Tahun Politik dan Perang Dagang China-AS Jadi Sorotan Investor Saham
A
A
A
JAKARTA - Belakangan ini para investor saham yang tergabung dalam komunitas Investor Saham Pemula (ISP) berpandangan bahwa market 2019 masih akan dipengaruhi oleh ketegangan perang dagang antara China versus Amerika Serikat (AS). Setidaknya kemungkinan masih akan menurunkan jumlah transaksi global akibat ketidakpastian perjanjian dagang antar Negara.
Ketua Nasional ISP Frisca Devi Choirina mengatakan, tahun politik 2019 juga akan menjadi sentimen bagi pasar, di luar siapapun yang akan terpilih sebagai presiden. Pasar diyakini akan cenderung lebih volatilitas sampai masa-masa pemilihan presiden atau pilpres selesai.
"Dilihat dari history tahun-tahun politik sebelumnya, pasar akan berpotensi kembali menguat pasca pilpres. Namun, sentimen-sentimen global akan tetap membuat pasar di 2019 masih akan cukup volatil," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Sambung Frisca menjelaskan, banyak investor yang berpandangan bahwa saat ini sebaiknya wait and see terlebih dahulu sampai lewat masa-masa pilpres. Ada juga yang berpandangan bahwa saat-saat seperti inilah timing untuk mulai akumulasi pembelian saham.
Menurut Frisca, selama ekonomi dan pasar modal Indonesia masih berpotensi di masa depan, banyak investor yang tidak enggan untuk terus mengakumulasi saham yang ada di portofolionya. "Yang jelas semua keputusan dikembalikan ke masing-masing investor," pungkasnya.
Adapun, ISP merupakan perkumpulan investor saham terbesar dalam bentuk komunitas social (social community) yang berfokus pada bidang edukasi atau sosialisasi pasar modal ke masyarakat umum dan para anggotanya. Komunitas ISP didirikan pada tanggal 22 Desember 2014 dan mulai dikembangkan pada tahun 2015 oleh Frisca Devi Choirina selaku Co Founder sekaligus Ketua Nasional ISP.
Ketua Nasional ISP Frisca Devi Choirina mengatakan, tahun politik 2019 juga akan menjadi sentimen bagi pasar, di luar siapapun yang akan terpilih sebagai presiden. Pasar diyakini akan cenderung lebih volatilitas sampai masa-masa pemilihan presiden atau pilpres selesai.
"Dilihat dari history tahun-tahun politik sebelumnya, pasar akan berpotensi kembali menguat pasca pilpres. Namun, sentimen-sentimen global akan tetap membuat pasar di 2019 masih akan cukup volatil," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Sambung Frisca menjelaskan, banyak investor yang berpandangan bahwa saat ini sebaiknya wait and see terlebih dahulu sampai lewat masa-masa pilpres. Ada juga yang berpandangan bahwa saat-saat seperti inilah timing untuk mulai akumulasi pembelian saham.
Menurut Frisca, selama ekonomi dan pasar modal Indonesia masih berpotensi di masa depan, banyak investor yang tidak enggan untuk terus mengakumulasi saham yang ada di portofolionya. "Yang jelas semua keputusan dikembalikan ke masing-masing investor," pungkasnya.
Adapun, ISP merupakan perkumpulan investor saham terbesar dalam bentuk komunitas social (social community) yang berfokus pada bidang edukasi atau sosialisasi pasar modal ke masyarakat umum dan para anggotanya. Komunitas ISP didirikan pada tanggal 22 Desember 2014 dan mulai dikembangkan pada tahun 2015 oleh Frisca Devi Choirina selaku Co Founder sekaligus Ketua Nasional ISP.
(akr)