Dechatlon Prancis Ekpansi Pasar ke Bekasi

Sabtu, 15 Desember 2018 - 04:31 WIB
Dechatlon Prancis Ekpansi...
Dechatlon Prancis Ekpansi Pasar ke Bekasi
A A A
BEKASI - Kota Bekasi kini mempunyai sports meeting point terbesar dengan ukuran 2.425 meter persegi di Kawasan Summarecon Bekasi, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi. Keberadaan wahana yang menjadi satu dengan retail olahraga ini diyakini bisa memberi kemudahan masyarakat untuk berolahraga, sekaligus menjadi titik pertemuan bagi pecinta olahraga.

Tempat ini merupakan fasilitas kedua yang dibangun Decathlon, perusahaan asal Prancis yang konsen menjual alat, pakaian hingga aksesoris olahraga. Sebelumnya, Decathlon Indonesia telah membangun fasilitas serupa di Kawasan Alam Sutera, Kota Tangerang. Sehingga Decathlon siap memberikan fasilitas olahraga bagi warga Bekasi.

Direktur Utama Decathlon Indonesia, Jeremie Ruppert, menjelaskan 2.000 meter persegi dibangun untuk retail olahraga, sedangkan sisanya 425 meter persegi merupakan lapangan olahraga yang bisa diakses secara gratis. Adapun nilai investasi yang ditanam untuk membangun fasilitas ini mencapai Rp75 miliar.

"Bagi komunitas yang ingin menggunakan fasilitas ini diperbolehkan secara gratis," katanya. Menurutnya, Decathlon Indonesia sengaja memilih Kota Bekasi karena kecintaan warga setempat terhadap dunia olahraga cukup tinggi. Hal ini terlihat dari antusiasme pengunjung pada kegiatan hari bebas kendaraan (Car Free Day) di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.

Ada 3.000 lebih masyarakat yang memadati ruas jalan itu untuk berolahraga. Di sisi lain, Kota Bekasi juga memiliki Stadion Patriot Candrabhaga berskala internasional dengan kapasitas 35.000 pengunjung. Bahkan stadion ini menjadi salah satu venue yang digunakan dalam perhelatan Asian Games 2018 lalu.

"Indonesia sudah menjadi negara yang memiliki level internasional untuk acara olahraga seperti Asian Games 2018 yang menjadi salah satu contoh sukses," ujarnya. Jeremie mengatakan, ada lebih 15.000 produk dari brand eksklusif dengan 60 jenis macam olahraga yang ditawarkan dengan harga terjangkau.

Misalnya tas hiking merk Quechua berkapasitas 10 liter yang dijual seharga Rp40.000 dan sepatu lari Kalenji yang harganya di bawah Rp200.000. Meski harganya sangat terjangkau, namun kualitasnya tidak akan mengecewakan. Bahkan perusahaan memberi garansi selama 10 tahun bila barang yang dibeli rusak akan diganti dengan yang baru.

"Kalau ada rusak seperti di bagian resleting, silakan bawa ke toko akan kami ganti baru. Soal kuitansi, tidak perlu dibawa karena pembeli sudah masuk dalam member (keanggotaan)," jelasnya. Apalagi, semua barang yang ditawarkan merupakan merk sendiri dan banyak di antaranya akan dibuat di Indonesia. Misalnya tas dan sepatu yang dibuat di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Untuk saat ini, ada sekitar 10% barang yang dijual merupakan produk dalam negeri. Namun untuk 10 tahun mendatang, komposisi produk dalam negeri akan ditingkatkan menjadi 50%. Ada beberapa pertimbangan pihaknya menggandeng produsen lokal. Salah satunya adalah kemudahan dalam memperoleh barang.

Karena bila impor setidaknya membutuhkan waktu selama 30-60 hari untuk tiba di toko. Selain itu, pajak yang dibebankan dari produk impor tentu lebih besar dibanding produk dalam negeri."Alasan kami menjual produk dalam negeri juga ingin menunjukkan bahwa kualitasnya sangat baik meski dijual dengan harga terjangkau," katanya.

Dia menambahkan, tahun depan pihaknya akan membuka gerai baru di DKI Jakarta, misalnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan Taman Anggrek di Jakarta Barat. "Kami hadir dengan tujuan agar olahraga semakin diakses banyak orang. Kami juga selalu mendorong orang berolahraga dengan produk berkualitas, inovatif dan menjangkau banyak kalangan," ungkapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0752 seconds (0.1#10.140)