Kaum Ultra-Kaya Juga Tak Kebal Gejolak Ekonomi Dunia
Kaum Ultra-Kaya Juga Tak Kebal Gejolak Ekonomi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Forbes kembali merilis daftar orang terkaya dunia untuk tahun 2019. Forbes menyebutkan bahwa pada tahun kedua dalam satu dekade ini, baik jumlah miliarder dan total kekayaannya menyusut. Hal itu membuktikan bahwa orang terkaya dunia pun tidak kebal terhadap gejolak ekonomi dan pasar saham yang melemah.
Menurut perhitungan terakhir Forbes, terdapat sebanyak 2.153 miliarder dalam daftar tersebut, berkurang 55 orang dari tahun lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 994 atau 46% di antaranya menjadi lebih miskin (secara relatif) dibandingkan tahun lalu.
Secara total, kaum ultra-kaya dunia tersebut bernilai USD8,7 triliun (sekitar Rp121.800 triliun), turun USD400 miliar (sekitar Rp5.600 triliun) dari 2018. Forbes juga mencatat, secara keseluruhan 11% dari mereka yang terdaftar tahun lalu, atau sebanyak 247 orang, terdepak dari daftar, terbesar sejak 2009 di puncak krisis keuangan global.
Forbes juga menyebutkan bahwa kawasan Asia-Pasifik adalah yang paling terpukul, di mana jumlah miliarder yang memiliki kekayaan di angka USD10 miliar berkurang sebanyak 60 orang. Penurunan itu dipimpin oleh China, jumlah miliardernya berkurang 49 orang dari setahun lalu.
Eropa, Timur Tengah dan Afrika juga kehilangan posisi. Benua Amerika, digerakkan oleh Brasil yang bangkit kembali, dan AS adalah dua wilayah yang memiliki lebih banyak miliarder dibandingkan tahun lalu. Saat ini terdapat 607 orang miliarder di AS, di mana 14 di antaranya termasuk dalam 20 orang terkaya dunia.
Kendati dalam kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan, pengusaha yang cerdas dan tak kenal lelah tetap menemukan cara baru untuk menjadi kaya. Forbes menunjukkan 195 pendatang baru yang bergabung dalam daftar orang terkaya dunia.
Pendatang baru terkaya adalah Colin Huang, pendiri retailer web diskon Pinduoduo yang go public di AS pada Juli lalu. Pendatang baru terkenal lainnya termasuk Daniel Ek dan Martin Lorentzon dari Spotify; James Monsees dan Adam Bowen dari Juul Labs, Daniel Lubetzky dari Kind Bar dan bintang baru di bisnis kosmetik dunia, Kylie Jenner, yang merupakan miliarder termuda di dunia pada usia 21.
Menurut perhitungan terakhir Forbes, terdapat sebanyak 2.153 miliarder dalam daftar tersebut, berkurang 55 orang dari tahun lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 994 atau 46% di antaranya menjadi lebih miskin (secara relatif) dibandingkan tahun lalu.
Secara total, kaum ultra-kaya dunia tersebut bernilai USD8,7 triliun (sekitar Rp121.800 triliun), turun USD400 miliar (sekitar Rp5.600 triliun) dari 2018. Forbes juga mencatat, secara keseluruhan 11% dari mereka yang terdaftar tahun lalu, atau sebanyak 247 orang, terdepak dari daftar, terbesar sejak 2009 di puncak krisis keuangan global.
Forbes juga menyebutkan bahwa kawasan Asia-Pasifik adalah yang paling terpukul, di mana jumlah miliarder yang memiliki kekayaan di angka USD10 miliar berkurang sebanyak 60 orang. Penurunan itu dipimpin oleh China, jumlah miliardernya berkurang 49 orang dari setahun lalu.
Eropa, Timur Tengah dan Afrika juga kehilangan posisi. Benua Amerika, digerakkan oleh Brasil yang bangkit kembali, dan AS adalah dua wilayah yang memiliki lebih banyak miliarder dibandingkan tahun lalu. Saat ini terdapat 607 orang miliarder di AS, di mana 14 di antaranya termasuk dalam 20 orang terkaya dunia.
Kendati dalam kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan, pengusaha yang cerdas dan tak kenal lelah tetap menemukan cara baru untuk menjadi kaya. Forbes menunjukkan 195 pendatang baru yang bergabung dalam daftar orang terkaya dunia.
Pendatang baru terkaya adalah Colin Huang, pendiri retailer web diskon Pinduoduo yang go public di AS pada Juli lalu. Pendatang baru terkenal lainnya termasuk Daniel Ek dan Martin Lorentzon dari Spotify; James Monsees dan Adam Bowen dari Juul Labs, Daniel Lubetzky dari Kind Bar dan bintang baru di bisnis kosmetik dunia, Kylie Jenner, yang merupakan miliarder termuda di dunia pada usia 21.
(fjo)
Explore More