Industri Kereta Api Nasional Diyakini Bisa Jadi Pemain Global

Minggu, 27 Januari 2019 - 11:31 WIB
Industri Kereta Api Nasional Diyakini Bisa Jadi Pemain Global
Industri Kereta Api Nasional Diyakini Bisa Jadi Pemain Global
A A A
JAKARTA - Industri kereta api nasional dinilai semakin berdaya saing seiring peningkatkan kerja sama dengan perusahaan skala global karena mendapatkan transfer teknologi. Hal ini diwujudkan melalui langkah kolaborasi antara PT INKA (Persero) dan Stadler Rail Group asal Swiss.

"Kalau kita lihat, Stadler adalah salah satu player kereta api di Eropa, juga sebagai produsen nomor 4 di dunia. Ini menjadi momentum yang baik bagi PT INKA sehingga bisa saling memanfaatkan," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Minggu (27/1/2019).

Menperin berkesempatan mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group di Bussnang, Swiss, akhir pekan lalu. Menperin menjelaskan, upaya sinergi kedua belah pihak akan terealisasi melalui pembangunan pabrik kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia milik PT INKA di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jumlah investasi yang bakal digelontorkan mencapai Rp30 triliun, dengan tahap awal yang dikucurkan senilai Rp500 miliar.

Dalam kesepakatannya, PT INKA menyiapkan lahan seluas 84 hektare beserta bangunan. Namun untuk tahap pertama, digunakan seluas 12 Ha. Sementara itu, pihak Stadler menyediakan teknologi, mesin dan pasar. Diperkirakan, total penyerapan tenaga kerja mencapai 2.000 orang.

"Dari kerja sama ini, diharapkan akan membuka akses pasar ekspor lebih luas lagi bagi keduanya, baik di ASEAN maupun regional, di mana masing-masing sudah punya jaringan," ungkapnya.

Dari produksi di Banyuwangi ini, PT INKA bisa fokus di pasar berkembang seperti Bangladesh, India, Sri Lanka dan Filipina, sedangkan Stadler untuk memenuhi pasar seperti Singapura dan Australia.

Dengan penerapan teknologi terbaru, menurut Airlangga, pabrik PT INKA di Banyuwangi nantinya siap memproduksi berbagai jenis kereta mulai dari light rail transit (LRT), metro, sampai yang kereta kecepatan tinggi. Bahkan, melalui penggunaan mesin canggih, pabrik ini mampu memproduksi 4 kereta per hari atau sanggup melampaui 1.000 kereta per tahun.

"Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam supply chain industri perkeretaapian untuk pasar global," tegasnya.

Saat ini, Indonesia termasuk salah satu pemain industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan studi perusahaan independen Jerman, PT INKA berada di posisi 22 dalam jajaran industri kereta api di dunia.

Selain mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group, dalam rangkaian agenda menghadiri perhelatan 2019 World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Menperin juga melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin perusahaan internasional.

Dari berbagai hasil pertemuan dengan para pelaku industri skala global di ajang WEF 2019 tersebut, Menperin menegaskan, secara umum mereka merasa percaya diri untuk terus berinvestasi di Indonesia karena terciptanya iklim usaha yang kondusif.

"Selain itu, dari WEF 2019, kami berharap perekonomian dunia lebih memiliki kepastian, sehingga pertumbuhannya bisa lebih tinggi lagi. Sebab, bagi Indonesia, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi itu, akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan investasi," tuturnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5421 seconds (0.1#10.140)