu, lalu hanya bisa makan ikan saat itu. Tapi karena makan ikan orang Jepan jadi pintar-pintar. Makanya kita akan punya bonus demografi generasi emas. Harapannya dengan banyak makan ikan generasi kita bisa lebih pintar-pintar,” ujar dia.

Sekadar informasi, angka konsumsi ikan nasional tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 angka konsumsi ikan nasional 43,94 kg/kapita setara ikan utuh segar, meningkat 6,74% dari tahun sebelumnya (41,11 kg/kapita), dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 47,34 kg/kapita.

Selanjutnua pada tahun 2018 ditargetkan sebesar 50,65 kg/kapita dan tahun 2019 sebesar 54,49 kg/kapita.“Ke depan ayo sama-sama kita gaungkan makan ikan agar kita bisa melahirkan generasi penerus yang pintar,” tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8234 seconds (0.1#10.140)