Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi Bersih Sungai

Kamis, 21 Februari 2019 - 19:31 WIB
Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi Bersih Sungai
Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi Bersih Sungai
A A A
JAKARTA - PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo ikut ambil bagian dalam peringatan Hari Peduli Sampah lewat kerja sama bersama para pecinta lingkungan sungai Ciliwung dan Yayasan Lintas Sungai Abadi (Yalisa) untuk mengajak bantaran sungai Ciliwung yang berada di Bojong, Bogor untuk ikut berpartisipasi kegiatan bersih-bersih Sungai Ciliwung.

Banyaknya sampah yang di Sungai, menuntut adanya pengelolaan sampah oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun institusi/lembaga terkait, serta kontribusi masyarakat. Lantaran itu, kegiatan rutin yang dilakukan setiap satu kali dalam sebulan ini bertujuan memberi pemahaman kepada warga yang ada di sepanjang sungai.

Dalam hal ini adalah membudayakan warga bantaran sungai ciliwung untuk tidak membuang sampah di sungai dan menerapkan pola kebiasaan yang baik untuk mengelola sampah. Direktur SDM dan Umum PT Askrindo, Firman Berahima mengatakan, bahwa dengan adanya kegiatan rutin Operasi Bersih Sungai ini akan membawa dampak yang baik, dimana budaya dan membentuk pola kebiasaan untuk menjaga lingkungan itu sangatlah susah. P

Pada Hari Peduli Sampah Nasional ini Askrindo berharap masyarakat khususnya yang tinggal di bantaran mampu membudayakan pengelolaan sampah. “Hal ini merupakan salah satu bentuk dari rasa peduli yang diwujudkan melalui aksi secara langsung. Mudah-mudahan masalah sampah dan kelestarian sungai dapat ditangani secara perlahan dan budaya tidak membuang sampah sungai dapat terwujud,” terang Firman.

Tiga belas tahun sudah Hari Peduli Sampah diperingati di Negeri Kita. Sejak tahun 2006, Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan setiap tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya. Ditetapkannya tanggal 21 Februari didasari peristiwa tragedi longsor sampah yang menimbun 3 kampung di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat.

Peristiwa tersebut terjadi pada 21 Februari 2005 yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Tujuannya adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang perlunya pengelolaan sampah yang serius agar tidak menjadi boomerang bagi manusia sebagai produsen sampah itu sendiri.

Literasi Pengelolaan Sampah


Sampah dan pengelolaannya sampai sekarang masih menjadi permasalahan bagi pemerintah. Perilaku yang belum membudayakan membuang sampah pada tempatnya menjadi alasan klasik masih banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik. Bahkan sering kali masyarakat membuang sampah di saluran air, seperti selokan dan sungai, tanpa berfikir bahwa sampah tersebut dapat menyebabkan banjir di kemudian hari yang merugikan masyarakat luas.

Melalui kegiatan Operasi Bersih Sungai Ciliwung (OBSC) yang dilakukan tiap bulan, Askrindo dan Yalisa konsisten berkontribusi untuk menjaga kelestarian sungai dengan terjun langsung ke sungai untuk memungut sampah, dimana sebelum kegiatan ini dimulai para aktivis dari Yalisa akan memberikan literasi secara lisan bagaimana pengelolaan sampah dan ajakan-ajakan tidak membuang sampah di sungai.

Ketua Yayasan Lintas Sungai Abadi Eka Soeriansyah menerangkan, bahwa kegiatan operasi bersih sungai sudah berjalan beberapa tahun belakang ini bertujuan mengurangi tumpukan sampah yang mengikis jalur sungai ciliwung.

“Kegiatan operasi bersih ini tujuannya adalah untuk mengajarkan kepada warga sekitar agar tidak merusak dan menunjukkan bahwa sungai ini lingkungan hidup, bukannya tempat sampah. Paling tidak kami sudah berusaha mengajak warga bantaran sungai yang berada di Bojong untuk lebih mencintai lingkungannya,” ujar Eka.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8350 seconds (0.1#10.140)