Jiwasraya Patok Target Roll Over JS Saving Plan di Angka 45%
A
A
A
JAKARTA - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) memproyeksikan minat nasabah atau peserta yang ingin memperpanjangan kontrak polis (roll over) untuk produk JS Saving mencapai angka 45% hingga akhir kuartal I/2019.
Angka 45% dipatok menyusul tingginya minat peserta JS Saving Plan, pascamanajemen baru Jiwasraya menawarkan opsi bunga sebesar 7% untuk peserta yang berniat melakukan roll over.
"Awalnya Kami hanya menargetkan 30% tapi nyatanya tren peserta yang berniat roll over terus meningkat. Jika berbicara rasio roll over, sepertinya bisa mencapai di atas 45%," ujar Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko melalui keterangan tertulis, Rabu (23/1/2019).
Menyusul adanya peningkatan tren roll over, Hexana mengatakan, pihaknya bersama pemegang saham dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen melakukan pembayaran polis jatuh tempo kepada peserta yang tidak berminat melakukan roll over dengan memberikan bunga pengembangan sebesar 5,75% per tahun. Pelunasan akan dilakukan mulai kuartal II/2019.
Sedangkan untuk peserta yang berminat melakukan roll over, manajemen baru Jiwasraya menawarkan bunga sebesar 7% per tahun atau setara dengan 7,49% per tahun net efektif. "Kami sangat optimistis karena sampai hari ini saja roll over sudah di atas 35%, dari pekan lalu yang hanya mencapai 33%," tutur Hexana.
Seperti diketahui, seiring dengan upaya perbaikan perseroan manajemen baru Jiwasraya telah memiliki sejumlah strategi dalam rangka meningkatan kinerja di sepanjang 2019 dan memenuhi kewajiban polis produk JS Saving Plan.
Pertama, manajemen akan meningkatkan penjualan produk asuransi Jiwasraya kepada peserta baru, dan menambah manfaat produk asuransi kepada peserta yang telah ada. Kedua, mengembangkan varian produk asuransi Jiwasraya yang sifatnya lebih sederhana dan kekinian seperti asuransi mikro dengan premi yang ringan.
Ketiga, melakukan efisiensi dengan mengembangkan platform digital. Keempat, meningkatkan pemanfaatan aset-aset yang tidak produktif.
Sedangkan untuk langkah terakhir atau kelima, manajemen baru juga akan membenahi penempatan portofolio investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan (missmatch) yang menggangu likuiditas.
Angka 45% dipatok menyusul tingginya minat peserta JS Saving Plan, pascamanajemen baru Jiwasraya menawarkan opsi bunga sebesar 7% untuk peserta yang berniat melakukan roll over.
"Awalnya Kami hanya menargetkan 30% tapi nyatanya tren peserta yang berniat roll over terus meningkat. Jika berbicara rasio roll over, sepertinya bisa mencapai di atas 45%," ujar Direktur Utama Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko melalui keterangan tertulis, Rabu (23/1/2019).
Menyusul adanya peningkatan tren roll over, Hexana mengatakan, pihaknya bersama pemegang saham dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen melakukan pembayaran polis jatuh tempo kepada peserta yang tidak berminat melakukan roll over dengan memberikan bunga pengembangan sebesar 5,75% per tahun. Pelunasan akan dilakukan mulai kuartal II/2019.
Sedangkan untuk peserta yang berminat melakukan roll over, manajemen baru Jiwasraya menawarkan bunga sebesar 7% per tahun atau setara dengan 7,49% per tahun net efektif. "Kami sangat optimistis karena sampai hari ini saja roll over sudah di atas 35%, dari pekan lalu yang hanya mencapai 33%," tutur Hexana.
Seperti diketahui, seiring dengan upaya perbaikan perseroan manajemen baru Jiwasraya telah memiliki sejumlah strategi dalam rangka meningkatan kinerja di sepanjang 2019 dan memenuhi kewajiban polis produk JS Saving Plan.
Pertama, manajemen akan meningkatkan penjualan produk asuransi Jiwasraya kepada peserta baru, dan menambah manfaat produk asuransi kepada peserta yang telah ada. Kedua, mengembangkan varian produk asuransi Jiwasraya yang sifatnya lebih sederhana dan kekinian seperti asuransi mikro dengan premi yang ringan.
Ketiga, melakukan efisiensi dengan mengembangkan platform digital. Keempat, meningkatkan pemanfaatan aset-aset yang tidak produktif.
Sedangkan untuk langkah terakhir atau kelima, manajemen baru juga akan membenahi penempatan portofolio investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan (missmatch) yang menggangu likuiditas.
(fjo)