Penyaluran Kredit Bank Danamon Tumbuh Dua Digit
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) mencatatkan laba bersih 2018 sebesar Rp3,9 triliun atau naik 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,7 triliun. Kenaikan laba bersih ditopang penyaluran kredit yang tumbuh dua digit, dimana kredit di luar pembayaran mikro tumbuh 12% menjadi Rp137,2 triliun.
Direktur Utama Bank Danamon Sing Seow Mah mengatakan, portofolio kredit Perbankan UKM tumbuh 10% menjadi Rp31,2 triliun. Portofolio Enterprise Banking, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11% menjadi Rp 41,5 triliun. "Sementara kredit Consumer Mortgage tumbuh 29% menjadi Rp 7,8 triliun," kata dia di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 13% secara keseluruhan menjadi Rp51,3 triliun pada akhir tahun 2018. Menurutnya, kenaikan dua digit ini didukung oleh pembiayaan baru Adira Finance yang tumbuh masing-masing sebesar 15% dan 23% untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
Adapun, pendapatan biaya yang tidak terkait kredit atau non-credit related fee income tumbuh 13% menjadi Rp 1,3 triliun. Kenaikan ini didukung oleh net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 24% menjadi Rp615 miliar. Pendapatan biaya dari Bancassurance juga naik 12% menjadi Rp384 miliar.
Di sisi lain, perseroan terus mempertahankan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Direktur Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengungkapkan, rasio kredit dalam perhatian khusus membaik menjadi 9,8% dibandingkan 11,0% setahun sebelumnya.
Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loans/NPL) ada di posisi 2,7% dibandingkan 2,8% di akhir tahun 2017. "Rasio Biaya Kredit (Cost of Credit Ratio) membaik menjadi 2,5% dibandingkan 2,8% pada tahun sebelumnya," ungkapnya.
Dengan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada 97,2%, likuiditas terkelola dengan baik. Untuk giro dan tabungan (CASA) naik stabil menjadi Rp 52,1 triliun, sementara rasio CASA berada di posisi 47,1%.
Sedangkan rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) juga tetap kuat untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dia menuturkan, CAR konsolidasian naik menjadi 22,2% pada akhir tahun 2018 dibandingkan 22,0% di tahun sebelumnya.
Bank juga mencatatkan kualitas aset yang lebih baik, ditandai dengan turunnya rasio biaya kredit (cost of credit ratio) sebesar 30 basis poin menjadi 2,5%. “Bank Danamon terus membukukan pertumbuhan laba dari inisiatif transformasi jangka panjang kami, dalam melakukan diversifikasi sumber pendapatan, memperkuat layanan nasabah, serta menerapkan solusi berbasis teknologi dan digital secara komprehensif,” pungkasnya.
Direktur Utama Bank Danamon Sing Seow Mah mengatakan, portofolio kredit Perbankan UKM tumbuh 10% menjadi Rp31,2 triliun. Portofolio Enterprise Banking, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11% menjadi Rp 41,5 triliun. "Sementara kredit Consumer Mortgage tumbuh 29% menjadi Rp 7,8 triliun," kata dia di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 13% secara keseluruhan menjadi Rp51,3 triliun pada akhir tahun 2018. Menurutnya, kenaikan dua digit ini didukung oleh pembiayaan baru Adira Finance yang tumbuh masing-masing sebesar 15% dan 23% untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
Adapun, pendapatan biaya yang tidak terkait kredit atau non-credit related fee income tumbuh 13% menjadi Rp 1,3 triliun. Kenaikan ini didukung oleh net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 24% menjadi Rp615 miliar. Pendapatan biaya dari Bancassurance juga naik 12% menjadi Rp384 miliar.
Di sisi lain, perseroan terus mempertahankan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Direktur Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengungkapkan, rasio kredit dalam perhatian khusus membaik menjadi 9,8% dibandingkan 11,0% setahun sebelumnya.
Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loans/NPL) ada di posisi 2,7% dibandingkan 2,8% di akhir tahun 2017. "Rasio Biaya Kredit (Cost of Credit Ratio) membaik menjadi 2,5% dibandingkan 2,8% pada tahun sebelumnya," ungkapnya.
Dengan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada 97,2%, likuiditas terkelola dengan baik. Untuk giro dan tabungan (CASA) naik stabil menjadi Rp 52,1 triliun, sementara rasio CASA berada di posisi 47,1%.
Sedangkan rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) juga tetap kuat untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dia menuturkan, CAR konsolidasian naik menjadi 22,2% pada akhir tahun 2018 dibandingkan 22,0% di tahun sebelumnya.
Bank juga mencatatkan kualitas aset yang lebih baik, ditandai dengan turunnya rasio biaya kredit (cost of credit ratio) sebesar 30 basis poin menjadi 2,5%. “Bank Danamon terus membukukan pertumbuhan laba dari inisiatif transformasi jangka panjang kami, dalam melakukan diversifikasi sumber pendapatan, memperkuat layanan nasabah, serta menerapkan solusi berbasis teknologi dan digital secara komprehensif,” pungkasnya.
(akr)