Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Beroperasi April 2019
A
A
A
JAKARTA - Konektivitas antarwilayah menjadi kunci percepatan pertumbuhan ekonomi karena mampu memangkas biaya logistik yang berimplikasi pada efisiensi produksi sektor-sektor andalan.
Oleh karena itu, sejak 2014, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur secara masif dengan menetapkan daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satunya adalah Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 kilometer (km).
"Sebagai jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, Tol Balikpapan-Samarinda ini diharapkan mampu mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batu bara, migas, dan pertanian di kedua kota," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Jumat (14/12/2017).
Susiwijono mengatakan keberadaan tol dengan lima seksi dan nilai investasi sebesar Rp9,97 triliun ini sangat penting karena akan meningkatkan konektivitas serta mengurangi biaya logistik dan jarak tempuh antara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Upaya pembangunan tol ini dimulai sejak Juni 2016, dimulai dengan lelang yang dimenangkan oleh PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), dengan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Adapun, skema pendanaan jalan tol ini menggunakan contractor prefinancing yang mengharuskan kontraktor melakukan konstruksi terlebih dahulu, dan BUJT membayar setelah konstruksi selesai.
Di sisi lain, untuk meningkatkan kelayakan finansial, pemerintah memberikan dukungan konstruksi yang dananya bersumber dari APBN, APBD, maupun pinjaman luar negeri. Dukungan ini diberikan pada Seksi I yang memiliki panjang 22 km dan Seksi V dengan panjang 11 km.
"Kita mulai membangun tol ini sejak 2017. Sebagian dari tol ini, yakni Seksi II, Seksi III, dan Seksi IV, diharapkan dapat dibuka pada April 2019. Sedangkan dua seksi lainnya (Seksi I dan Seksi V) akan dapat digunakan mulai Desember 2019." pungkasnya.
Oleh karena itu, sejak 2014, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur secara masif dengan menetapkan daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satunya adalah Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 kilometer (km).
"Sebagai jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, Tol Balikpapan-Samarinda ini diharapkan mampu mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batu bara, migas, dan pertanian di kedua kota," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Jumat (14/12/2017).
Susiwijono mengatakan keberadaan tol dengan lima seksi dan nilai investasi sebesar Rp9,97 triliun ini sangat penting karena akan meningkatkan konektivitas serta mengurangi biaya logistik dan jarak tempuh antara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Upaya pembangunan tol ini dimulai sejak Juni 2016, dimulai dengan lelang yang dimenangkan oleh PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), dengan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Adapun, skema pendanaan jalan tol ini menggunakan contractor prefinancing yang mengharuskan kontraktor melakukan konstruksi terlebih dahulu, dan BUJT membayar setelah konstruksi selesai.
Di sisi lain, untuk meningkatkan kelayakan finansial, pemerintah memberikan dukungan konstruksi yang dananya bersumber dari APBN, APBD, maupun pinjaman luar negeri. Dukungan ini diberikan pada Seksi I yang memiliki panjang 22 km dan Seksi V dengan panjang 11 km.
"Kita mulai membangun tol ini sejak 2017. Sebagian dari tol ini, yakni Seksi II, Seksi III, dan Seksi IV, diharapkan dapat dibuka pada April 2019. Sedangkan dua seksi lainnya (Seksi I dan Seksi V) akan dapat digunakan mulai Desember 2019." pungkasnya.
(fjo)