Rupiah Berakhir Terbebani Usai Gagal Manfaatkan Kemerosotan Dolar

Jum'at, 21 Desember 2018 - 17:29 WIB
Rupiah Berakhir Terbebani Usai Gagal Manfaatkan Kemerosotan Dolar
Rupiah Berakhir Terbebani Usai Gagal Manfaatkan Kemerosotan Dolar
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Jumat (21/12/2018) terbebani untuk terperosok ke zona merah saat menutup perdagangan pekan ketiga Desember 2018. Kurs rupiah gagal memanfaatkan kemerosotan dolar hingga menyentuh level terendah dalam 10 bulan.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah tergelincir menjadi Rp14.548/USD dibandingkan sebelumnya Rp14.470/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada posisi Rp14.449 hingga Rp14.555/USD.

Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange menyusut ke level Rp14.552/USD ketika kemarin berakhir pada posisi Rp14.472/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.464-Rp14.552/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga melaju ke zona merah usai bertengger di level Rp14.687/USD. Rupiah menunjukkan kembali tak berdaya saat hadapi USD dari kemarin Rp14.587/USD.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah menjelang akhir tahun tertahan pada tren perbaikan menuju Rp14.480/USD. Raihan ini memperlihatkan rupiah naik tipis dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya Rp14.499/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar mengkonsolidasikan kerugian pada sesi sebelumnya hingga terperosok ke level terburuk secara mingguan dalam 10 bulan. Hal ini seiring ancaman shutdown pemerintah AS dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah di bayangi kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi telah membebani laju dolar.

"Saya pikir pasar saat ini lebih fokus pada risiko ekonomi spesifik AS daripada risiko ekonomi global dan itu membebani dolar," kata Thu Lan Nguyen, ahli strategi FX di Commerzbank di Frankfurt.

Terhadap enam pesaingnya, dolar secara luas cenderung stabil pada posisi 96.247, akan tetapi anjlok 1,2% sepanjang pekan ini. Angka itu menjadi kejatuhan mingguan terbesar bagi dolar AS sejak pertengahan Februari.

Dolar menerima sedikit dukungan dari pasar obligasi, dengan imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun menetap di 2,80% atau jauh dari posisi terbaiknya dalam tujuh tahun yakni di atas 3,2% pada November.

Sementara Euro tercatat 0,22% lebih tinggi pada level 1,1470 saat melawan USD, tepat mendekati posisi terbaik dalam satu setengah bulan di 1,1486 dalam sesi hari sebelumnya. Pekan ketiga Desember 2018, euro tercatat naik 1,4% ketika Pounds lebih tinggi 0,3% menjadi 1,2690 terhadap dolar.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3568 seconds (0.1#10.140)