Kuala Tanjung Multi Purpose Terminal Siap Jadi Pelabuhan Hub Internasional
A
A
A
JAKARTA - Kuala Tanjung Multi Purpose Terminal (KMTM) atau Pelabuhan Kuala Tajung, Sumatera Utara, dipastikan siap menjadi pelabuhan hub internasional. Keberadaan pelabuhan ini diharapkan dapat menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing logistik Indonesia dengan negara-negara lain di dunia.
"Kami memastikan bahwa fasilitas dan pembangunan ini berjalan dengan baik juga memiliki kapasitas yang bagus. Oleh karenanya kita ingin melakukan suatu percepatan ekspor dan dijadikan sebagai HUB internasional selain Tanjung Priok," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Minggu (3/3/2019).
Pelabuhan Kuala Tanjung sudah beroperasi sejak Desember 2018 dan telah melakukan ekspor perdananya sebanyak 205 TEUs dengan menggunakan Kapal Wan Hai Lines 505. Ekspor kedua dilakukan pada tanggal 14 Februari 2019 dengan menggunakan Kapal Wan Hai Lines 507 dan membawa muatan 261 TEUs. Semua kegiatan ekspor tersebut telah direct call atau pengiriman dilakukan langsung ke berbagai negara di Asia, seperti China, Singapura, Malaysia, India, dan negara lainnya tanpa perlu transit.
Menhub mengatakan, Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi hub bagi pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di Pulau Sumatera. Pelabuhan ini memiliki dua fungsi yaitu, pertama sebagai pusat alih muatan kapal (transhipment) dan kedua sebagai pelabuhan industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Keberadaan pelabuhan ini diharapkan menekan biaya logistik sekaligus meningkatkan daya saing logistik Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah tengah menyiapkan tujuh pelabuhan yang akan menjadi hub internasional, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Tanjung Perak di Surabaya, Kijing di Pontianak, Bitung di Sulawesi Utara, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong.
Sementara Menko Maritim Luhut Panjaitan menuturkan bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung ini dapat mengefesiensikan biaya transportasi. Menurutnya biaya tersebut akan sangat mempengaruhi harga barang dan sembako agar lebih terjangkau.
Selain itu, keberadaan pelabuhan ini juga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas kapal di Pelabuhan Belawan. Terkait peresmian, Luhut mengatakan masih akan dirapatkan terlebih dahulu, namun diusahakan dalam waktu dekat ini.
"Pelabuhan Ini sudah jadi dan sudah siap. Mengenai kapal dimaksimalkan karena pelabuhan ini bagus mempunyai kedalaman 17 meter dan kapalnya super besar. Semua ujung-ujungnya efisiensi, nanti kelapa sawit juga harus di sini. Juga mengurangi kepadatan lalu lintas di Medan," tutur Luhut.
Kedepannya, Kuala Tanjung ini akan memfokuskan untuk general kargo domestik dan akan melakukan kegiatan ekspor kembali dengan menggunakan Kapal Wan Hai pada Bulan Maret 2019.
Saat ini, Pelabuhan Kuala Tanjung telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dan didukung sistem IT yang terintegrasi. Selain itu, untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, Pelabuhan Kuala Tanjung akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
Pelabuhan ini berkapasitas 600.000 TEUs juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
"Kami memastikan bahwa fasilitas dan pembangunan ini berjalan dengan baik juga memiliki kapasitas yang bagus. Oleh karenanya kita ingin melakukan suatu percepatan ekspor dan dijadikan sebagai HUB internasional selain Tanjung Priok," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Minggu (3/3/2019).
Pelabuhan Kuala Tanjung sudah beroperasi sejak Desember 2018 dan telah melakukan ekspor perdananya sebanyak 205 TEUs dengan menggunakan Kapal Wan Hai Lines 505. Ekspor kedua dilakukan pada tanggal 14 Februari 2019 dengan menggunakan Kapal Wan Hai Lines 507 dan membawa muatan 261 TEUs. Semua kegiatan ekspor tersebut telah direct call atau pengiriman dilakukan langsung ke berbagai negara di Asia, seperti China, Singapura, Malaysia, India, dan negara lainnya tanpa perlu transit.
Menhub mengatakan, Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi hub bagi pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di Pulau Sumatera. Pelabuhan ini memiliki dua fungsi yaitu, pertama sebagai pusat alih muatan kapal (transhipment) dan kedua sebagai pelabuhan industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Keberadaan pelabuhan ini diharapkan menekan biaya logistik sekaligus meningkatkan daya saing logistik Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah tengah menyiapkan tujuh pelabuhan yang akan menjadi hub internasional, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Tanjung Perak di Surabaya, Kijing di Pontianak, Bitung di Sulawesi Utara, Pelabuhan Makassar, dan Pelabuhan Sorong.
Sementara Menko Maritim Luhut Panjaitan menuturkan bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung ini dapat mengefesiensikan biaya transportasi. Menurutnya biaya tersebut akan sangat mempengaruhi harga barang dan sembako agar lebih terjangkau.
Selain itu, keberadaan pelabuhan ini juga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas kapal di Pelabuhan Belawan. Terkait peresmian, Luhut mengatakan masih akan dirapatkan terlebih dahulu, namun diusahakan dalam waktu dekat ini.
"Pelabuhan Ini sudah jadi dan sudah siap. Mengenai kapal dimaksimalkan karena pelabuhan ini bagus mempunyai kedalaman 17 meter dan kapalnya super besar. Semua ujung-ujungnya efisiensi, nanti kelapa sawit juga harus di sini. Juga mengurangi kepadatan lalu lintas di Medan," tutur Luhut.
Kedepannya, Kuala Tanjung ini akan memfokuskan untuk general kargo domestik dan akan melakukan kegiatan ekspor kembali dengan menggunakan Kapal Wan Hai pada Bulan Maret 2019.
Saat ini, Pelabuhan Kuala Tanjung telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dan didukung sistem IT yang terintegrasi. Selain itu, untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, Pelabuhan Kuala Tanjung akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
Pelabuhan ini berkapasitas 600.000 TEUs juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
(fjo)