Peningkatan Produksi Jagung Dinilai Berkat Sinergi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan), dinilai berhasil membangun sinergi bersama daerah guna merealisasikan produksi jagung yang optimal. Walaupun sempat terjadi polemik impor jagung, namun dibandingkan dengan catatan produksi maka kuantitasnya tetap dapat dikategorikan telah swasembada.
Hal tersebut dikemukakan politisi Partai Golkar Roem Kono, Sabtu (2/3/2019) yang menurutnya kinerja Kementan dalam meningkatkan produktivitas jagung nasional patut disokong seluruh pihak. Bukan hanya pemerintah daerah. "Terutama sesama pemerintah pusat ya. Kalau juga ada masalah jagung, sebaiknya dicari jalan keluar sesama lembaga pemerintah," jelasnya
Terkait sempat ramainya beberapa waktu lalu tentang impor jagung, Roem Kono menganggap, hal tersebut sebenarnya tak perlu dianggap sebagai keputusan yang menjadi 'big problem'. "Tahun lalu dan 2019 kan kita memasuki panen raya jagung. Impor itu kan tidak seterusnya. Hanya sesekali sebab mendesak. Daerah-daerah seperti Gorontalo dan di Jawa Timur kan sudah panen raya jagung," kata Roem Kono.
Lebih lanjut Ia mengimbau, agar jangan panik tentang ketersediaan jagung sebab isu impor. Stok jagung domestik cukup aman jika mencermati hasil panen terlaksana. Guna diketahui, panen raya jagung di awal tahun 2019 kembali terwujud di provinsi Gorontalo. Panen raya jagung di Gorontalo diperkirakan mencapai 1,7 juta ton pipilan kering (PK).
Jumlah produksi panen jagung di Gorontalo pada tahun ini, kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, melonjak mencapai 70%. Maka itu hasil panen jagung dari Gorontalo dipersiapkan untuk ekspor ke Filipina sebanyak 150 ribu ton. Volume ekspor tersebut lebih besar dari tahun lalu yakni 113 ribu ton.
Hal tersebut dikemukakan politisi Partai Golkar Roem Kono, Sabtu (2/3/2019) yang menurutnya kinerja Kementan dalam meningkatkan produktivitas jagung nasional patut disokong seluruh pihak. Bukan hanya pemerintah daerah. "Terutama sesama pemerintah pusat ya. Kalau juga ada masalah jagung, sebaiknya dicari jalan keluar sesama lembaga pemerintah," jelasnya
Terkait sempat ramainya beberapa waktu lalu tentang impor jagung, Roem Kono menganggap, hal tersebut sebenarnya tak perlu dianggap sebagai keputusan yang menjadi 'big problem'. "Tahun lalu dan 2019 kan kita memasuki panen raya jagung. Impor itu kan tidak seterusnya. Hanya sesekali sebab mendesak. Daerah-daerah seperti Gorontalo dan di Jawa Timur kan sudah panen raya jagung," kata Roem Kono.
Lebih lanjut Ia mengimbau, agar jangan panik tentang ketersediaan jagung sebab isu impor. Stok jagung domestik cukup aman jika mencermati hasil panen terlaksana. Guna diketahui, panen raya jagung di awal tahun 2019 kembali terwujud di provinsi Gorontalo. Panen raya jagung di Gorontalo diperkirakan mencapai 1,7 juta ton pipilan kering (PK).
Jumlah produksi panen jagung di Gorontalo pada tahun ini, kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, melonjak mencapai 70%. Maka itu hasil panen jagung dari Gorontalo dipersiapkan untuk ekspor ke Filipina sebanyak 150 ribu ton. Volume ekspor tersebut lebih besar dari tahun lalu yakni 113 ribu ton.
(akr)