Sinyal Positif dari Sektor Finansial Dukung Ekonomi RI di 2019

Kamis, 13 Desember 2018 - 18:25 WIB
Sinyal Positif dari...
Sinyal Positif dari Sektor Finansial Dukung Ekonomi RI di 2019
A A A
JAKARTA - Tren positif sektor finansial global di tahun 2019 diprediksi akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik dibandingkan 2018.

Hal ini sudah ditandai dari kondisi pasar yang mulai kondusif, yaitu kinerja pasar saham dan obligasi yang tumbuh masing-masing 3,85% (MoM) dan 4,17% (MoM), sedangkan nilai tukar rupiah menguat 5,93% per November 2018.

Kondisi pasar global sedikit banyak diakui akan mempengaruhi kondisi domestik Indonesia, terutama dari iklim bunga dan mata uang. Sinyal moderasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan The Fed yang tidak terlalu agresif, akan membuat tekanan nilai tukar rupiah mereda, sehingga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia diperkirakan sudah mendekati puncak atau tahap akhir.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan, sektor keuangan Indonesia mulai menunjukkan arah positif di penghujung tahun 2018.

Topik utama yang mempengaruhi di 2018 mulai dari pertumbuhan global, kenaikan suku bunga Amerika Serikat (The Fed) yang sangat agresif, dan perang dagang antara Amerika Serikat dengan mitra dagangnya, membuat pasar bergejolak dan bergerak negatif pada tahun berjalan 2018.

"Kami memprediksi IHSG di tahun depan berkisar di level 6.900 hingga 7.100. Sementara nilai tukar rupiah antara Rp14.500 sampai Rp15.200 per dolar AS," terang Katarina dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Tahun depan menurutnya akan diwarnai pertumbuhan ekonomi dunia yang masih positif meski cenderung mengalami moderasi, kemudian suku bunga global cenderung akomodatif, dan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya.

Dari sisi suku bunga global, lanjut Katarina, kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan tidak akan seagresif tahun 2018. Hal ini lantaran Amerika Serikat harus menghadapi meredanya dampak positif dari pemotongan pajak terhadap pertumbuhan ekonominya, sementara kenaikan suku bunga agresif selama dua tahun berturut-turut akan mulai menggerus laju pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

"Karena kenaikan suku bunga The Fed yang tidak terlalu agresif, otomatis tekanan kenaikan suku bunga di negara-negara berkembang akan mereda," ujarnya

Sementara, perang dagang antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya menurut dia masih akan mewarnai perjalanan tahun 2019. Menurutnya pasar finansial global telah memperhitungkan dampak terburuk dari perang dagang terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan laba korporasi.

"Satu hal yang menarik, perang dagang membuat kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, berpeluang diuntungkan. Korporasi global yang berpusat di China bisa mendiversifikasikan bisnisnya ke luar China. Sektor-sektor berpotensi di antaranya adalah IT, automotif dan garmen,” jelas Katarina.

Terkait pemilu tahun depan, kondisi ini menurutnya tentu akan menciptakan dinamikanya sendiri. Secara historis, di tahun pemilu pasar saham Indonesia cenderung menguat ditopang oleh ekspektasi ekonomi yang dapat berkontribusi positif bagi dunia usaha dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kebijakan populis yang biasa diluncurkan menjelang pemilu juga dapat meningkatkan aktivitas ekonomi.
(fjo)
Berita Terkait
Cerah, Outlook Ekonomi...
Cerah, Outlook Ekonomi ke Depan Dinilai Semakin Membaik
Ekonomi Indonesia Triwulan...
Ekonomi Indonesia Triwulan IV 2024 Tumbuh 5,02%, Sektor Konstruksi dan Industri Dominan
Piye Iki Gaes! Separuh...
Piye Iki Gaes! Separuh Rakyat RI Nggak Ngerti Literasi Keuangan
Sektor Properti Berkontribusi...
Sektor Properti Berkontribusi 13,6 Persen Pada Pertumbuhan Ekonomi di Tahun 2020
Perry Kasih Kabar Baik,...
Perry Kasih Kabar Baik, Ekonomi Domestik Semester II Perlahan Pulih
Sukses Tangani Covid,...
Sukses Tangani Covid, ADB Sebut 3 Negara Ini Akan Tumbuh Positif
Berita Terkini
Rhenald Kasali Mundur...
Rhenald Kasali Mundur dari Komut Pos Indonesia, Ini Sosok Penggantinya
11 menit yang lalu
Minggu Mager, Harga...
Minggu Mager, Harga Emas Antam Tetap di Rp1.965.000 per Gram
1 jam yang lalu
4 Negara Pemilik Cadangan...
4 Negara Pemilik Cadangan Emas Terbesar di Dunia, Intip Gudang Penyimpanannya
2 jam yang lalu
Dialog Bersama Delegasi...
Dialog Bersama Delegasi SSTC, Kementan Bangga Programnya Jadi Inspirasi Negara Lain
3 jam yang lalu
Aksi Jual Amerika Menguat,...
Aksi 'Jual Amerika' Menguat, China Buang Dolar AS Rp387 Triliun
3 jam yang lalu
Bill Gates: Profesi...
Bill Gates: Profesi Guru dan Dokter Akan Punah 10 Tahun Lagi
4 jam yang lalu
Infografis
Jadi Jantung Ekonomi...
Jadi Jantung Ekonomi RI, Jumlah Kelas Menengah Turun Drastis
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved