Inflasi Rendah Bukti Daya Beli Masyarakat Turun
A
A
A
JAKARTA - Laju inflasi yang terjaga sepanjang 2018, menurut Ekonom Indef Bhima Yudisthira lebih dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Desember 2018 sebesar 0,62% atau masih sesuai dengan target.
“Inflasi rendah tergantung penyebabnya apakah dari perbaikan supply atau penurunan permintaan. Dalam konteks Indonesia, tiga tahun terakhir inflasi terjaga karena fenomena rendahnya konsumsi sekaligus penurunan daya beli di kelompok menengah bawah,” ujar Bhima saat dihubungi SINDONews di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Sambung dia menerangkan, pendapatan masyarakat yang bekerja di pertanian dan perkebunan terpukul oleh anjloknya harga komoditas. Akhirnya kemampuan membeli barang menjadi berkurang.
“Produsen dan pedagang di pasar akhirnya tidak berani menaikkan harga, khawatir pembeli berkurang. Artinya inflasi rendah bukan kabar baik bagi ekonomi. Indikator untuk menilai lemahnya sisi permintaan bisa dari core inflation atau inflasi inti yang tercatat hanya 3%,” jelasnya.
Untuk itu Ia menyarankan agar pemerintah terus meningkatkan laju ekspor dan menekan impor, agar transaksi berjalan tercapai dan tidak terus tertekan. “Laju ekspor dan kendalikan CAD agar membuktikan ekonomi Indonesia kuat,” tandasnya.
“Inflasi rendah tergantung penyebabnya apakah dari perbaikan supply atau penurunan permintaan. Dalam konteks Indonesia, tiga tahun terakhir inflasi terjaga karena fenomena rendahnya konsumsi sekaligus penurunan daya beli di kelompok menengah bawah,” ujar Bhima saat dihubungi SINDONews di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Sambung dia menerangkan, pendapatan masyarakat yang bekerja di pertanian dan perkebunan terpukul oleh anjloknya harga komoditas. Akhirnya kemampuan membeli barang menjadi berkurang.
“Produsen dan pedagang di pasar akhirnya tidak berani menaikkan harga, khawatir pembeli berkurang. Artinya inflasi rendah bukan kabar baik bagi ekonomi. Indikator untuk menilai lemahnya sisi permintaan bisa dari core inflation atau inflasi inti yang tercatat hanya 3%,” jelasnya.
Untuk itu Ia menyarankan agar pemerintah terus meningkatkan laju ekspor dan menekan impor, agar transaksi berjalan tercapai dan tidak terus tertekan. “Laju ekspor dan kendalikan CAD agar membuktikan ekonomi Indonesia kuat,” tandasnya.
(akr)