BPS: Impor Indonesia Maret 2023 Turun 6,26% Jadi USD20,59 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Maret 2023 mencapai USD20,59 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan 29,33% dibandingkan Februari 2023.
"Hanya saja, secara year on year (yoy), angka impor ini mengalami penurunan 6,26% dibandingkan dengan bulan Maret 2022," ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam rilis BPS di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Dalam tiga tahun terakhir, sebut dia, pertumbuhan impor bulan Maret secara month to month (mtm) memiliki pola yang sama, yaitu menguat dan tertinggi sepanjang tahun.
"Namun, di sisi lain, pertumbuhan impor Maret 2023 secara tahunan melanjutkan penurunan setelah sempat menguat pada Januari 2023," ungkap Imam.
Jika dilihat secara keseluruhan, impor bahan baku atau penolong menyumbang 73,41% dari total impor Maret 2023, atau setara USD15,11 miliar. Secara bulanan, nilai impor meningkat untuk seluruh jenis penggunaan impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 34,35%. Sementara itu, secara tahunan, nilai impor untuk konsumsi dan bahan baku penolong/kontraksi.
"Lalu, di sisi lain, impor barang modal mengalami kenaikan sebesar 18,49% secara tahunan," kata Imam.
"Hanya saja, secara year on year (yoy), angka impor ini mengalami penurunan 6,26% dibandingkan dengan bulan Maret 2022," ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam rilis BPS di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Dalam tiga tahun terakhir, sebut dia, pertumbuhan impor bulan Maret secara month to month (mtm) memiliki pola yang sama, yaitu menguat dan tertinggi sepanjang tahun.
"Namun, di sisi lain, pertumbuhan impor Maret 2023 secara tahunan melanjutkan penurunan setelah sempat menguat pada Januari 2023," ungkap Imam.
Jika dilihat secara keseluruhan, impor bahan baku atau penolong menyumbang 73,41% dari total impor Maret 2023, atau setara USD15,11 miliar. Secara bulanan, nilai impor meningkat untuk seluruh jenis penggunaan impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 34,35%. Sementara itu, secara tahunan, nilai impor untuk konsumsi dan bahan baku penolong/kontraksi.
"Lalu, di sisi lain, impor barang modal mengalami kenaikan sebesar 18,49% secara tahunan," kata Imam.
(nng)