Aset Keuangan Syariah Indonesia Tercatat Capai Rp1.265,97 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri keuangan syariah masih tumbuh positif, dengan total aset perbankan syariah mencapai Rp468,8 triliun. Raihan tersebut tumbuh 15,67% secara yoy, sedangkan market share pada bulan September mencapai sebesar 5,92%.
Lebih lanjut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso merinci untuk total aset Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) syariah mencapai Rp99,9 triliun atau tumbuh 1,39%. Sementara total aset Pasar Modal Syariah telah mencapai Rp697,2 triliun.
“Secara keseluruhan, total aset keuangan syariah kita mencapai Rp1.265,97 triliun, setara dengan 8,58% aset keuangan Indonesia. Pangsa pasar ini masih bisa dan harus kita tingkatkan lagi agar keberadaan keuangan syariah lebih dirasakan masyarakat,” ujar Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Sambung dia, menerangkan program Bank Wakaf Mikro (BWM) banyak berkontribusi besar terhadap ekonomi syariah. Sebab, perkembangan BWM dengan platform LKMS sampai dengan posisi 31 Oktober 2018 telah memiliki 7.542 nasabah.
Total nilai pembiayaan yang telah disalurkan sebanyak Rp9,14 miliar dengan jumlah BWM sebanyak 35 BWM di 23 daerah seluruh Indonesia. “Program BWM sudah menjadi program nasional yang akan terus berkelanjutan yang tentunya memerlukan dukungan dari seluruh pihak,” katanya.
Menurutnya dalam pengembangan keuangan syariah, dibutuhkan koordinasi, sinergi dan strategi yang matang. Sehubungan dengan hal itu, Silaturahim Kerja Nasional (SILAKNAS) pun perlu dilaksanakan untuk menyatukan langkah gerak membangun ekonomi syariah. “Koordinasi program kerja seluruh pengurus pusat, wilayah, wilayah khusus dan daerah MES,” paparnya.
Lebih lanjut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso merinci untuk total aset Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) syariah mencapai Rp99,9 triliun atau tumbuh 1,39%. Sementara total aset Pasar Modal Syariah telah mencapai Rp697,2 triliun.
“Secara keseluruhan, total aset keuangan syariah kita mencapai Rp1.265,97 triliun, setara dengan 8,58% aset keuangan Indonesia. Pangsa pasar ini masih bisa dan harus kita tingkatkan lagi agar keberadaan keuangan syariah lebih dirasakan masyarakat,” ujar Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Sambung dia, menerangkan program Bank Wakaf Mikro (BWM) banyak berkontribusi besar terhadap ekonomi syariah. Sebab, perkembangan BWM dengan platform LKMS sampai dengan posisi 31 Oktober 2018 telah memiliki 7.542 nasabah.
Total nilai pembiayaan yang telah disalurkan sebanyak Rp9,14 miliar dengan jumlah BWM sebanyak 35 BWM di 23 daerah seluruh Indonesia. “Program BWM sudah menjadi program nasional yang akan terus berkelanjutan yang tentunya memerlukan dukungan dari seluruh pihak,” katanya.
Menurutnya dalam pengembangan keuangan syariah, dibutuhkan koordinasi, sinergi dan strategi yang matang. Sehubungan dengan hal itu, Silaturahim Kerja Nasional (SILAKNAS) pun perlu dilaksanakan untuk menyatukan langkah gerak membangun ekonomi syariah. “Koordinasi program kerja seluruh pengurus pusat, wilayah, wilayah khusus dan daerah MES,” paparnya.
(akr)