Kementan Gelontorkan Bantuan Alsintan ke Minahasa Tenggara
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, pada tahun 2019 mendapatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Di antaranya 10 unit hand tractor, 25 unit pompa air, serta lima unit kultivator.
Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan, dalam APBN 2019, DPR bersama pemerintah menyiapkan hampir Rp4,9 triliun untuk Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab mengurusi alsintan dan irigasi tersier.
Tak hanya itu, DPR dan pemerintah juga menetapkan pagu subsidi pupuk tahun anggaran 2019 sebanyak 9,55 juta ton atau setara dengan Rp29,5 triliun, baik untuk pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK maupun organik.
"Besarnya anggaran yang digelontorkan sejalan dengan misi besar Indonesia untuk menggenjot produktivitas padi dari sekitar 56,54 juta ton pada 2018 mencapai 84 juta ton di 2019, jagung 33 juta ton, kedelai 2,80 juta ton, bawang merah 1,41 juta ton, cabai 2,29 juta ton, dan bawang putih 0,079 juta ton," jelas Sarwo Edhy, Senin (4/3/2019).
Tak hanya di Kabupaten Minahasa Tenggara, lanjut Sarwo, pendistribusian alsintan juga dilakukan ke berbagai daerah lainnya, khususnya daerah dengan potensi pertanian yang besar. Sudah ratusan ribu traktor yang disebar ke seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote.
"Berbagai fasilitas yang telah diberikan kepada para Gapoktan, hendaknya bisa dirawat dengan baik. Jangan sampai bantuan tersebut menjadi sia-sia. Karena yang rugi bukan hanya para petani, melainkan juga bangsa Indonesia," pungkas Sarwo Edhy.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara Elly Sangian mengatakan, bantuan tersebut akan diberikan kepada kelompok tani yang telah melewati proses verifikasi dari pihaknya.
"Bantuan alsintan ini akan diberikan kepada para kelompok tani yang telah mengajukan permohonan bantuan. Namun kami akan melakukan verifikasi terlebih dahulu. Selain itu juga ada peralatan khusus untuk memudahkan para petani saat menanam, atau memanen hasil produksi mereka," ujarnya.
Ia mengakui dengan penggunaan alsintan oleh para petani, berdampak pada peningkatan produksi dari para kelompok tani. Sebab, dari sebelumnya menanam hanya 1-2 kali, kini bisa 2-3 kali tanam.
"Selain terjadi peningkatan produksi, juga meminimalisir biaya yang dikeluarkan para petani serta tidak memakan waktu saat masa tanam, atau pada masa panen," tandasnya.
Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan, dalam APBN 2019, DPR bersama pemerintah menyiapkan hampir Rp4,9 triliun untuk Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab mengurusi alsintan dan irigasi tersier.
Tak hanya itu, DPR dan pemerintah juga menetapkan pagu subsidi pupuk tahun anggaran 2019 sebanyak 9,55 juta ton atau setara dengan Rp29,5 triliun, baik untuk pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK maupun organik.
"Besarnya anggaran yang digelontorkan sejalan dengan misi besar Indonesia untuk menggenjot produktivitas padi dari sekitar 56,54 juta ton pada 2018 mencapai 84 juta ton di 2019, jagung 33 juta ton, kedelai 2,80 juta ton, bawang merah 1,41 juta ton, cabai 2,29 juta ton, dan bawang putih 0,079 juta ton," jelas Sarwo Edhy, Senin (4/3/2019).
Tak hanya di Kabupaten Minahasa Tenggara, lanjut Sarwo, pendistribusian alsintan juga dilakukan ke berbagai daerah lainnya, khususnya daerah dengan potensi pertanian yang besar. Sudah ratusan ribu traktor yang disebar ke seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote.
"Berbagai fasilitas yang telah diberikan kepada para Gapoktan, hendaknya bisa dirawat dengan baik. Jangan sampai bantuan tersebut menjadi sia-sia. Karena yang rugi bukan hanya para petani, melainkan juga bangsa Indonesia," pungkas Sarwo Edhy.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara Elly Sangian mengatakan, bantuan tersebut akan diberikan kepada kelompok tani yang telah melewati proses verifikasi dari pihaknya.
"Bantuan alsintan ini akan diberikan kepada para kelompok tani yang telah mengajukan permohonan bantuan. Namun kami akan melakukan verifikasi terlebih dahulu. Selain itu juga ada peralatan khusus untuk memudahkan para petani saat menanam, atau memanen hasil produksi mereka," ujarnya.
Ia mengakui dengan penggunaan alsintan oleh para petani, berdampak pada peningkatan produksi dari para kelompok tani. Sebab, dari sebelumnya menanam hanya 1-2 kali, kini bisa 2-3 kali tanam.
"Selain terjadi peningkatan produksi, juga meminimalisir biaya yang dikeluarkan para petani serta tidak memakan waktu saat masa tanam, atau pada masa panen," tandasnya.
(fjo)