Ira Puspadewi Mengidolakan Sosok Margaret Thatcher
A
A
A
JAKARTA - Bagi Direktur Utama PT ASDP (Persero) Ira Puspadewi, berkarier dan menjadi pemimpin di salah satu perusahaan BUMN bukanlah sebuah cita-cita, melainkan tantangan yang harus dijawab sebagai anak bangsa.
Hal itu pula yang menyebabkan Ira mengidolakan Margaret Thatcher, politisi sekaligus mantan perdana menteri (PM) Britania Raya (Inggris). Ira menuturkan, semasa kecil dirinya pernah membuat esai tentang sosok yang merupakan satu-satunya perempuan yang pernah menduduki jabatan PM Inggris itu.
“Menurut saya, Margaret Thatcher inspiratif sekali karena dia kuat sekali mengomandoi perebutan Pulau Malvinas dari Argentina waktu itu. Di satu sisi dia adalah pejabat tinggi negara, perdana menteri, tapi di sisi lain dia adalah seorang ibu yang sangat tegar dan kuat,” ucapnya.
Margaret Thatcher, ungkapnya, bisa memerankan posisi yang sukses baik sebagai PM maupun sebagai ibu bagi anak-anaknya. Dari seorang tokoh sekaliber Margaret Thatcher, wanita kelahiran Malang ini belajar bahwa memimpin itu harus berdasarkan situasi.
Kapan memimpin sebagai seorang direktur utama dan kapan memimpin atau berperan sebagai ibu rumah tangga. “Suatu ketika putra Margaret Thatcher hilang dalam suatu reli Dakar. Dan, dia tentu sedih mencari anaknya itu. Worry-nya itu seperti ibu banget. Saya melihat dia bisa memainkan posisi dan perannya sebagai perdana menteri, di sisi lain dia juga bisa memosisikan diri sebagai ibu seperti ibu-ibu yang lain dari anak yang dicintainya,” tuturnya.
Karena itu, Ira juga banyak berpesan kepada perempuan-perempuan muda yang punya visi besar sebagai calon pemimpin ke depan. Baginya, menjadi perempuan merupakan kodrat yang berarti suatu saat melahirkan dan merawat anak.
“Tapi, jangan lemah pada kodrat itu. Cita-cita dan visi harus juga dirawat sebab bagaimanapun pendukung utama adalah keluarga. Karena itu, carilah pendam ping yang tepat,” ungkapnya.
Dia bersyukur memiliki keluarga yang setiap saat memberikan support dan semangat. “Tapi, jangan juga karena saking semangatnya, keluarga dilupakan. Tetap kita sempatkan sebisa mungkin sebab ada saat dimana kita butuh waktu dan menyendiri dengan keluarga,” papar Ira yang memiliki tagline “pribadi integritas dan kerja keras” itu.
Jika waktu senggang tiba, Ira dan keluarga kadangkala menghabiskan waktu senggang berjalan-jalan ke mal atau sekadar traveling. Bahkan berkumpul di rumah sekalipun, tidak masalah baginya selama bisa menyempatkan waktu bersama keluarga. (Ichsan Amin)
Hal itu pula yang menyebabkan Ira mengidolakan Margaret Thatcher, politisi sekaligus mantan perdana menteri (PM) Britania Raya (Inggris). Ira menuturkan, semasa kecil dirinya pernah membuat esai tentang sosok yang merupakan satu-satunya perempuan yang pernah menduduki jabatan PM Inggris itu.
“Menurut saya, Margaret Thatcher inspiratif sekali karena dia kuat sekali mengomandoi perebutan Pulau Malvinas dari Argentina waktu itu. Di satu sisi dia adalah pejabat tinggi negara, perdana menteri, tapi di sisi lain dia adalah seorang ibu yang sangat tegar dan kuat,” ucapnya.
Margaret Thatcher, ungkapnya, bisa memerankan posisi yang sukses baik sebagai PM maupun sebagai ibu bagi anak-anaknya. Dari seorang tokoh sekaliber Margaret Thatcher, wanita kelahiran Malang ini belajar bahwa memimpin itu harus berdasarkan situasi.
Kapan memimpin sebagai seorang direktur utama dan kapan memimpin atau berperan sebagai ibu rumah tangga. “Suatu ketika putra Margaret Thatcher hilang dalam suatu reli Dakar. Dan, dia tentu sedih mencari anaknya itu. Worry-nya itu seperti ibu banget. Saya melihat dia bisa memainkan posisi dan perannya sebagai perdana menteri, di sisi lain dia juga bisa memosisikan diri sebagai ibu seperti ibu-ibu yang lain dari anak yang dicintainya,” tuturnya.
Karena itu, Ira juga banyak berpesan kepada perempuan-perempuan muda yang punya visi besar sebagai calon pemimpin ke depan. Baginya, menjadi perempuan merupakan kodrat yang berarti suatu saat melahirkan dan merawat anak.
“Tapi, jangan lemah pada kodrat itu. Cita-cita dan visi harus juga dirawat sebab bagaimanapun pendukung utama adalah keluarga. Karena itu, carilah pendam ping yang tepat,” ungkapnya.
Dia bersyukur memiliki keluarga yang setiap saat memberikan support dan semangat. “Tapi, jangan juga karena saking semangatnya, keluarga dilupakan. Tetap kita sempatkan sebisa mungkin sebab ada saat dimana kita butuh waktu dan menyendiri dengan keluarga,” papar Ira yang memiliki tagline “pribadi integritas dan kerja keras” itu.
Jika waktu senggang tiba, Ira dan keluarga kadangkala menghabiskan waktu senggang berjalan-jalan ke mal atau sekadar traveling. Bahkan berkumpul di rumah sekalipun, tidak masalah baginya selama bisa menyempatkan waktu bersama keluarga. (Ichsan Amin)
(nfl)