Harga Minyak Menguat Karena OPEC Terus Pangkas Produksi
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah menguat pada awal Maret, Jumat (1/3/2019), karena OPEC terus memangkas produksi. Kondisi ini membuat pasar minyak kini menjadi ketat. Ikhtiar OPEC terus memotong produksi demi mengimbangi melonjaknya produksi dan pasokan minyak Amerika Serikat.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 19 sen atau 0,3% ke level USD57,41 per barel pada pukul 03:50 GMT. Harga minyak mentah Brent International bertambah 28 sen atau 0,4% menjadi USD66,59 per barel.
Harga minyak menguat seiring Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang terus memangkas produksi 1,2 juta barel per hari. Hal ini ditambah anjloknya ekspor minyak Venezuela hingga 40% menjadi 920.000 barel per hari, setelah AS menjatuhkan sanksi pada 28 Januari.
"Pasar minyak global sekarang lebih ketat daripada perkiraan banyak orang di awal tahun. Namun tetap harus memephatikan produksi dan pasokan dari AS," kata RBC Capital Markets.
Produksi minyak mentah Amerika Serikat pada Februari lalu, telah mencatat rekor baru sebesar 12 juta barel per hari. Dengan meningkatnya produksi, AS ingin mendorong ekspor minyak sebesar 3,6 juta barel per hari.
AS sendiri terus meningkatkan produksi karena memperkirakan permintaan minyak akan menurun, seiring kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Kekhawatiran soal ekonomi global seiring turunnya pertumbuhan ekonomi China, ekspor Korea Selatan yang mengalami kontraksi. Keduanya dikenal sebagai konsumen bahan bakar utama.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 19 sen atau 0,3% ke level USD57,41 per barel pada pukul 03:50 GMT. Harga minyak mentah Brent International bertambah 28 sen atau 0,4% menjadi USD66,59 per barel.
Harga minyak menguat seiring Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang terus memangkas produksi 1,2 juta barel per hari. Hal ini ditambah anjloknya ekspor minyak Venezuela hingga 40% menjadi 920.000 barel per hari, setelah AS menjatuhkan sanksi pada 28 Januari.
"Pasar minyak global sekarang lebih ketat daripada perkiraan banyak orang di awal tahun. Namun tetap harus memephatikan produksi dan pasokan dari AS," kata RBC Capital Markets.
Produksi minyak mentah Amerika Serikat pada Februari lalu, telah mencatat rekor baru sebesar 12 juta barel per hari. Dengan meningkatnya produksi, AS ingin mendorong ekspor minyak sebesar 3,6 juta barel per hari.
AS sendiri terus meningkatkan produksi karena memperkirakan permintaan minyak akan menurun, seiring kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Kekhawatiran soal ekonomi global seiring turunnya pertumbuhan ekonomi China, ekspor Korea Selatan yang mengalami kontraksi. Keduanya dikenal sebagai konsumen bahan bakar utama.
(ven)