Gubernur BI: Peredaran Uang Palsu Jangan Dikaitkan Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Peredaran uang palsu (upal) belakangan semakin marak dan meresahkan masyarakat. Meningkatnya peredaran uang rupiah yang tidak sah tersebut, disinyalir karena semakin dekatnya pesta demokrasi alias pemilihan umum (Pemilu), baik pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
Namun dugaan tersebut ditampik Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia menegaskan peredaran uang palsu jangan dikaitkan dengan Pemilu. Karena peredaran uang palsu sudah terjadi jauh sebelum pesta demokrasi pada 17 April mendatang.
"Dan kami sudah melakukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa peredaran uang palsu ini bisa dideteksi dan ditangani. Sebelum mendekati Pemilu, itu (uang palsu) sudah beredar, jadi enggak usah dikait-kaitkan dengan Pemilu," tegas Perry di Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Adapun langkah untuk mendeteksi dan menangani upal ini, Bank Indonesia sudah berkoordinasi dengan pemerintah, yaitu bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanganan Uang Palsu dalam menindak tegas oknum yang tidak bertanggung jawab.
Namun dugaan tersebut ditampik Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Ia menegaskan peredaran uang palsu jangan dikaitkan dengan Pemilu. Karena peredaran uang palsu sudah terjadi jauh sebelum pesta demokrasi pada 17 April mendatang.
"Dan kami sudah melakukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa peredaran uang palsu ini bisa dideteksi dan ditangani. Sebelum mendekati Pemilu, itu (uang palsu) sudah beredar, jadi enggak usah dikait-kaitkan dengan Pemilu," tegas Perry di Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Adapun langkah untuk mendeteksi dan menangani upal ini, Bank Indonesia sudah berkoordinasi dengan pemerintah, yaitu bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanganan Uang Palsu dalam menindak tegas oknum yang tidak bertanggung jawab.
(ven)