BPS Mencatat Volume Impor Avtur Turun di 2018
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor avtur pada 2018 lalu mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017. Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono menjelaskan, total volume impor avtur terus menyusut dalam tiga tahun terakhir dimana pada 2018 tercatat impornya mencapai 1,22 juta ton
"Ini kan avtur rata-rata tahunan dan bulanan, selama 3 tahun saja bisa dilihat trennya. Kalau 2018 bisa dilihat dari sisi volume turun, nilainya naik kelihatan di situ karena price-nya," ujar Anggoro di Jakarta, Jumat (15/2/2019)
Sambung dia menambahkan, penurunan impor avtur ini kemungkinan ada kebijakan Pertamina dalam mengambil langkah strategis. Pihaknya hanya menghitung berapa besaran impor avtur. "Itu ke pertamina, apakah ada kebijakan yang terkait avtur dan avgas ini. Kita tidak tahu. pertamina yang mengcover itu semua, bisa dikonfirmasikan ke mereka," paparnya.
Sebagai informasi, BPS mencatat tren impor avtur 10 tahun terakhir yaitu pada 2008 sebanyak 145,8 ton, 2009 sebanyak 21 ribu ton, 2010 sebanyak 223 ribu ton, 2011 sebanyak 984 ton. Selanjutnya untuk tahun 2012 sebanyak 1 ton, 2013 sebanyak 2,1 ton, 2014 sebanyak 4,2 ton, 2015 sebanyak 201 ribu ton, 2016 sebanyak 888 ribu ton, 2017 sebanyak 1,54 juta ton dan 2018 sebanyak 1,22 juta ton.
Di sisi lain sebelumnya tingginya harga avtur menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran dinilai berkontribusi membuat harga tiket pesawat menjadi lebih tinggi. Bahkan Presiden telah memerintahkan menteri terkait untuk menghitung kembali harga avtur.
"Ini kan avtur rata-rata tahunan dan bulanan, selama 3 tahun saja bisa dilihat trennya. Kalau 2018 bisa dilihat dari sisi volume turun, nilainya naik kelihatan di situ karena price-nya," ujar Anggoro di Jakarta, Jumat (15/2/2019)
Sambung dia menambahkan, penurunan impor avtur ini kemungkinan ada kebijakan Pertamina dalam mengambil langkah strategis. Pihaknya hanya menghitung berapa besaran impor avtur. "Itu ke pertamina, apakah ada kebijakan yang terkait avtur dan avgas ini. Kita tidak tahu. pertamina yang mengcover itu semua, bisa dikonfirmasikan ke mereka," paparnya.
Sebagai informasi, BPS mencatat tren impor avtur 10 tahun terakhir yaitu pada 2008 sebanyak 145,8 ton, 2009 sebanyak 21 ribu ton, 2010 sebanyak 223 ribu ton, 2011 sebanyak 984 ton. Selanjutnya untuk tahun 2012 sebanyak 1 ton, 2013 sebanyak 2,1 ton, 2014 sebanyak 4,2 ton, 2015 sebanyak 201 ribu ton, 2016 sebanyak 888 ribu ton, 2017 sebanyak 1,54 juta ton dan 2018 sebanyak 1,22 juta ton.
Di sisi lain sebelumnya tingginya harga avtur menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran dinilai berkontribusi membuat harga tiket pesawat menjadi lebih tinggi. Bahkan Presiden telah memerintahkan menteri terkait untuk menghitung kembali harga avtur.
(akr)