Tahun 2019, Momentum Generasi Z Memiliki Hunian
A
A
A
JAKARTA - Kebutuhan terhadap tempat tinggal seperti rumah maupun properti lainnya, bersama sandang dan pangan termasuk kebutuhan primer manusia. Artinya setiap orang membutuhkan tempat tinggal karena tanpanya orang tidak akan bisa hidup secara normal.
Bagi mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal akan semakin meningkat agar kehidupan keluarga mereka bisa berjalan secara manusiawi pada umumnya.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, menjelaskan keputusan untuk membeli rumah atau hunian lainnya harus secepatnya diambil generasi muda yang baru saja memasuki dunia kerja. Semakin muda usia saat membeli rumah, maka akan semakin baik karena masa muda masih belum banyak tanggungan.
"Begitu juga bagi Generasi Z yang di tahun 2019 ini mulai memasuki dunia kerja," ujar Ike di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Tahun ini adalah tahun penting bagi Gen Z, karena mereka akan berusia 21 tahun, yang artinya secara hukum mereka sudah dianggap cakap bertindak atas nama diri sendiri untuk bekerja, berpenghasilan, menabung, berinvestasi, dan mengelola utang, termasuk diantaranya untuk membeli rumah atau properti lainnya dengan menggunakan fasilitas kredit seperti KPR atau KPA.
Untuk Gen Z yang baru memulai hidup mandiri, pemahaman keuangan sejak awal menjadi sangat penting. Saat karir dan pendapatan meningkat, fundamental yang kuat akan membantu mereka mengelola relasi yang sehat dengan uang.
Salah satunya dengan mempraktekkan prinsip keuangan 10-20-30-40. Yakni 10% dana darurat, 20% tabungan dan investasi, 30% utang produktif, 40% kebutuhan hidup. Dengan melihat proporsinya, memulai dari dana darurat dan tabungan, bukan sebaliknya. Ini penting agar sudah teralokasikan di awal dan bukan dari sisa gaji. Apalagi kalau menabung dari sisa gaji biasanya jarang terwujud karena sering tak ada sisanya.
"Apabila mereka mau membeli rumah sejak usia dini, hal itu akan menjadi aset yang nilainya akan naik berlipat-lipat saat mereka sudah berusia 40 tahunan. Rumah dan pengetahuan untuk membeli properti yang tepat adalah harta yang paling berharga, selain keluarga," kata Ike.
Dia menambahkan, Rumah.com ingin mengedukasi dan mendorong generasi baru yang sudah bekerja untuk mulai menginvestasikan penghasilannya dengan membeli rumah harga terjangkau. Sebab, generasi tersebut dianggap lebih senang menghabiskan uangnya untuk memanjakan tren gaya hidup, ketimbang mengalihkan dananya untuk sesuatu yang lebih produktif.
Pihaknya ingin membantu para pencari properti khususnya generasi muda untuk mengambil keputusan membeli properti dengan penuh percaya diri.
"Kami menghadirkan panduan lengkap, mulai dari cara mengumpulkan uang untuk uang muka, memilih cicilan KPR yang ideal, hingga menimbang-nimbang lokasi yang terbaik," jelasnya.
Selain itu, untuk mencari tahu tren kenaikan harga rumah per kuartal di berbagai lokasi favorit konsumen di sebagian kota-kota besar di Indonesia, Generasi Z bisa mengaksesnya secara mudah.
Ike mengungkapkan Rumah.com Property Index memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Ike menambahkan, Generasi Z juga bisa memanfaatkan fitur Kalkulator KPR yang tersedia di Rumah.com. Melalui fitur ini, mereka bisa mendapatkan simulasi pembiayaan ideal yang besarnya didasarkan pada pemasukan yang mereka dapatkan.
"Sudah banyak pilihan rumah tersedia dengan cicilan yang kalau dihitung melalui Kalkulator KPR, per harinya setara dengan satu gelas kopi di kedai kopi ternama. Ini sangat pas bagi generasi Z yang baru masuk dunia kerja," jelasnya.
Ike memberikan pesan bagi generasi muda yang suka jalan-jalan, untuk mulai berpikir memiliki hunian. "Karena tetap harus memiliki rumah atau tempat tinggal jika pulang dari petualangan instagrammable yang mereka jalani. Atau sesudah makan Avocado Toast yang melenakan sambil menyeruput kopi kekinian itu," pungkasnya.
Bagi mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal akan semakin meningkat agar kehidupan keluarga mereka bisa berjalan secara manusiawi pada umumnya.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, menjelaskan keputusan untuk membeli rumah atau hunian lainnya harus secepatnya diambil generasi muda yang baru saja memasuki dunia kerja. Semakin muda usia saat membeli rumah, maka akan semakin baik karena masa muda masih belum banyak tanggungan.
"Begitu juga bagi Generasi Z yang di tahun 2019 ini mulai memasuki dunia kerja," ujar Ike di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Tahun ini adalah tahun penting bagi Gen Z, karena mereka akan berusia 21 tahun, yang artinya secara hukum mereka sudah dianggap cakap bertindak atas nama diri sendiri untuk bekerja, berpenghasilan, menabung, berinvestasi, dan mengelola utang, termasuk diantaranya untuk membeli rumah atau properti lainnya dengan menggunakan fasilitas kredit seperti KPR atau KPA.
Untuk Gen Z yang baru memulai hidup mandiri, pemahaman keuangan sejak awal menjadi sangat penting. Saat karir dan pendapatan meningkat, fundamental yang kuat akan membantu mereka mengelola relasi yang sehat dengan uang.
Salah satunya dengan mempraktekkan prinsip keuangan 10-20-30-40. Yakni 10% dana darurat, 20% tabungan dan investasi, 30% utang produktif, 40% kebutuhan hidup. Dengan melihat proporsinya, memulai dari dana darurat dan tabungan, bukan sebaliknya. Ini penting agar sudah teralokasikan di awal dan bukan dari sisa gaji. Apalagi kalau menabung dari sisa gaji biasanya jarang terwujud karena sering tak ada sisanya.
"Apabila mereka mau membeli rumah sejak usia dini, hal itu akan menjadi aset yang nilainya akan naik berlipat-lipat saat mereka sudah berusia 40 tahunan. Rumah dan pengetahuan untuk membeli properti yang tepat adalah harta yang paling berharga, selain keluarga," kata Ike.
Dia menambahkan, Rumah.com ingin mengedukasi dan mendorong generasi baru yang sudah bekerja untuk mulai menginvestasikan penghasilannya dengan membeli rumah harga terjangkau. Sebab, generasi tersebut dianggap lebih senang menghabiskan uangnya untuk memanjakan tren gaya hidup, ketimbang mengalihkan dananya untuk sesuatu yang lebih produktif.
Pihaknya ingin membantu para pencari properti khususnya generasi muda untuk mengambil keputusan membeli properti dengan penuh percaya diri.
"Kami menghadirkan panduan lengkap, mulai dari cara mengumpulkan uang untuk uang muka, memilih cicilan KPR yang ideal, hingga menimbang-nimbang lokasi yang terbaik," jelasnya.
Selain itu, untuk mencari tahu tren kenaikan harga rumah per kuartal di berbagai lokasi favorit konsumen di sebagian kota-kota besar di Indonesia, Generasi Z bisa mengaksesnya secara mudah.
Ike mengungkapkan Rumah.com Property Index memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Ike menambahkan, Generasi Z juga bisa memanfaatkan fitur Kalkulator KPR yang tersedia di Rumah.com. Melalui fitur ini, mereka bisa mendapatkan simulasi pembiayaan ideal yang besarnya didasarkan pada pemasukan yang mereka dapatkan.
"Sudah banyak pilihan rumah tersedia dengan cicilan yang kalau dihitung melalui Kalkulator KPR, per harinya setara dengan satu gelas kopi di kedai kopi ternama. Ini sangat pas bagi generasi Z yang baru masuk dunia kerja," jelasnya.
Ike memberikan pesan bagi generasi muda yang suka jalan-jalan, untuk mulai berpikir memiliki hunian. "Karena tetap harus memiliki rumah atau tempat tinggal jika pulang dari petualangan instagrammable yang mereka jalani. Atau sesudah makan Avocado Toast yang melenakan sambil menyeruput kopi kekinian itu," pungkasnya.
(ven)