PLN Dukung Keberadaan Cold Storage untuk Produk Perikanan

Selasa, 05 Maret 2019 - 19:31 WIB
PLN Dukung Keberadaan Cold Storage untuk Produk Perikanan
PLN Dukung Keberadaan Cold Storage untuk Produk Perikanan
A A A
JAKARTA - Kehadiran cold storage atau gudang berpendingin di industri perikanan, baik perikanan laut maupun tambak dinilai sangat krusial. Keberadaan cold storage memungkinkan nelayan atau petambak menyimpan hasil tangkapannya lebih lama sehingga nilai ekonomisnya tak menyusut.

"Karena jika dalam empat jam setelah ditangkap tidak cepat diturunkan suhunya, akan terjadi perubahan fisik, terjadi perkembangan bakteri. Di sini peran penting cold storage pascapenangkapan atau pascapanen," jelas Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni di Jakarta, Selasa (5/3/2019).

PT PLN (Persero) memahami pentingnya penyediaan cold storage di Indonesia. Karena itu PLN terus berupaya meningkatkan pasokan dan ketersediaan listrik untuk operasional cold storage.

"Kami menyediakan listrik untuk floating cold storage pertama di Indonesia milik PT Perikanan Nusantara (persero) di Pelabuhan Untia, Makassar, Sulawesi Selatan. Pasokan listrik PLN ke Floating Cold Storage tersebut mencapai 240 kiloVolt Amper (kVA) menggunakan alat Automatic Secionalizing Switch. Pasokan listrik ke cold storage terapung ini merupakan pertama kalinya di Indonesia," jelas Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka.

Sebelumnya, pada Juni 2017 PLN bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan memenuhi kebutuhan tenaga listrik di setiap lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT). Dalam kerja sama itu, PLN menyediakan listrik di 12 pulau kecil serta kawasan perbatasan yang meliputi Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur dan Sabang.

"Proyek ini juga digunakan untuk pengoperasian cold storage, tempat singgah nelayan, pabrik es, sumur, gudang rumput laut hingga tambak serba guna," papar Made.

Dengan menggunakan listrik PLN dibandingkan genset, pengelola cold storage memperoleh manfaat berlipat. Antara lain dari nilai tambah secara ekonomis, produk perikanan yang lebih tahan lama, dan bisa diolah menjadi fillet, nugget, dan bakso udang/ikan.

Made menambahkan, PLN juga sudah menyiapkan fasilitas kelistrikan untuk pulau-pulau terluar di Indonesia, termasuk yang terpisah dari daratan. Sistem yang digunakan adalah island system, yang berarti sistem kelistrikan tersebut hanya berlaku di pulau atau daerah tersebut.

"Operasionalisasinya menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Karena itu disesuaikan dengan sumber energi yang tersedia apakah dari energi matahari (surya) atau tenaga angin, maka akan menjadi tenaga hybrid yang menjadikannya sebagai energy mix (bauran energi)," jelas Made.

Dengan penyediaan listrik di wilayah Indonesia Timur, maka peluang untuk membangun cold storage, menjadi implementasi juga dari program pengadaan listrik 35.000 MW.

Branch Manager PT Perikanan Nusantara Cabang Makassar Ferdinand Wenno mengatakan, sebelum didukung PLN, biaya operasional kapal floating cold storage Perinus yang sudah bersandar di Untia selama setahun sangat mahal. "Karena memakai genset solar, biaya operasional dan pemeliharaannya mencapai Rp200 juta per bulan," urai Ferdinand.

Dengan perhitungan menyala 250 jam, penggunaan listrik dari PLN menjadikan Perinus menghemat Rp138 juta per bulannya. Besarnya penghematan ini juga dirasakan oleh anggota ARPI. Penghematan penggunaan listrik PLN untuk cold storage mencapai dua kali lipat. Penggunaan cold storage menurut Hasan juga terbukti mampu menunjang pertumbuhan bisnis nelayan setempat sekitar 5-6%.

Mengutip data ARPI Oktober 2017, kapasitas cold storage untuk perikanan mencapai 200.000 ton, masih jauh dari kebutuhan nasional yang memerlukan kapasitas penyimpanan 1,7 juta ton.

Daerah-daerah yang urgent membutuhkan cold storage di timur antara lain NTB dari Lombok sampai Sumbawa, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Sulawesi Utara sampai Selatan, Maluku mencakup Ambon dan Ambon Utara, lalu Papua di Sorong dan Timika. Demikian juga daerah Sumatera membutuhkan cold storage untuk hasil pertanian seperti Lampung, Palembang, dan Riau.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6601 seconds (0.1#10.140)