Ekonomi Global Rentan, Sri Mulyani Antisipasi Krisis Keuangan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku, terus mengantisipasi serta menyusun upaya pencegahan terjadinya krisis keuangan kedepannya lewat koordinasi bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Menurutnya hal itu patut dijaga, pasalnya tahun 2019 diyakini bakal terjadi banyak gejolak ekonomi global yang memperanguhi Indonesia.
“Sebagai otoritas fiskal, kita terus bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK dan LPS untuk menjaga stabilitas sektor keuangan termasuk mencegah terjadinya krisis keuangan. Ini pilar penting dalam menjaga kepercayaan,” ujar Sri Mulyani seperti dikutip dalam akun media sosialnya di Jakarta, Selasa (1/1).
Lebih lanjut terang dia, Kemenkeu tidak boleh berhenti untuk mereformasi dan mentransformasikan organisasi agar terus mampu menjawab tantangan gejolak global, perubahan teknologi di era digital dan bonus demografi yang segera berakhir. “Kita juga terus memperbaiki kualitas pengelolaan dan pemanfaatan asset negara, diantaranya melalui revaluasi asset,” jelasnya.
Dia pun bersyukur Indonesia banyak mengukir prestasi dengan 37 penghargaan yang raih pada tahun 2018, baik dari lembaga internasional (World Government Summit, Global Capital-Euromoney, Global Market, dll) dan oleh lembaga nasional (KPK, Ombudsman, MENPAN RB, dan lain sebagainya). “Kita tidak akan dan tidak boleh berhenti berprestasi, karena ini adalah wujud nyata kecintaan kita kepada Indonesia,” jelasnya.
Ke depannya, mantan Direktur Bank Dunia itu juga menekankan pentingnya fokus kepada reformasi dan kerja sama global pada 2019, mendatang. "Pada saat memperdalam ketidakpastian global, kita harus fokus pada kebaikan bersama dan mengejar bersama," paparnya.
“Sebagai otoritas fiskal, kita terus bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK dan LPS untuk menjaga stabilitas sektor keuangan termasuk mencegah terjadinya krisis keuangan. Ini pilar penting dalam menjaga kepercayaan,” ujar Sri Mulyani seperti dikutip dalam akun media sosialnya di Jakarta, Selasa (1/1).
Lebih lanjut terang dia, Kemenkeu tidak boleh berhenti untuk mereformasi dan mentransformasikan organisasi agar terus mampu menjawab tantangan gejolak global, perubahan teknologi di era digital dan bonus demografi yang segera berakhir. “Kita juga terus memperbaiki kualitas pengelolaan dan pemanfaatan asset negara, diantaranya melalui revaluasi asset,” jelasnya.
Dia pun bersyukur Indonesia banyak mengukir prestasi dengan 37 penghargaan yang raih pada tahun 2018, baik dari lembaga internasional (World Government Summit, Global Capital-Euromoney, Global Market, dll) dan oleh lembaga nasional (KPK, Ombudsman, MENPAN RB, dan lain sebagainya). “Kita tidak akan dan tidak boleh berhenti berprestasi, karena ini adalah wujud nyata kecintaan kita kepada Indonesia,” jelasnya.
Ke depannya, mantan Direktur Bank Dunia itu juga menekankan pentingnya fokus kepada reformasi dan kerja sama global pada 2019, mendatang. "Pada saat memperdalam ketidakpastian global, kita harus fokus pada kebaikan bersama dan mengejar bersama," paparnya.
(akr)