Sukses Tangani Covid, ADB Sebut 3 Negara Ini Akan Tumbuh Positif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Direktur Jenderal Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang tidak kunjung kelar akan memperlambat pemulihan ekonomi di Indonesia dan di kawasan.
Dia mengungkapkan, di sektor keuangan sempat ada turbulensi di Asia dan Indonesia, tapi pemerintah sudah cukup cepat bertindak dan komprehensif.
"Secara keseluruhan, kami prediksi negara-negara yang bisa menangani Covid-19 akan tumbuh positif seperti China, Vietnam, dan Bangladesh. Bangladesh ini menarik karena kasusnya sempat besar, tapi bisa ditekan hingga hanya 2.000 kasus per hari," ujar Edimon dalam diskusi virtual publik ISEI bertajuk "Moving Forward: Strategy for Indonesia Economic Rebound" di Jakarta, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Terbongkar, China Suntik Puluhan Ribu Warga Sebelum Tes Vaksin Selesai )
Sektor keuangan Indonesia, lanjut dia, masih akan tetap menghadapi turbulensi. Edimon juga menyatakan bahwa disclosement dari kebijakan fiskal di Indonesia tidak semuanya berjalan baik.
"Kemudian, dari segi turisme, orang akan berhati-hati untuk bepergian meski seandainya nanti pandemi ini sudah berakhir, bisa butuh waktu sampai 6 tahun. Kita sendiri harus pilih-pilih sektor mana yang bagus untuk jadi pendorong ekonomi," tambahnya.
Dari segi utang, Edimon mengatakan bahwa Indonesia bukan negara yang berhutang besar baik dari segi pemerintah, korporasi, dan sektor lainnya. (Baca juga: Utang Luar Negeri RI Melambat di Bulan Juli Bukan Kabar Baik, Kok Bisa? )
"Jadi, tentunya kita akan lebih resilien dan krisis utang kemungkinannya jauh lebih kecil. Jadi, utang tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Yang penting adalah berpikir mendorong ekonomi ke depan dari segi korporasi, rumah tangga, dan pemerintah," tuturnya.
Dia mengungkapkan, di sektor keuangan sempat ada turbulensi di Asia dan Indonesia, tapi pemerintah sudah cukup cepat bertindak dan komprehensif.
"Secara keseluruhan, kami prediksi negara-negara yang bisa menangani Covid-19 akan tumbuh positif seperti China, Vietnam, dan Bangladesh. Bangladesh ini menarik karena kasusnya sempat besar, tapi bisa ditekan hingga hanya 2.000 kasus per hari," ujar Edimon dalam diskusi virtual publik ISEI bertajuk "Moving Forward: Strategy for Indonesia Economic Rebound" di Jakarta, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Terbongkar, China Suntik Puluhan Ribu Warga Sebelum Tes Vaksin Selesai )
Sektor keuangan Indonesia, lanjut dia, masih akan tetap menghadapi turbulensi. Edimon juga menyatakan bahwa disclosement dari kebijakan fiskal di Indonesia tidak semuanya berjalan baik.
"Kemudian, dari segi turisme, orang akan berhati-hati untuk bepergian meski seandainya nanti pandemi ini sudah berakhir, bisa butuh waktu sampai 6 tahun. Kita sendiri harus pilih-pilih sektor mana yang bagus untuk jadi pendorong ekonomi," tambahnya.
Dari segi utang, Edimon mengatakan bahwa Indonesia bukan negara yang berhutang besar baik dari segi pemerintah, korporasi, dan sektor lainnya. (Baca juga: Utang Luar Negeri RI Melambat di Bulan Juli Bukan Kabar Baik, Kok Bisa? )
"Jadi, tentunya kita akan lebih resilien dan krisis utang kemungkinannya jauh lebih kecil. Jadi, utang tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Yang penting adalah berpikir mendorong ekonomi ke depan dari segi korporasi, rumah tangga, dan pemerintah," tuturnya.
(ind)