Gubernur BI Perry Warjiyo Sebut Suku Bunga Hampir Capai Puncaknya
Gubernur BI Perry Warjiyo Sebut Suku Bunga Hampir Capai Puncaknya
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sudah hampir mencapai puncaknya. Saat ini, suku bunga BI sendiri tercatat sebesar 6% setelah tahun lalu telah mengalami kenaikan hingga 175 basis points (bps).
"Makanya karakteristiknya sekarang suku kebijakan BI, yang 6% sudah hampir mencapai puncaknya. Pada saat yang sama kita menambah likuiditas di pasar maupun di perbankan," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Sambung dia menerangkan, pihaknya bakal terus melakukan relaksasi pada kebijakan makro prudensial. Hal ini dalam upaya agar suku bunga yang ditahan tidak memberatkan perbankan Indonesia.
"Tentu saja kita sedang melakukan study untuk relaksasi kembali di sejumlah instrumen makro prudensial apakah yang terkait dengan rein atau rasio intermediasi perbankan atau maupun juga instrumen-instrumen makro prudential," jelasnya.
Salah satunya adalah mendorong penyaluran kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), lantaran peluang UMKM punya peran penting mendorong ekspor dan pariwisata. "Baru yang kami memang sedang studi untuk mendorong penyaluran kredit khususnya di sektor sektor prioritas seperti UMKM ekspor maupun pariwisata," tandasnya.
Selain karena kebijakan moneter The Fed yang dinilai lebih moderat tahun ini, inflasi yang tetap rendah di 2019, yaitu di titik tengah kisaran target 3,5 plus minus 1 persen menjadi faktor pertimbangan lain mengapa BI mungkin tidak akan mengerek suku bunga seagresif tahun lalu.
"Makanya karakteristiknya sekarang suku kebijakan BI, yang 6% sudah hampir mencapai puncaknya. Pada saat yang sama kita menambah likuiditas di pasar maupun di perbankan," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Sambung dia menerangkan, pihaknya bakal terus melakukan relaksasi pada kebijakan makro prudensial. Hal ini dalam upaya agar suku bunga yang ditahan tidak memberatkan perbankan Indonesia.
"Tentu saja kita sedang melakukan study untuk relaksasi kembali di sejumlah instrumen makro prudensial apakah yang terkait dengan rein atau rasio intermediasi perbankan atau maupun juga instrumen-instrumen makro prudential," jelasnya.
Salah satunya adalah mendorong penyaluran kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), lantaran peluang UMKM punya peran penting mendorong ekspor dan pariwisata. "Baru yang kami memang sedang studi untuk mendorong penyaluran kredit khususnya di sektor sektor prioritas seperti UMKM ekspor maupun pariwisata," tandasnya.
Selain karena kebijakan moneter The Fed yang dinilai lebih moderat tahun ini, inflasi yang tetap rendah di 2019, yaitu di titik tengah kisaran target 3,5 plus minus 1 persen menjadi faktor pertimbangan lain mengapa BI mungkin tidak akan mengerek suku bunga seagresif tahun lalu.
(akr)
Explore More