Operasional Bisnis Pelindo Disamakan

Selasa, 19 Februari 2019 - 12:12 WIB
Operasional Bisnis Pelindo Disamakan
Operasional Bisnis Pelindo Disamakan
A A A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II bersama PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo III (Persero) dan PT Pelindo IV (Pesero) menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pembentukan Dewan Transformasi dalam rangka Implementasi Cluster Prioritas Pelindo Incorporated.

Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Berita Acara Hasil Rapat Koordinasi Pelindo II, Pelindo I, Pelindo III dan Pelindo IV, tentang tindak lanjut pembentukan Pelindo Incorporated.

Dewan Transformasi akan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Dewan Pengarah, Dewan Transformasi, tim Project Management Office (PMO), Dewan Pengarah Teknis, Kelompok Kerja (Pokja). Semuanya akan bekerja untuk memastikan bahwa rencana pembentukan Pelindo Incorporated berjalan sesuai rencana.

“Ketua Dewan Pengarah akan diisi oleh Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo II. Namun karena posisi Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo II belum terisi, maka sementara Direktur Operasi Pelindo II, Prasetyadi menjadi pelaksana tugas (Plt) Ketua Dewan Transformasi,” kata Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya di Jakarta, kemarin.

Elvyn menegaskan, prinsip pembentukan holding Pelindo Incorporated adalah collective value creation dan sinergi dari Pelindo II, Pelindo I, III, dan IV. Penggabungan ini diharapkan bisa membuat lingkup bisnis anak usaha lebih besar lagi.

“Setelah penggabungan usaha, Pelindo Incorporated akan melakukan standarisasi operasional bisnis secara menyeluruh. Khusus di internal IPC, standarisasi operasional sudah dilakukan. Holding juga akan menghitung valuasi secara keseluruhan, untuk menentukan kepemilikan saham dari penggabungan usaha tersebut,” jelas Elvyn.

Dalam kesempatan yang sama, PT Pertamina (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo I sampai dengan IV sepakat menjalin kerjasama bisnis dalam kerangka sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lebih kokoh. Dengan kerjasama ini, Pertamina dapat mengoptimalkan dan mendayagunakan aset pelabuhan Pelindo I-IV untuk pendistribusian energi.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan proses bisnis Pertamina dan Pelindo kenyataan memang saling beririsan. Pertamina dan Pelindo memiliki sumber daya, baik aset maupun unit kerja yang bisa disinergikan dan saling dimanfaatkan bersama. Sehingga diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan menciptakan efisiensi yang signifikan bagi operasional Pertamina dan Pelindo.

Menurut Rini, terlaksananya sinergi bisnis antara Pertamina dengan Pelindo I, II, III dan IV ini dapat meningkatkan ketahanan energi nasional. Seperti diketahui, pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis dunia yang akan menggerakkan perekonomian nasional, dengan kerjasama ini, distribusi energi di seluruh penjuru negeri diharapkan dapat semakin efektif dan efisien.

"Selain itu, penggunaan aset lahan dan pelabuhan juga dapat meningkatkan daya saing usaha BUMN untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif dengan biaya operasional yang efisien," kata Rini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, sinergi BUMN ini dilaksanakan dalam rangka membangun kekuatan bisnis yang lebih kokoh, efektif dan efisien. “Pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis dunia yang akan menggerakkan perekonomian nasional. Karena itu, Pertamina harus memastikan ketersediaan dan ketahanan energi di setiap pelabuhan di seluruh Indonesia. Dengan kerjasama ini, distribusi energi di seluruh pelabuhan akan semakin efektif dan efisien,” ujar Nicke.

Khusus untuk kerjasama bisnis yang sifatnya quick win, imbuh Nicke, akan dilakukan dalam tiga lini bisnis yakni penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh pelabuhan, penggunaan pelumas Pertamina serta pengembangan gas alam cair atau elenji (Liquefied Natural Gas/LNG) LNG Retail di Pelabuhan Benoa, Bali.

“Penggunaan BBM di kawasan pelabuhan yang dikelola Pelindo per tahun kurang lebih 360.000 KL (kilo liter). Sementara penggunaan pelumas kurang lebih 460 KL per tahun. Pertamina juga akan menindaklanjuti peningkatan kerjasama penggunaan dermaga, pelayana pandu dan tunda,” imbuh Nicke.

Secara keseluruhan, berbagai kerjasama bisnis Pertamina-Pelindo setidaknya meliputi 18 bidang antara lain pengoperasian tangki bahan bakar minyak (TBBM) dan gas di Belawan dan Kuala Tanjung, Pengoperasian Terminal Dumai, Pengembangan Water Front City Pekanbaru, Optimalisasi Pelabuhan Tanjung Intan, dan Pengembangan dermaga gospier.

Selain itu, Pertamina dan Pelindo juga sepakat untuk membangun Terminal LNG Teluk Lamong, Filing Station di Banjarmasin dan pengembangan Terminal Aspal Curah Cair di Benoa, Bali.

Di wilayah Indonesia Tmur, kerjasama Pertamina - Pelindo dilakukan untuk penyediaan listrik dan gas di Makasar New Port, instalasi LNG di kawasan Industri Palu, Makasar, Bitung dan Morotai, penyediaan lahan untuk Terminal Aspal di Samarinda, Makasar, dan Bitung serta penyediaan lahan untuk Terminal LPG di Balikpapan, Maumere, Ternate, Sorong, Manokwari, dan Merauke. Sementara di Gorontalo, Pertamina akan membangun fasilitas FSRU (Floating Storage Regasification Unit).

“Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholder agar kerjasama bisnis yang penting ini bisa berjalan dengan lancar. Semuanya untuk mewujudkan visi besar bersama membangun ketahanan dan kemandirian energi nasional sekaligus pemerataan energi untuk keadilan,” jelas Nicke.(Nanang Wijayanto)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4851 seconds (0.1#10.140)