Rantai Nilai Halal Dukung Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong penguatan rantai nilai halal nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan fondasi ekonomi dan keuangan syariah yang kuat. Hal ini sejalan dengan upaya penyempurnaan fase awal penerapan cetak biru (blueprint) pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Bank Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, BI akan selalu mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. "Sehingga dapat menjadi daya dorong yang optimal untuk mendukung perwujudan ekonomi nasional yang lebih adil dan merata, sejalan dengan harapan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama global dalam berbagai sektor industri halal," kata Dody dalam penutupan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018, di Surabaya, akhir pekan.
Selain itu, BI juga akan mendukung pengembangan kewirausahaan muda berbasis syariah melalui berbagai kegiatan yang mendorong dan menginspirasi lahirnya entrepreneur muda. Langkah BI untuk terus mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis syariah dilakukan dengan melakukan pembinaan-pembinaan mulai dari sektor hulu ke hilir, seperti menjaga kualitas barang input, pengolahan, proses packaging, hingga pemasarannya.
Pengembangan UMKM berbasis syariah yang bergerak atas prinsip kepedulian sosial, bermanfaat bagi sesama, bertekad swadaya, dan berbudaya partisipatif diyakini mampu membawa perubahan yang berdampak positif. "Pada gilirannya pengembangan kewirausahaan berbasis syariah diharapkan dapat mendukung sektor UMKM secara keseluruhan dan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi Indonesia," ungkapnya.
Adapun dalam rangka mempertemukan pelaku UMKM dengan calon investor atau lembaga keuangan syariah yang potensial, BI juga turut memfasilitasi ajang pertemuan bisnis antara pelaku UMKM dengan calon investor atau lembaga keuangan syariah yang potensial dalam bentuk business matching dengan nilai transaksi mencapai Rp7,01 triliun selama penyelenggaraan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018.
Disisi lain, BI pun mendukung UMKM ntuk memiliki sertifikasi halal bagi produknya. Menurut Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari, adanya sertifikasi halal dapat mendorong pengembangan UMKM, yang pada gilirannya akan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia memaparkan, UMKM merupakan salah satu sektor yang memberi sumbangan besar terhadap ekonomi Indonesia. "Untuk itulah pengembangan UMKM perlu terus didukung, termasuk dalam industri halal, mengingat besarnya potensi pengembangan industri halal di Indonesian," jelasnya.
Pengembangan industri halal di Indonesia membutuhkan adanya keamanan, kenyamanan, dan kepercayaan konsumen, yang antara lain dapat diperoleh melalui adanya sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM. Maka dari itu, para pelaku UMKM berbasis syariah perlu memperhatikan penggunaan bahan baku untuk berproduksi sehingga dapat diyakini konsistensi kehalalannya.
Pasalnya, kehalalan sebuah produk tidak hanya didukung oleh pemilihan bahan, namun juga proses dan mekanisme produksi dari hulu ke hilir. Pelaksanaan prosedur yang baik diharapkan dapat memperkuat bisnis industri halal UMKM Indonesia sehingga semakin meningkat dan berkembang hingga ke taraf global.
Mengingat kontribusinya bagi penguatan pertumbuhan ekonomi nasional, Bank Indonesia pun berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia akan berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga terkait untuk dukung pengembangan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk pengembangan UMKM berbasis syariah.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, BI akan selalu mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. "Sehingga dapat menjadi daya dorong yang optimal untuk mendukung perwujudan ekonomi nasional yang lebih adil dan merata, sejalan dengan harapan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama global dalam berbagai sektor industri halal," kata Dody dalam penutupan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018, di Surabaya, akhir pekan.
Selain itu, BI juga akan mendukung pengembangan kewirausahaan muda berbasis syariah melalui berbagai kegiatan yang mendorong dan menginspirasi lahirnya entrepreneur muda. Langkah BI untuk terus mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis syariah dilakukan dengan melakukan pembinaan-pembinaan mulai dari sektor hulu ke hilir, seperti menjaga kualitas barang input, pengolahan, proses packaging, hingga pemasarannya.
Pengembangan UMKM berbasis syariah yang bergerak atas prinsip kepedulian sosial, bermanfaat bagi sesama, bertekad swadaya, dan berbudaya partisipatif diyakini mampu membawa perubahan yang berdampak positif. "Pada gilirannya pengembangan kewirausahaan berbasis syariah diharapkan dapat mendukung sektor UMKM secara keseluruhan dan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi Indonesia," ungkapnya.
Adapun dalam rangka mempertemukan pelaku UMKM dengan calon investor atau lembaga keuangan syariah yang potensial, BI juga turut memfasilitasi ajang pertemuan bisnis antara pelaku UMKM dengan calon investor atau lembaga keuangan syariah yang potensial dalam bentuk business matching dengan nilai transaksi mencapai Rp7,01 triliun selama penyelenggaraan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018.
Disisi lain, BI pun mendukung UMKM ntuk memiliki sertifikasi halal bagi produknya. Menurut Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari, adanya sertifikasi halal dapat mendorong pengembangan UMKM, yang pada gilirannya akan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia memaparkan, UMKM merupakan salah satu sektor yang memberi sumbangan besar terhadap ekonomi Indonesia. "Untuk itulah pengembangan UMKM perlu terus didukung, termasuk dalam industri halal, mengingat besarnya potensi pengembangan industri halal di Indonesian," jelasnya.
Pengembangan industri halal di Indonesia membutuhkan adanya keamanan, kenyamanan, dan kepercayaan konsumen, yang antara lain dapat diperoleh melalui adanya sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM. Maka dari itu, para pelaku UMKM berbasis syariah perlu memperhatikan penggunaan bahan baku untuk berproduksi sehingga dapat diyakini konsistensi kehalalannya.
Pasalnya, kehalalan sebuah produk tidak hanya didukung oleh pemilihan bahan, namun juga proses dan mekanisme produksi dari hulu ke hilir. Pelaksanaan prosedur yang baik diharapkan dapat memperkuat bisnis industri halal UMKM Indonesia sehingga semakin meningkat dan berkembang hingga ke taraf global.
Mengingat kontribusinya bagi penguatan pertumbuhan ekonomi nasional, Bank Indonesia pun berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia akan berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga terkait untuk dukung pengembangan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk pengembangan UMKM berbasis syariah.
(fjo)