BNI Pasang Target KUR Mikro Naik Jadi Rp2 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) optimistis akan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) mikro sebesar Rp2 triliun di 2019. Nilai tersebut tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya menyalurkan Rp750 miliar dan sebesar Rp225 miliar pada 2017.
GM Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan, pada 2019 ini pihaknya menyiapkan berbagai strategi untuk menyiasati jaringan kantornya yang terbatas mencapai daerah terpencil. Fokus perseroan masih akan menggenjot KUR ritel yang mendominasi dari total target penyaluran KUR oleh BNI tahun ini mencapai Rp16 Triliun.
“KUR mikro kami salurkan dengan bekerjasama dengan kelompok kelompok seperti kelompok tani dan kelompok usaha lainnya. Pendekatannya melalui kerjasama berbagai pihak,” ujar Bambang di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Selain itu pihaknya juga menyiapkan strategi menggandeng korporasi seperti yang telah dilakukan bersama PNM Mekaar. Saat ini terdapat lebih 1.500 nasabah PNM Mekaar yang memenuhi kriteria naik kelas dan berhak untuk mendapatkan KUR mikro BNI dengan plafon maksimal sampai Rp10 juta yang tersebar di Jakarta, Garut dan Tasikmalaya. “Kami juga akan menggandeng korporasi seperti yang dilakukan bersama PNM Mekaar,” ujarnya.
Bambang menyebut sesuai dengan peraturannya, batas maksimal KUR Mikro Rp25 juta per debitur. Namun di BNI, rata-rata debitur KUR Mikro mengajukan permintaan kredit Rp10 juta sampai Rp12 juta.
Tahun ini, Ia menerangkan sektor dan strategi yang dibidik adalah produksi berupa pertanian, peternakan, jasa-jasa, dan juga industri pengolahan. Selain itu juga sektor perdagangan. “Kami juga tidak lupa mempermudah akses layanan berbasis digital untuk KUR Mikro,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menambahkan, pihaknya masih minim infrastruktur untuk akses nasabah mikro. Dimana BNI masih mengandalkan sebatas jaringan cabang pembantu atau kantor cabang.
“Kami terbatas jaringan outlet di daerah karena itu segmen ritel lebih besar. Porsi KUR mikro sekitar 12,5% dari total KUR Rp16,5 triliun tahun ini. Tahun lalu kami sukses menambah jatah penyaluran KUR dari yang direncanakan,” ujar Baiquni.
Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenkeo) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menerangkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) nasional sepanjang 2018 tercatat sebesar Rp120 triliun. Ini artinya, mencapai 97,2% dari target yang sebesar Rp 123,801 triliun. Sampai dengan 31 Desember 2018 sudah mencapai Rp 120 triliun dengan rasio NPL (kredit seret) 0,24%.
Penyaluran KUR untuk sektor produksi pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa masih belum mencapai target yaitu sebesar 50% dari total KUR. Sampai dengan 31 Desember 2018, realisasinya baru 46,8%, meskipun sudah lebih tinggi dibandingkan 2017 yang sebesar 42,3%.
Berdasarkan wilayah, KUR masih paling banyak disalurkan di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran 55%, diikuti dengan Sumatera 19,4%, dan Sulawesi 11,1%.Sementara itu, penyaluran KUR tertinggi dicapai oleh BRI sebesar Rp80,18 triliun, Bank Mandiri Rp17,58 triliun dan BNI Rp15,99 triliun.
GM Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo menyatakan, pada 2019 ini pihaknya menyiapkan berbagai strategi untuk menyiasati jaringan kantornya yang terbatas mencapai daerah terpencil. Fokus perseroan masih akan menggenjot KUR ritel yang mendominasi dari total target penyaluran KUR oleh BNI tahun ini mencapai Rp16 Triliun.
“KUR mikro kami salurkan dengan bekerjasama dengan kelompok kelompok seperti kelompok tani dan kelompok usaha lainnya. Pendekatannya melalui kerjasama berbagai pihak,” ujar Bambang di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Selain itu pihaknya juga menyiapkan strategi menggandeng korporasi seperti yang telah dilakukan bersama PNM Mekaar. Saat ini terdapat lebih 1.500 nasabah PNM Mekaar yang memenuhi kriteria naik kelas dan berhak untuk mendapatkan KUR mikro BNI dengan plafon maksimal sampai Rp10 juta yang tersebar di Jakarta, Garut dan Tasikmalaya. “Kami juga akan menggandeng korporasi seperti yang dilakukan bersama PNM Mekaar,” ujarnya.
Bambang menyebut sesuai dengan peraturannya, batas maksimal KUR Mikro Rp25 juta per debitur. Namun di BNI, rata-rata debitur KUR Mikro mengajukan permintaan kredit Rp10 juta sampai Rp12 juta.
Tahun ini, Ia menerangkan sektor dan strategi yang dibidik adalah produksi berupa pertanian, peternakan, jasa-jasa, dan juga industri pengolahan. Selain itu juga sektor perdagangan. “Kami juga tidak lupa mempermudah akses layanan berbasis digital untuk KUR Mikro,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menambahkan, pihaknya masih minim infrastruktur untuk akses nasabah mikro. Dimana BNI masih mengandalkan sebatas jaringan cabang pembantu atau kantor cabang.
“Kami terbatas jaringan outlet di daerah karena itu segmen ritel lebih besar. Porsi KUR mikro sekitar 12,5% dari total KUR Rp16,5 triliun tahun ini. Tahun lalu kami sukses menambah jatah penyaluran KUR dari yang direncanakan,” ujar Baiquni.
Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenkeo) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menerangkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) nasional sepanjang 2018 tercatat sebesar Rp120 triliun. Ini artinya, mencapai 97,2% dari target yang sebesar Rp 123,801 triliun. Sampai dengan 31 Desember 2018 sudah mencapai Rp 120 triliun dengan rasio NPL (kredit seret) 0,24%.
Penyaluran KUR untuk sektor produksi pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa masih belum mencapai target yaitu sebesar 50% dari total KUR. Sampai dengan 31 Desember 2018, realisasinya baru 46,8%, meskipun sudah lebih tinggi dibandingkan 2017 yang sebesar 42,3%.
Berdasarkan wilayah, KUR masih paling banyak disalurkan di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran 55%, diikuti dengan Sumatera 19,4%, dan Sulawesi 11,1%.Sementara itu, penyaluran KUR tertinggi dicapai oleh BRI sebesar Rp80,18 triliun, Bank Mandiri Rp17,58 triliun dan BNI Rp15,99 triliun.
(akr)