Bantu UKM, Top Coach Indonesia Adakan Pelatihan Keuangan
A
A
A
JAKARTA - Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) kerap dijuluki sebagai "tulang punggung" ekonomi Indonesia, karena imunitasnya saat krisis ekonomi 1998. Namun, upaya meningkatkan UKM masih jauh panggang dari api. Tidak sedikit UKM terpaksa gulung tikar. Alhasil "tingkat kematian" UKM terbilang tinggi.
Data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2014 menyebutkan, Indonesia memiliki 57,9 juta UKM dan berkontribusi 58,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97,30% dari tenaga kerja.
Hanya saja, menurut keterangan Guru Besar Ekonomi di Universitas Padjajaran, Bandung, Yutun Wirasasmita, tingkat UKM yang tutup tergolong besar. "Tercatat, rata-rata 50% sampai 60% UKM menghentikan usahanya dalam tiga tahun pertama," ujarnya.
Pendiri dan CEO dari Top Coach Indonesia, Coach Tom MC Ifle, menambahkan berdasarkan riset Fundera tahun 2017, 82% penyebab kematian bisnis adalah akibat kehabisan modal. Sementara 46% dari bisnis kecil gagal karena ketidakmampuan mengelola manajemen secara profesional.
Prihatin melihat tingginya tingkat kematian UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia, Top Coach Indonesia sebagai wadah pelatihan business owners, entrepreneurs, entertainers, celebrities, chief executive, expert, therapist, professionals dan general public mengadakan sebuah pelatihan bertajuk Cash Flow Transformation beberapa waktu lalu.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengusaha UKM bahwa bisnis yang sehat adalah bisnis yang memiliki keuangan yang sehat. Mulai dari laba, penjualan hingga arus kas yang mampu membuat bisnis tersebut bertahan.
Kedua, pelatihan ini juga bertujuan melatih pengusaha UKM untuk memahami kesalahan fatal dalam mengelola keuangan. Ketiga, membangkitkan kemampuan pengusaha UKM dalam menciptakan kemampuan berkompetisi menghadapi pesaing asing yang sudah menjadi ancaman serius.
Keempat, membangun rasa percaya diri pengusaha UKM bahwa modal kerja yang mereka miliki sangat cukup apabila dikelola secara profesional. Terakhir, membangun kesadaran keuangan, penghematan, menjaga kualitas dan membantu para pengusaha UKM dalam menjadi pemimpin yang andal.
"Pelatihan profesional dapat mendatangkan banyak keuntungan positif, seperti sudut pandang yang baru terhadap tantangan, meningkatkan skill dalam mengambil keputusan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Tak hanya itu, mereka yang mengambil pelatihan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kepuasan dalam pekerjaan dan kehidupan, dan pencapaian goals setting," katanya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Senin (18/2/2019).
Data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2014 menyebutkan, Indonesia memiliki 57,9 juta UKM dan berkontribusi 58,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97,30% dari tenaga kerja.
Hanya saja, menurut keterangan Guru Besar Ekonomi di Universitas Padjajaran, Bandung, Yutun Wirasasmita, tingkat UKM yang tutup tergolong besar. "Tercatat, rata-rata 50% sampai 60% UKM menghentikan usahanya dalam tiga tahun pertama," ujarnya.
Pendiri dan CEO dari Top Coach Indonesia, Coach Tom MC Ifle, menambahkan berdasarkan riset Fundera tahun 2017, 82% penyebab kematian bisnis adalah akibat kehabisan modal. Sementara 46% dari bisnis kecil gagal karena ketidakmampuan mengelola manajemen secara profesional.
Prihatin melihat tingginya tingkat kematian UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia, Top Coach Indonesia sebagai wadah pelatihan business owners, entrepreneurs, entertainers, celebrities, chief executive, expert, therapist, professionals dan general public mengadakan sebuah pelatihan bertajuk Cash Flow Transformation beberapa waktu lalu.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengusaha UKM bahwa bisnis yang sehat adalah bisnis yang memiliki keuangan yang sehat. Mulai dari laba, penjualan hingga arus kas yang mampu membuat bisnis tersebut bertahan.
Kedua, pelatihan ini juga bertujuan melatih pengusaha UKM untuk memahami kesalahan fatal dalam mengelola keuangan. Ketiga, membangkitkan kemampuan pengusaha UKM dalam menciptakan kemampuan berkompetisi menghadapi pesaing asing yang sudah menjadi ancaman serius.
Keempat, membangun rasa percaya diri pengusaha UKM bahwa modal kerja yang mereka miliki sangat cukup apabila dikelola secara profesional. Terakhir, membangun kesadaran keuangan, penghematan, menjaga kualitas dan membantu para pengusaha UKM dalam menjadi pemimpin yang andal.
"Pelatihan profesional dapat mendatangkan banyak keuntungan positif, seperti sudut pandang yang baru terhadap tantangan, meningkatkan skill dalam mengambil keputusan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Tak hanya itu, mereka yang mengambil pelatihan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kepuasan dalam pekerjaan dan kehidupan, dan pencapaian goals setting," katanya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Senin (18/2/2019).
(ven)