Maskapai Kenakan Tarif Bagasi, Penumpang Diprediksi Turun
A
A
A
SERANG - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pengenaan tarif terhadap bagasi penumpang diprediksi akan menurunkan volume dari sisi tingkat keterisian tempat duduk. Namun begitu, penumpang akan mengalami keseimbangan baru.
“Ujungnya itu namanya elastisitas. Tarif naik dengan alasan apapun, maka volumenya juga akan turun. Nah inio sudah pasti terjadi di industry airlines,” ujar dia, di Serang Banten, Jumat (11/1/2019).
Namun begitu, dia memaklumi tingginya biaya operasional maskapai di tanah air. Apalagi dengan harga avtur yang masih tinggi di dalam negeri. “Kita lihat saja nanti bagaimana. Tadi saya melihat foto dalam pesawat salah satu airlines penumpangnya kosong, barangkali ini ada jeda untuk menuju ke kesimbangan baru tadi,” pungkasnya.
Sementara itu pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, bahwa kebijakan sejumlah maskapai di antaranya Lion Air, Wings Air dan Citilink yang menerapkan pelayanan tanpa fasilitas bagasi gratis perlu diperhatikan pada prinsip airlines.
“Prinsipnya, ini berlaku bagi maskapai berbiaya rendah atau LCC yang hanya jual tiket tanpa fasilitas lain. Artinya, mau pilih kursi harus bayar, makan dan minum harus beli kecuali ke tolilet saja yang tyidak dipungut biaya tambahan,” ungkapnya.
Penerapan kebijakan pelayanan dari maskapai LCC kepada penumpang tersebut juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 185 tahun 2015. Alvin menambahkan bahwa penerapan pelayanan bagasi berbayar sudah bertahun-tahun ditetapkan di Indonesia untuk rute-rute internasional. Bagasi Berbayar sudah bertahun-tahun ditetapkan Indonesia Air Asia untuk route Internasional.
“Dan itu tidak ada masalah, tidak ada yang complain. Yang diperlukan disini adalah penumpang perlu lebih kritis dan cerdik memilih penerbangan. Kalau mau pelayanan yang lebih, manfaatkan maskapai full service,” pungkasnya.
“Ujungnya itu namanya elastisitas. Tarif naik dengan alasan apapun, maka volumenya juga akan turun. Nah inio sudah pasti terjadi di industry airlines,” ujar dia, di Serang Banten, Jumat (11/1/2019).
Namun begitu, dia memaklumi tingginya biaya operasional maskapai di tanah air. Apalagi dengan harga avtur yang masih tinggi di dalam negeri. “Kita lihat saja nanti bagaimana. Tadi saya melihat foto dalam pesawat salah satu airlines penumpangnya kosong, barangkali ini ada jeda untuk menuju ke kesimbangan baru tadi,” pungkasnya.
Sementara itu pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, bahwa kebijakan sejumlah maskapai di antaranya Lion Air, Wings Air dan Citilink yang menerapkan pelayanan tanpa fasilitas bagasi gratis perlu diperhatikan pada prinsip airlines.
“Prinsipnya, ini berlaku bagi maskapai berbiaya rendah atau LCC yang hanya jual tiket tanpa fasilitas lain. Artinya, mau pilih kursi harus bayar, makan dan minum harus beli kecuali ke tolilet saja yang tyidak dipungut biaya tambahan,” ungkapnya.
Penerapan kebijakan pelayanan dari maskapai LCC kepada penumpang tersebut juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 185 tahun 2015. Alvin menambahkan bahwa penerapan pelayanan bagasi berbayar sudah bertahun-tahun ditetapkan di Indonesia untuk rute-rute internasional. Bagasi Berbayar sudah bertahun-tahun ditetapkan Indonesia Air Asia untuk route Internasional.
“Dan itu tidak ada masalah, tidak ada yang complain. Yang diperlukan disini adalah penumpang perlu lebih kritis dan cerdik memilih penerbangan. Kalau mau pelayanan yang lebih, manfaatkan maskapai full service,” pungkasnya.
(akr)