Penyaluran Kredit ke UMKM Meningkat, BRI Cetak Laba Rp32,4 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) hingga akhir tahun 2018 berhasil mencatatkan laba sebesar Rp32,4 triliun, naik 11,6% dibandingkan perolehan laba tahun 2017 sebesar Rp29 triliun.
Salah satu pendorong kenaikan laba BRI adalah penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terus meningkat. Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, hingga akhir Desember 2018, portofolio penyaluran kredit BRI ke segmen UMKM tercatat sebesar Rp645,7 triliun, atau sekitar 76,5% dari total penyaluran kredit perseroan.
"Angka ini lebih tinggi dibandingkan proporsi kredit UMKM BRI di akhir tahun 2017 sebesar 75,6%," kata Suprajarto saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Hal tersebut juga selaras dengan strategi perseroan yang terus fokus memberdayakan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan menyediakan akses permodalan terhadap pelaku UMKM di Indonesia. Adapun target pada tahun 2022, portofolio penyaluran kredit UMKM BRI mencapai 80% dari total kredit perseroan.
Secara keseluruhan, penyaluran kredit BRI tumbuh 14,1% dari Rp739,3 triliun menjadi Rp843,6 triliun di Desember 2018. Sedangkan non-performing loan (NPL) Gross sebesar 2,27% dengan NPL Coverage dari semula 183% di akhir 2017 naik menjadi 185,9% di akhir 2018.
Terkait Dana Pihak Ketiga (DPK), emiten BUMN ini juga berhasil mencatatkan sebesar Rp944,3 triliun, atau tumbuh 12,2% year on year. Sedangkan aset BRI menjadi Rp1.296,9 triliun atau tumbuh 15,2% dibandingkan posisi Desember 2017 sebesar Rp1.126,2 triliun.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan, BRI juga telah mencatat penurunan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dimana BOPO akhir Desember 2018 tercatat 70% atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO Desember 2017 sebesar 70,7%. Selain itu, struktur dana murah (CASA) BRI meningkat, dari 59% di akhir tahun 2017 menjadi 60,1% pada Desember 2018.
"Loan to Deposito Ratio (LDR) BRI berada di angka yang cukup ideal di kisaran 89,3% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,3%," paparnya.Haru menuturkan, sepanjang tahun 2018 BRI berhasil mempertahankan kinerja positif yang berkelanjutan di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang sepanjang tahun lalu.
Pada tahun ini, perseroan pun optimistis akan terus tumbuh dengan mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM dan program program lainnya. Heru menuturkan, perseroan juga berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total Rp80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
"Ini membuktikan peran BRI yang tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian semata, namun juga terhadap aspek sosial masyarakat," tandasnya.
Salah satu pendorong kenaikan laba BRI adalah penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terus meningkat. Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, hingga akhir Desember 2018, portofolio penyaluran kredit BRI ke segmen UMKM tercatat sebesar Rp645,7 triliun, atau sekitar 76,5% dari total penyaluran kredit perseroan.
"Angka ini lebih tinggi dibandingkan proporsi kredit UMKM BRI di akhir tahun 2017 sebesar 75,6%," kata Suprajarto saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Hal tersebut juga selaras dengan strategi perseroan yang terus fokus memberdayakan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan menyediakan akses permodalan terhadap pelaku UMKM di Indonesia. Adapun target pada tahun 2022, portofolio penyaluran kredit UMKM BRI mencapai 80% dari total kredit perseroan.
Secara keseluruhan, penyaluran kredit BRI tumbuh 14,1% dari Rp739,3 triliun menjadi Rp843,6 triliun di Desember 2018. Sedangkan non-performing loan (NPL) Gross sebesar 2,27% dengan NPL Coverage dari semula 183% di akhir 2017 naik menjadi 185,9% di akhir 2018.
Terkait Dana Pihak Ketiga (DPK), emiten BUMN ini juga berhasil mencatatkan sebesar Rp944,3 triliun, atau tumbuh 12,2% year on year. Sedangkan aset BRI menjadi Rp1.296,9 triliun atau tumbuh 15,2% dibandingkan posisi Desember 2017 sebesar Rp1.126,2 triliun.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan, BRI juga telah mencatat penurunan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dimana BOPO akhir Desember 2018 tercatat 70% atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO Desember 2017 sebesar 70,7%. Selain itu, struktur dana murah (CASA) BRI meningkat, dari 59% di akhir tahun 2017 menjadi 60,1% pada Desember 2018.
"Loan to Deposito Ratio (LDR) BRI berada di angka yang cukup ideal di kisaran 89,3% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,3%," paparnya.Haru menuturkan, sepanjang tahun 2018 BRI berhasil mempertahankan kinerja positif yang berkelanjutan di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang sepanjang tahun lalu.
Pada tahun ini, perseroan pun optimistis akan terus tumbuh dengan mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM dan program program lainnya. Heru menuturkan, perseroan juga berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total Rp80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
"Ini membuktikan peran BRI yang tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian semata, namun juga terhadap aspek sosial masyarakat," tandasnya.
(fjo)