Instrumen Wakaf Perlu Diperkuat Sehingga Lebih Produktif

Rabu, 12 Desember 2018 - 14:38 WIB
Instrumen Wakaf Perlu...
Instrumen Wakaf Perlu Diperkuat Sehingga Lebih Produktif
A A A
SURABAYA - Instrumen wakaf perlu lebih diperkuat sehingga dapat berperan lebih untuk mendukung berbagai aktivitas produktif dan redistribusi kesejahteraan kepada masyarakat kurang mampu. Instrumen ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian pertumbuhan Sustainable Development Goals (SDGs) seperti mengurangi kemiskinan, mengatasi kelaparan, dan meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan, serta memperkecil kesenjangan sosial.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, sinergitas antar lembaga perlu terus diperkuat untuk mengoptimalkan produktifitas aset wakaf dengan model pemanfaatan wakaf produktif. "BI akan terus berupaya mendorong pemanfaatan wakaf secara produktif," kata Erwin saat sambutan dalam forum diskusi acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018 bertema “Inovasi Wakaf untuk Kemartabatan dan Kemakmuran Bangsa” di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/12/2018).

Dia melanjutkan, pengembangan wakaf produktif secara masif diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi. Selain itu, dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Salah satu pemanfaatan wakaf produktif adalah untuk pengembangan usaha sektor riil," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu upaya pengembangan wakaf melalui penerbitan waqf-linked sukuk (WLS) yang merupakan hasil kerja sama antara BI, Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kementrian Keuangan. "Zaman Daulah Ummayah dan Abbasiyah, wakaf menjadi instrumen yang sangat vital dalam menopang perekonomian negara, khususnya dalam pembangunan fasilitas sosial dan pengembangan pendidikan," pungkasnya.

Dia memaparkan, waqf-linked sukuk merupakan surat utang syariah atau sukuk yang berbasis wakaf tunai. Dengan wakaf tunai ini, praktik berwakaf akan menjadi lebih luas dan fleksibel. Selain itu, dana wakaf yang terkumpul dari instrumen ini, dapat diinvestasikan pada sukuk negara sehingga dapat membantu pembiayaan fiskal dalam konteks proyek sosial, khususnya di bidang edukasi dan kesehatan.

Ke depan, inovasi wakaf yang sesuai dengan koridor syariah sangat dibutuhkan agar pemanfaatan wakaf di Indonesia dapat lebih optimal sehingga dapat berperan besar dalam pertumbuhan dan ketahanan perekonomian nasional. Melalui pengembangan wakaf produktif, diharapkan kontribusinya dapat lebih maksimal bagi kemakmuran sosial-ekonomi bangsa.

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Muhammad Nuh pun mendorong, pemanfaatan wakaf secara produktif dengan mengomersialisasi aset-aset wakaf. Hal tersebut akan menciptakan nilai manfaat lebih besar dan meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian.

BWI memprioritaskan peningkatan pemahaman atau literasi wakaf, lalu gerakan pengumpulan wakaf dan pengelolaan wakaf secara produktif agar manfaatnya bisa lebih besar sehingga penerima manfaat lebih banyak. Selain itu, sambung dia, Indonesia juga harus membentuk ekosistem wakaf.

Hal tersebut lantaran jika wakaf sudah dibangun, maka orang yang berwakaf tidak memerlukan energi yang besar. BWI mendorong para pengelola wakaf (nazir) untuk terlibat dalam pembangunan nasional, salah satunya dengan membeli sukuk. "Kami akan berupaya mengintegrasikan para nazir agar dapat bekerja sama dalam memanfaatkan dana wakaf," paparnya.

Kedepan, BWI terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat karena selama ini masih beranggapan wakaf hanya benda statis, seperti tanah, masjid, dan lain-lain. "Kami juga mau fokus di segmen mahasiswa, karena apa? Karena mereka well educatid yang memiliki probabilitas tinggi. Jadi kami sasar generasi milenial," ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5799 seconds (0.1#10.140)