Ketegangan India-Pakistan Menyebar dari Pasar Asia ke Pasar Eropa

Rabu, 27 Februari 2019 - 18:11 WIB
Ketegangan India-Pakistan...
Ketegangan India-Pakistan Menyebar dari Pasar Asia ke Pasar Eropa
A A A
LONDON - Pasar saham Eropa dibuka melemah pada Rabu (27/2/2019), merespon ketegangan antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir. Angkatan Bersenjata Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India. Ini menjadi ketegangan terburuk setelah perang tahun 1971.

Melansir dari Reuters, pasar saham Eropa STOXX 600 turun 0,62% ke level 371,34. Semua indeks regional utama berada di zona merah. FTSE 100 yang diperdagangkan di London melemah 0,95%, bursa efek Jerman DAX turun 0,70% dan CAC yang diperdagangkan di Paris tergelincir 0,35%.

"Ketegangan India dan Pakistan menambah risiko bagi investor. Konflik dua negara tetangga ini membuat investor mengalihkan minatnya pada aset safe haven," kata Charles Saint-Arnaud, ahli strategi pasar modal di Lombar Odier, London.

Ketegangan tersebut juga membuat mata uang India dan Pakistan terpuruk. Merujuk dari Bloomberg, rupee India jatuh 0,21% menjadi 71,21 rupee per dolar Amerika Serikat, setelah kemarin berada di level 71,07. Rupee Pakistan juga jatuh sebesar 0,90% menjadi 139,41 PKR per USD, setelah kemarin ditutup di level 138,17 PKR.

Dan ketidakpastian global bisa meningkat seiring kenaikan harga minyak mentah. OPEC dan Rusia yang sedang mengadakan simposium di Riyadh, Arab Saudi, menyatakan tetap berpegang pada pemotongan pasokan minyak meski ada tekanan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sikap OPEC Plus membuat harga minyak mentah berjangka internasional, Brent naik 11 sen atau 0,21% ke level USD65,32 per barel.

Investor pun kini mengalihkan perhatian ke Hanoi, Vietnam. Presiden AS Donald Trump akan mengadakan pertemuan puncak kedua dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Amerika mendorong Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi. Investor berharap pertemuan ini memberi hasil positif sehingga bisa mengurangi risiko geopolitik dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2446 seconds (0.1#10.140)