Pertamina Olah CPO Menjadi Green Gasoline dan Elpiji

Minggu, 23 Desember 2018 - 08:01 WIB
Pertamina Olah CPO Menjadi Green Gasoline dan Elpiji
Pertamina Olah CPO Menjadi Green Gasoline dan Elpiji
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui Refinery Unit III Plaju sejak awal Desember mengolah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi green gasoline (bahan bakar bensin ramah lingkungan) dan elpiji dengan teknologi co-processing.

Pengolahan CPO secara co-processing di kilang ini dinyatakan telah memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan negara. Hasil implementasi co-processing tersebut telah menghasilkan green gasoline octane 90 sebanyak 405 MB/bulan atau setara 64.500 Kilo Liter (KL)/bulan dan produksi green elpiji sebanyak 11.000 ton per bulan.

"Upaya ini sangat mendukung pemerintah dalam mengurangi penggunaan devisa, dimana Pertamina bisa menghemat impor crude sebesar 7.360 barel per hari atau dalam setahun mampu menghemat hingga USD160 juta (sekitar Rp2,32 triliun)," kata Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif dalam siaran pers yang diterima, Minggu (23/12/2018).

Karena itu, kata dia, ke depan langkah ini akan diikuti di kilang lainnya yakni di Kilang Cilacap, Balongan dan Dumai serta akan diperluas untuk jenis bahan bakar lainnya, baik green gasoil (bahan bakar solar) maupun green avtur.

"Tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN juga sangat tinggi, karena CPO yang diambil bersumber dari dalam negeri, transaksi yang dilakukan dengan rupiah sehingga mengurangi defisit anggaran negara, serta hasil bahan bakar ramah lingkungan," tambah Budi.

Proses pengolahan CPO dilakukan di fasilitas Residue Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU) yang berada di Kilang Plaju berkapasitas 20 MBSD (million barel steam per day). Adapun CPO yang digunakan adalah jenis crude palm oil yang telah diolah dan dibersihkan getah serta baunya atau dikenal dengan nama RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil). RBDPO tersebut kemudian dicampur dengan sumber bahan bakar fosil di kilang dan diolah dengan proses kimia sehingga menghasilkan bahan bakar bensin ramah lingkungan.

"Pencampuran langsung CPO dengan bahan bakar fosil di kilang ini secara teknis lebih sempurna dengan proses kimia, sehingga menghasilkan bahan bakar bensin dengan kualitas lebih tinggi karena nilai octane mengalami peningkatan," tambahnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8473 seconds (0.1#10.140)