Goldman Sachs Tunda Bonus Jajaran Eksekutif Imbas Skandal 1MDB
A
A
A
NEW YORK - Dewan Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa pihaknya menahan bonus senilai setidaknya mencapai USD7 juta dari mantan Kepala Eksekutif Lloyd Blankfein sampai penyelidikan mengenai keterlibatannya dalam skandal korupsi lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB). diselesaikan. Pihak bank juga bakal melakukan penyitaan dalam rencana kompensasi tahunan untuk kedua eksekutif paling senior.
Keduanya yakni Kepala Eksekutif saat ini David Solomon dan mantan kepala Blankfein, terkait dengan proses 1MDB yang sedang berlangsung. Langkah ini menegaskan efek skandal 1MDB masih membayangi Goldman yang sedang diselidiki oleh otoritas Malaysia dan Departemen Kehakiman AS untuk perannya sebagai penjamin emisi dan arranger dari tiga penjualan obligasi yang mengumpulkan USD6,5 miliar dalam 1MDB.
Departemen Kehakiman AS seperti dilansir Reuters, memperkirakan bahwa total dana sebesar USD4,5 miliar disalahgunakan oleh pejabat dana 1MDB tingkat tinggi dan rekanan mereka antara tahun 2009 hingga 2014, termasuk beberapa dana yang Goldman Sachs bantu kumpulkan. Sementara itu Goldman Sachs secara konsisten membantah melakukan kesalahan.
Goldman Sachs Group sebagai sebuah bank dan manajer investasi dimana segmennya antara lain bank investasi, transaksi investasi, manajemen aset, dan layanan sekuritas mengatakan bahwa dewan bakal mengurangi paket gaji jajaran eksekutif tertinggi. Jika kemudian hasil investigasi yang sedang berlangsung terkait dengan proses 1MDB akan berdampak pada keputusan kompensasi akhir tahun.
Bank Wall Street juga mengatakan membayar Solomon sebesar USD23 juta dalam total kompensasi pada 2018, naik 9,5% dari kompensasi 2017. Sedangkan Blankfein menerima USD20,5 juta sebagai kompensasi tahunan pada tahun 2018, turun USD3,5 juta dari 2017. Sebelumnya Goldman Sachs meminta maaf kepada pemerintah Malaysia setelah dua mantan bankirnya, Tim Leissener dan Roger Ng, diduga terlibat skandal korupsi 1MDB.
Lembaganya diselidiki karena diduga menerima aliran dana dalam perkara sebesar ratusan miliar dolar itu. Goldman Sachs menjadi salah satu pihak yang diselidiki aparat penegak hukum Malaysia dan juga Kementerian Kehakiman Amerika Serikat terkait skandal 1MDB. Perusahaan itu diperiksa terkait penjualan tiga surat obligasi senilai lebih dari USD6,5 miliar.
Keduanya yakni Kepala Eksekutif saat ini David Solomon dan mantan kepala Blankfein, terkait dengan proses 1MDB yang sedang berlangsung. Langkah ini menegaskan efek skandal 1MDB masih membayangi Goldman yang sedang diselidiki oleh otoritas Malaysia dan Departemen Kehakiman AS untuk perannya sebagai penjamin emisi dan arranger dari tiga penjualan obligasi yang mengumpulkan USD6,5 miliar dalam 1MDB.
Departemen Kehakiman AS seperti dilansir Reuters, memperkirakan bahwa total dana sebesar USD4,5 miliar disalahgunakan oleh pejabat dana 1MDB tingkat tinggi dan rekanan mereka antara tahun 2009 hingga 2014, termasuk beberapa dana yang Goldman Sachs bantu kumpulkan. Sementara itu Goldman Sachs secara konsisten membantah melakukan kesalahan.
Goldman Sachs Group sebagai sebuah bank dan manajer investasi dimana segmennya antara lain bank investasi, transaksi investasi, manajemen aset, dan layanan sekuritas mengatakan bahwa dewan bakal mengurangi paket gaji jajaran eksekutif tertinggi. Jika kemudian hasil investigasi yang sedang berlangsung terkait dengan proses 1MDB akan berdampak pada keputusan kompensasi akhir tahun.
Bank Wall Street juga mengatakan membayar Solomon sebesar USD23 juta dalam total kompensasi pada 2018, naik 9,5% dari kompensasi 2017. Sedangkan Blankfein menerima USD20,5 juta sebagai kompensasi tahunan pada tahun 2018, turun USD3,5 juta dari 2017. Sebelumnya Goldman Sachs meminta maaf kepada pemerintah Malaysia setelah dua mantan bankirnya, Tim Leissener dan Roger Ng, diduga terlibat skandal korupsi 1MDB.
Lembaganya diselidiki karena diduga menerima aliran dana dalam perkara sebesar ratusan miliar dolar itu. Goldman Sachs menjadi salah satu pihak yang diselidiki aparat penegak hukum Malaysia dan juga Kementerian Kehakiman Amerika Serikat terkait skandal 1MDB. Perusahaan itu diperiksa terkait penjualan tiga surat obligasi senilai lebih dari USD6,5 miliar.
(akr)