Program Serasi Disiapkan Garap Potensi Lahan Rawa di Lampung
A
A
A
JAKARTA - Untuk memaksimalkan potensi lahan rawa yang ada di Indonesia, Kementerian Pertanian mencanangkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) untuk menambah produksi padi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya di Provinsi Lampung yang dinilai memiliki potensi.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengaku optimis program ini akan memberi dampak baik pada seluruh pihak. Apalagi, pengelolaan program ini dikerjakan oleh orang-orang profesional termasuk pensiunan pejabat Kementan maupun purnawirawan dari instansi lain.
"Kalau pensiunan kan sudah pasti mengerti sesuai kompetensi dan pengalaman yang dimiliki. Sebab kita ingin menggerakan pertanian secara modern," ujar Sarwo Edhy, Rabu (13/2/2019).
Sebagai tahap awal, Kementan akan mengoptimalisasikan 550 ribu hektar lahan rawa yang terletak di enam provinsi. Selain Lampung, yakni Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatra Selatan (Sumsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Jambi.
Sarwo Edhy menerangkan, analisa total nilai tambah agribisnis padi per 550 ha per tahun jika Indeks Pertanaman (IP) 200 sebesar Rp9,03 triliun, peningkatan pendapatan petani Rp10,24 juta per ha per tahun, penghasilan petani Rp1,42 juta per ha per bulan. Sedangkan tambahan nilai saham Rp2,02 juta per ha per tahun.
Sedangkan jika IP mencapai 300 maka total nilai tambah agribisnis padi per 550 ha per tahun bisa mencapai Rp13,54 triliun, peningkatan pendapatan petani Rp19,12 juta per ha per tahun, penghasilan petani Rp2,2 juta per ha per bulan. Sedangkan tambahan nilai saham Rp2,94 juta per ha per tahun.
Sarwo Edhy menambahkan, pemanfaatan lahan rawa nantinya akan saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. Menurutnya, program ini merupakan mimpi lama yang baru terealisasi.
"Saat ini kami sedang melakukan penyisiran dan akurasi data terkait potensi baru yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan membangun koperasi petani yang terkorporasi," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Edi Yanto, menjelaskan Serasi cocok diterapkan di Lampung untuk membangun sumber daya manusia pertanian melalui pemanfaatkan lahan rawa untuk dijadikan sebagai areal pesawahan.
"Serasi ini akan bisa mengembangkan lahan rawa di Lampung menjadi lahan produktif untuk pertanian. Sehingga meningkatkan produktivitas padi. Kalau biasanya 2,7 ton-3 ton per hektar menjadi 5 ton-6,5 ton per hektar," kata Edi.
Menurutnya, Serasi itu dapat membuat indeks pertanaman menjadi 2 kali lipat pada tanaman padi dan jagung. Dengan begitu, diyakini pemanfaatan rawa itu dapat mendatangkan kesejahteraan lebih untuk petani.
"Untuk saat ini, pelaksanaan Serasi baru dapat dipastikan untuk rawa wilayah Kalimantan Selantan dan Sumatra Selatan. Untuk Lampung sendiri belum bisa dipastikan terkait luasan lahannya dan lokasi rawa-rawanya," pungkasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengaku optimis program ini akan memberi dampak baik pada seluruh pihak. Apalagi, pengelolaan program ini dikerjakan oleh orang-orang profesional termasuk pensiunan pejabat Kementan maupun purnawirawan dari instansi lain.
"Kalau pensiunan kan sudah pasti mengerti sesuai kompetensi dan pengalaman yang dimiliki. Sebab kita ingin menggerakan pertanian secara modern," ujar Sarwo Edhy, Rabu (13/2/2019).
Sebagai tahap awal, Kementan akan mengoptimalisasikan 550 ribu hektar lahan rawa yang terletak di enam provinsi. Selain Lampung, yakni Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatra Selatan (Sumsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Jambi.
Sarwo Edhy menerangkan, analisa total nilai tambah agribisnis padi per 550 ha per tahun jika Indeks Pertanaman (IP) 200 sebesar Rp9,03 triliun, peningkatan pendapatan petani Rp10,24 juta per ha per tahun, penghasilan petani Rp1,42 juta per ha per bulan. Sedangkan tambahan nilai saham Rp2,02 juta per ha per tahun.
Sedangkan jika IP mencapai 300 maka total nilai tambah agribisnis padi per 550 ha per tahun bisa mencapai Rp13,54 triliun, peningkatan pendapatan petani Rp19,12 juta per ha per tahun, penghasilan petani Rp2,2 juta per ha per bulan. Sedangkan tambahan nilai saham Rp2,94 juta per ha per tahun.
Sarwo Edhy menambahkan, pemanfaatan lahan rawa nantinya akan saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. Menurutnya, program ini merupakan mimpi lama yang baru terealisasi.
"Saat ini kami sedang melakukan penyisiran dan akurasi data terkait potensi baru yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan membangun koperasi petani yang terkorporasi," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Edi Yanto, menjelaskan Serasi cocok diterapkan di Lampung untuk membangun sumber daya manusia pertanian melalui pemanfaatkan lahan rawa untuk dijadikan sebagai areal pesawahan.
"Serasi ini akan bisa mengembangkan lahan rawa di Lampung menjadi lahan produktif untuk pertanian. Sehingga meningkatkan produktivitas padi. Kalau biasanya 2,7 ton-3 ton per hektar menjadi 5 ton-6,5 ton per hektar," kata Edi.
Menurutnya, Serasi itu dapat membuat indeks pertanaman menjadi 2 kali lipat pada tanaman padi dan jagung. Dengan begitu, diyakini pemanfaatan rawa itu dapat mendatangkan kesejahteraan lebih untuk petani.
"Untuk saat ini, pelaksanaan Serasi baru dapat dipastikan untuk rawa wilayah Kalimantan Selantan dan Sumatra Selatan. Untuk Lampung sendiri belum bisa dipastikan terkait luasan lahannya dan lokasi rawa-rawanya," pungkasnya.
(ven)